Monday, September 3, 2012

SERPIHAN HATI

Posted by Devy Ratriana Amiati at 8:23 AM 0 comments

Masih hangat nama itu dalam qolbu ku
Tersisa, dan melekat meski semua telah hilang
Hanya tinggal satu
Do’a pun terfocus pada satu
Namun sayang dari sempurnanya do’a
Terdesir keganjalan yang membuat kecewa
Tapi rasa tidaklah berkurang
Aneh.. Baiknya dibuang
Namun, sepertinya kini waktunya aku benar-benar sendiri
Menyepi..
Dan lagi-lagi yang akan jadi senjata hanya do’a
Do’a pelipur lara
Do’a penuh syair kecintaan diri yang sangat pada Illahi
Do’a agar menjadi hamba-hamba yang selalu mensyukuri pemberian
Dan satu kata
“SEMANGAT untuk Jiwa”

QOLBU

Posted by Devy Ratriana Amiati at 7:28 AM 0 comments

Ku tatap bintang yang bertaburan di langit
Ku gayuh sepeda mini ku
Sembari menangis tersedu-sedu pergi ke rumah itu
Ku gayuh dengan hati yang begitu syahdu
Berharap menemukan jawaban
Ku tatap tuhan ku dalam qolbu
Serasa Dia menemani ku
Menghangatkan badan ku yang kedinginan
Ku termenung sejenak
Ku perpanjang dzikir pagi ku
Seraya berharap ada ketenangan
Yah.. inilah perjalanan panjang
Tersadar diri muncul suatu ungkapan
“surga itu harganya mahal
perlu diperjuangkan meski hati tersakiti”
Ku tadahkan tangan ku
Memohon perlindungan dan kesabaran
Ku panjatkan semua cita-cita ku
Dengan air mata yang mengalir deras
Yakin ku suatu saat nanti akan ada seseorang
Yang mendukung penuh perjuangan ku
Untuk masyarakat dan umat ini
Lakukan semampumu, sebisamu
Selagi udara masih dapat kau hirup
Dan Allah yang akan menjagamu

Perjuangan Pola Fikir 3 Dimensi

Posted by Devy Ratriana Amiati at 7:19 AM 0 comments


            Mencapai taubatan nasuhah yang sebenar-benarnya bukanlah perkara mudah, terlebih bila lingkungan sekitar masih terkuasai kamus keduniaan. Pola fikir 3 dimensi yang diajarkan guru ngaji saya mengajarkan betapa pentingnya manusia meyakini perjanjian antara diri dan Allah swt saat di alam roh meski tak sedikitpun kita mengingatnya. Juga menyadari bagaimana perjalanan ini memanglah cukup panjang dan penuh lika liku kehidupan hingga bila kita tak menyadari bahwa semua kesenangan ini adalah ujian maka akan tersesat sejauh jauhnya. Selain itu mencoba menerawang jauh bagaimana dan apa yang akan Allah berikan pada kita nanti di akhirat juga sebagai wujud dari pemikiran ini.
            Pemikiran ini memang cukup aneh, aneh untuk saya juga aneh untuk orang disekitar saya. Bila mana pola fikir ini tiap langkah selalu menjadi acuan dalam gerak gerik perjuangan, maka kehidupan ini tidak akan menyimpang dari kaidah Al Quran dan Asunnah. Dan dari penerapan inilah, rasanya diri ini menjadi terasing. Saat orang-orang disekitar berkata A, B, C, D, dst hati dan pemikiran seolah berdiskusi dengan sesuatu yang semu di alam lain, dari situ tindakan-tindakan yang akan dilakukan, dan ucapan yang akan diucapkan menjadi terarah.
            Demi Allah.. kadang orang yang sampai pada pemikiran ini diajak ngobrol selalu menganggap diri ini sok suci, dan nglantur kemana-mana padahal sungguh pemikiran ini seolah menghadirkan Allah dalam setiap langkah, menjadikan Allah penengah, dan pemberi keputusan dari segala persoalan.
            Terpatrinya pola fikir ini membuat setiap orang tidak pernah merasa kesepian, dzikir yang terus terpanjat, dan Al Quran yang selalu menjadi sahabat seolah menepis semua kesepian dalam keadaan apapun. Saat nonton acaranya Ustadz Yusuf Mansur tentang bagaimana dia yang tak punya uang, lalu segera mengambil air wudhu dan sholat untuk mengadu pada Allah seolah bagi sebagian orang itu lelucon dan membuang-buang waktu, tapi kedahsyatan pola fikir 3 dimensi yang salah satunya dilakukan Ustadz Yusuf Mansur itu benar-benar ada.
            Allah akan menjamin hidup kita, segala persoalan itu mudah bagiNya. Saat mengadu pada orang lain kita pun akan mengalami apa yang dimanakan “Krisis Kepercayaan” tapi cobalah mengadu pada Allah segala keluh kesah dan apa saja yang diingiinginkan, itu akan lebih afdhol dan ketenangan yang dicapai pun akan sangat maksimal meskipun masalah belum terselesaikan. Karena dengan ketenangan fikiran yang Allah berikan masalah akan lebih mudah difikir secara rasional, dan segera ditemukannya solusi dari persoalan tersebut.
            Maha Suci Allah.. semoga kematian dalam limpahan rahmat nantinya akan benar-benar terwujud, dan semoga kita semua termasuk golongan orang yang sabar yang tak terhinakan di hari akhir nantinya. Amin Ya Robbal ‘Alamin

Monday, September 3, 2012

SERPIHAN HATI


Masih hangat nama itu dalam qolbu ku
Tersisa, dan melekat meski semua telah hilang
Hanya tinggal satu
Do’a pun terfocus pada satu
Namun sayang dari sempurnanya do’a
Terdesir keganjalan yang membuat kecewa
Tapi rasa tidaklah berkurang
Aneh.. Baiknya dibuang
Namun, sepertinya kini waktunya aku benar-benar sendiri
Menyepi..
Dan lagi-lagi yang akan jadi senjata hanya do’a
Do’a pelipur lara
Do’a penuh syair kecintaan diri yang sangat pada Illahi
Do’a agar menjadi hamba-hamba yang selalu mensyukuri pemberian
Dan satu kata
“SEMANGAT untuk Jiwa”

QOLBU


Ku tatap bintang yang bertaburan di langit
Ku gayuh sepeda mini ku
Sembari menangis tersedu-sedu pergi ke rumah itu
Ku gayuh dengan hati yang begitu syahdu
Berharap menemukan jawaban
Ku tatap tuhan ku dalam qolbu
Serasa Dia menemani ku
Menghangatkan badan ku yang kedinginan
Ku termenung sejenak
Ku perpanjang dzikir pagi ku
Seraya berharap ada ketenangan
Yah.. inilah perjalanan panjang
Tersadar diri muncul suatu ungkapan
“surga itu harganya mahal
perlu diperjuangkan meski hati tersakiti”
Ku tadahkan tangan ku
Memohon perlindungan dan kesabaran
Ku panjatkan semua cita-cita ku
Dengan air mata yang mengalir deras
Yakin ku suatu saat nanti akan ada seseorang
Yang mendukung penuh perjuangan ku
Untuk masyarakat dan umat ini
Lakukan semampumu, sebisamu
Selagi udara masih dapat kau hirup
Dan Allah yang akan menjagamu

Perjuangan Pola Fikir 3 Dimensi



            Mencapai taubatan nasuhah yang sebenar-benarnya bukanlah perkara mudah, terlebih bila lingkungan sekitar masih terkuasai kamus keduniaan. Pola fikir 3 dimensi yang diajarkan guru ngaji saya mengajarkan betapa pentingnya manusia meyakini perjanjian antara diri dan Allah swt saat di alam roh meski tak sedikitpun kita mengingatnya. Juga menyadari bagaimana perjalanan ini memanglah cukup panjang dan penuh lika liku kehidupan hingga bila kita tak menyadari bahwa semua kesenangan ini adalah ujian maka akan tersesat sejauh jauhnya. Selain itu mencoba menerawang jauh bagaimana dan apa yang akan Allah berikan pada kita nanti di akhirat juga sebagai wujud dari pemikiran ini.
            Pemikiran ini memang cukup aneh, aneh untuk saya juga aneh untuk orang disekitar saya. Bila mana pola fikir ini tiap langkah selalu menjadi acuan dalam gerak gerik perjuangan, maka kehidupan ini tidak akan menyimpang dari kaidah Al Quran dan Asunnah. Dan dari penerapan inilah, rasanya diri ini menjadi terasing. Saat orang-orang disekitar berkata A, B, C, D, dst hati dan pemikiran seolah berdiskusi dengan sesuatu yang semu di alam lain, dari situ tindakan-tindakan yang akan dilakukan, dan ucapan yang akan diucapkan menjadi terarah.
            Demi Allah.. kadang orang yang sampai pada pemikiran ini diajak ngobrol selalu menganggap diri ini sok suci, dan nglantur kemana-mana padahal sungguh pemikiran ini seolah menghadirkan Allah dalam setiap langkah, menjadikan Allah penengah, dan pemberi keputusan dari segala persoalan.
            Terpatrinya pola fikir ini membuat setiap orang tidak pernah merasa kesepian, dzikir yang terus terpanjat, dan Al Quran yang selalu menjadi sahabat seolah menepis semua kesepian dalam keadaan apapun. Saat nonton acaranya Ustadz Yusuf Mansur tentang bagaimana dia yang tak punya uang, lalu segera mengambil air wudhu dan sholat untuk mengadu pada Allah seolah bagi sebagian orang itu lelucon dan membuang-buang waktu, tapi kedahsyatan pola fikir 3 dimensi yang salah satunya dilakukan Ustadz Yusuf Mansur itu benar-benar ada.
            Allah akan menjamin hidup kita, segala persoalan itu mudah bagiNya. Saat mengadu pada orang lain kita pun akan mengalami apa yang dimanakan “Krisis Kepercayaan” tapi cobalah mengadu pada Allah segala keluh kesah dan apa saja yang diingiinginkan, itu akan lebih afdhol dan ketenangan yang dicapai pun akan sangat maksimal meskipun masalah belum terselesaikan. Karena dengan ketenangan fikiran yang Allah berikan masalah akan lebih mudah difikir secara rasional, dan segera ditemukannya solusi dari persoalan tersebut.
            Maha Suci Allah.. semoga kematian dalam limpahan rahmat nantinya akan benar-benar terwujud, dan semoga kita semua termasuk golongan orang yang sabar yang tak terhinakan di hari akhir nantinya. Amin Ya Robbal ‘Alamin
 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea