Friday, June 29, 2012

Negara Ku, Lihatlah Anak-Anak Mu

Posted by Devy Ratriana Amiati at 12:12 AM 0 comments

            Di abad ke-20 perkembangan pendidikan bangsa ini layak disyukuri karena mengalami peningkatan yang cukup luar biasa. Peningkatan yang luar biasa tersebut dapat dilihat dari semakin sedikitnya jumlah penduduk buta aksara dan angka anak putus sekolah. Masyarakat pun terlihat semakin sadar akan pentingnya memotivasi putra/putrinya, dengan harapan kelak putra/putri mereka akan lebih baik dan lebih berguna untuk diri, masyarakat, dan bangsa.
Selain kesadaran pendidikan tersebut, pemerintah pun juga tidak main-main dalam mengupayakan kualitas pendidikan yang tercermin dari program yang awalnya wajib belajar 9 tahun kini berubah menjadi wajib belajar 12 tahun. Demi terealisasinya program tersebut pemerintah tidak segan-segan peningkatan fasilitas penunjang pendidikan yang cukup memadai mulai dari jenjang SD/MI Hingga jenjang SMA/MA tercermin dengan adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Dengan adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sekolah direnovasi besar-besaran dengan fasilitas penunjang pendidikan mulai dari bangunan yang dipercantik, penambahan fasilitas pembelajaran mulai dari internet yang kini masuk sekolah pinggiran, dll.
Selain dengan adanya BOS, yang menari adalah adanya sertifikasi guru yaitu proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (dikti, 2009). Namun dengan adanya mernik tersebut, bagaimana sebenarnya realita apa yang terjadi pada obyek pendidikan? Apakah sebaik peningkatan kwalitas dan standard pendidikan yang diterapkan.
Lautan globalisasi ini setiap individu dituntut memiliki kemampuan dalam berkarya secara nyata lewat pemikiran-pemikiran baru yang dapat membawa pembaharuan untuk lingkungannya. Dalam perkembangannya lautan global tidak saja membawa marterial-material kritis akan suatu perkembanga dalam bangsa, agama, dan budaya namun disana juga membawa suatu masa yang dapat menkontaminasi benih-benih bangsa yang seharusnya tumbuh dan berkembang sesuai usia, kematangan serta dapat merealisasikan ide-ide cemerlangnya.
Sebelum kita membahas lebih jauh mencoba kami melihat keseriusan pemerintah dalam upaya peningkatan pendidikan dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat (kemdikbud, 2012).
            Program demi program dibuat pemerintah dengan begitu rapi, bahkan tidak hanya program dan sistem pendidikan yang terus dikembangkan namun kinerja dari pendidik pun terus ditingkatkan dengan adanya sertifikasi guru yang mana guru yang telah mendapatkan sertifikasi dituntut menghabiskan waktu mengajarnya selama 24 jam. Juga dalam Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009, tertulis bahwa Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yaitu suatu standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi nonpersonalia dikucurkan setiap tahun sekali sebagai upaya pendorong untuk melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan (kemdikbud, 2012).  Program BOS yang diadakan oleh pemerintah pada dasarnya untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.
Dengan adanya program-program tersebut bagi sebagian obyek pendidikan yang sadar akan kewajiban dan tanggungjawab yang akan dipikulnya kelak merasa sangat terbantu terlebih bagi yang keluarganya berekonomi rendah. Bila dalam koran, majalah hingga media elektronik yang sering kali dibahas tentang polemik korupsi dan korupsi, seharusnya yang tidak kalah penting untuk selalu disoroti dan digembleng adalah benih-benih masa depan yang moralnya semakin tidak karuahan.
Seorang anak adalah benih, apabila benih yang mulai berbuah sudah hidup dalam pencemaran oleh toxin, lalu bagaimana perkembangan selanjutnya tanaman tersebut. Pastinya kita kita tidak dapat menjamin bahwa buah yang dihasilkan akan senikmat dan sebagus benih yang ditanam ditempat yang jauh dari toxin.
Sebenarnya toxin-toxin itu tidak hanya menyebar lewat lingkungan saja, namun penyebaran yang lebih handal melalui media-media seperti TV, Internet dan lain sebagainya yang mengekspos budaya barat secara berlebihan, membiarkan anak-anaknya berdandan dan bergaul tidak wajar. Kadang ada rasa geregetan melihat orang tua yang tidak tegas, dan menganggap anaknya gaul dengan mengikuti budaya-budaya tersebut.
            Minimal mari kita sama-sama belajar, meski saya sendiri belum pernah punya anak namun saya menjadi anak pertama dan kakak untuk adik-adik saya. Mari mencoba mencetak generasi bangsa, minimal dengan nasehat penuh kesabaran, perhatian, dan pengertian agak apa yang bangsa ini cita-citakan dalam tujuan pendidikan nasional terjabar dalam UUD Proklamasi seutuhnya, termasuk melaksanakan amanat: “....memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa...”. 


Dapus :
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). 2009. Kerangka Acuan Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan melalui Potofolio tahun 2009.  Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud). 2012. Program Bantuan Operasional Sekolah tahun 2012. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional

Wednesday, June 27, 2012

Cinta Ku Seperti Onde-Onde

Posted by Devy Ratriana Amiati at 7:44 AM 0 comments


Embun membawa kesejukan di pagi hari
Serasa dibumbui cinta
Menyambut pagi yang segar
Dan matahari yang tak malu
Untuk selalu tersenyum
Mencoba berbenah
Menanam kembali padi
Untuk bekal kehidupan lebih kekal
Dan ku buat cinta baru pula
Untuk ku makan sebelum menuju
Kehidupan lebih kekal
Yeah.. cinta yang menjelma bak onde-onde
Onde-onde penuh wijen
Yang intinya masih terbungkus
Tak ingin ku membukanya
Merasakan nikmatnya
Sebelum ½ bagian onde-onde dan wijennya
Dapat ku makan...
Tak ingin pula ku terburu-buru memakannya
Karena terburu-buru memakannya
Mengurangi kenikmatan
Oh cinta, kau seperti
onde-onde..
Oh intinya masih menghayal :D

Jagalah Cahaya dan Kelembutan Hati Mu

Posted by Devy Ratriana Amiati at 7:26 AM 0 comments

 Ku tulis catatan ini sebagai puncak dari renungan semalam sebelum tidur
Karena kegalauan yang mendadak datang hingga diri tak bisa tidur

Bismillahirrohmanirrohim...
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Lembut penuh Kasihsayang
Sholawat serta salam untuk baginda terkasih Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam

Kisah dimulai>>>Dikala remajanya Abdullah bin Abdul Mutthalib pada wajahnya terpancar cahaya istimewa penuh keimanan dan kebaikan. Abdullah bin Abdul Mutthalib terkenal sebagai remaja yang diidam-idamkan perempuan kala itu yang ingin memiliki cahaya di wajah Abdullah. Namun semenjak beliau mempersunting Aminah binti Wahab yang merupakan gadis sholeh dan terjaga yang diwajahnya terbias kelembutan dan keteladanan untuk wanita disekitarnya. Cahaya yang ada pada wajah Abdullah bin Abdul Mutthalib hilang berpindah ke rahim Aminah. Yah.. dari sinilah suatu kisah sangat bersejarah bagi umat ini dimulai karena janin suci tersebut adalah janin suri tauladan kita baginda Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam. Janin tumbuh sehat dijaga ribuan malaikat yang kini menjadi pemimpin umat dan yang syafa’atnya akan selalu dirindukan di hari akhir.

Kisah tersebut bukanlah kisah tabu bagi muslim di pelosok dunia mana pun, namun tahukah kita ada pelajaran yang dapat kita tarik dari kisah tersebut?

Cahaya yang terpancar pada wajah Abdullah bin Abdul Mutthalib juga dimiliki oleh laki-laki muslim di dunia ini. Meski serupa namun memanglah tak sama. Namun perlu kita ketahui cahaya itu dimiliki oleh laki-laki muslim yang sholeh penuh ketaatan yang tidak henti-hentinya belajar, laki-laki yang selalu berfikir bahwa malaikat selalu mencatat, dan selalu berfikir panjang bahwa kematian akan datang sewaktu-waktu dan negeri akhirat adalah negeri terbaik untuknya. Laki-laki tersebut adalah laki-laki istiqomah yang tidak gegabah. 

Begitu juga jiwa Aminah binti Wahab sebenarnya juga mengalir dalam darah wanita-wanita muslim yang sholeh, terjaga, taat beribadah dan penuh keteladanan meskipun tidak segaris keturunan dengan Rasulullah. Wanita seperti inilah yang kelak akan mendiami Jannah Firdaus karena keimanan dan ketaatan dalam dirinya serta pemikiran panjang akan kematian dan balasan di hari akhir selalu terngiang dalam ingatannya.

Cahaya pada Laki-laki dan keteduhan iman pada perempuan yang terburu-buru mengikatkan hatinya dengan dengan lawan jenisnya dengan tidak wajar atau laki-laki dan perempuan yang tak mampu menjaga lisan, telinga, mata dan fikirannya cahaya dan kelembutan itu akan berangsur-agsur hilang pada dirinya meskipun ilmunya tinggi dan keimanannya wah.

Hal ini dapat saya simpulkan selain dari pengalaman sendiri juga kasus-kasus yang saat ini semakin membumi. Saat beberapa media islam berjihad dengan mengkampanyekan Say No To Pacaran and Keep Our Hijab tapi adegan ciuman, berpelukan, buka-buka aurat dan kawan-kawannya justru lebih sering muncul di layar kaca ketimbang kampanye itu alhasil seolah slogan Say No For Pacaran and Keep Our Hijab sering diucapkan, sering di dengar namun upaya untuk mensosialisasikannya sulit dilakukan karena orang-orang barat lebih gencar mengkampanyekan budayanya. Bahkan muncul sindiran Ta’aruf Tapi Mesra bagi mereka yang pacaran namun berkedok Ta’aruf karena mengumbar kemesraan dan tidak segera menikahi pilihannya, Na’udzubillah...

Padahal bila telah ada keyakinan kuat pada hati bahwa laki-laki baik kelak akan dijodohkan dengan wanita baik, entah jodohnya di dunia atau di surga, siapapun laki-laki dan perempuan muslimnya tidak akan tergesa-gesa main ini itu. Dan anak yang akan tumbuh hasil pembuahan Mas Sperma pada Mbak Ovum pun hasilnya akan menjadi pribadi yang InshaAllah baik, tangguh penuh keteladanan serta keimanan, seperti Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam yang merupakan hasil dari serangan Mas Spermanya Abdullah bin Abdul Muttalib pada Mbak Ovumnya Aminah binti Wahab, dan dapat diibuktikan pula dari kisah-kisah pasangan yang meniru hal tersebut disekitar kita.

Yap, yap, yukkk....
Jaga diri baik-baik, Jodoh itu ada 2 kemungkinan bisa saja jodoh kita di dunia dan bisa juga jodoh kita di akhirat. Berikan cahaya dan kelembutan itu pada jodohmu dan jangan kau rusak cahaya serta kelembutan itu dengan coba-coba ala pergaulan masa kini.

Allahuakbar... 
Mari terus berkarya dengan pena...
Allah bersama ku juga bersama mu dan selalu menjaga ku juga selalu menjaga mu ^_^

Friday, June 29, 2012

Negara Ku, Lihatlah Anak-Anak Mu


            Di abad ke-20 perkembangan pendidikan bangsa ini layak disyukuri karena mengalami peningkatan yang cukup luar biasa. Peningkatan yang luar biasa tersebut dapat dilihat dari semakin sedikitnya jumlah penduduk buta aksara dan angka anak putus sekolah. Masyarakat pun terlihat semakin sadar akan pentingnya memotivasi putra/putrinya, dengan harapan kelak putra/putri mereka akan lebih baik dan lebih berguna untuk diri, masyarakat, dan bangsa.
Selain kesadaran pendidikan tersebut, pemerintah pun juga tidak main-main dalam mengupayakan kualitas pendidikan yang tercermin dari program yang awalnya wajib belajar 9 tahun kini berubah menjadi wajib belajar 12 tahun. Demi terealisasinya program tersebut pemerintah tidak segan-segan peningkatan fasilitas penunjang pendidikan yang cukup memadai mulai dari jenjang SD/MI Hingga jenjang SMA/MA tercermin dengan adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Dengan adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sekolah direnovasi besar-besaran dengan fasilitas penunjang pendidikan mulai dari bangunan yang dipercantik, penambahan fasilitas pembelajaran mulai dari internet yang kini masuk sekolah pinggiran, dll.
Selain dengan adanya BOS, yang menari adalah adanya sertifikasi guru yaitu proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (dikti, 2009). Namun dengan adanya mernik tersebut, bagaimana sebenarnya realita apa yang terjadi pada obyek pendidikan? Apakah sebaik peningkatan kwalitas dan standard pendidikan yang diterapkan.
Lautan globalisasi ini setiap individu dituntut memiliki kemampuan dalam berkarya secara nyata lewat pemikiran-pemikiran baru yang dapat membawa pembaharuan untuk lingkungannya. Dalam perkembangannya lautan global tidak saja membawa marterial-material kritis akan suatu perkembanga dalam bangsa, agama, dan budaya namun disana juga membawa suatu masa yang dapat menkontaminasi benih-benih bangsa yang seharusnya tumbuh dan berkembang sesuai usia, kematangan serta dapat merealisasikan ide-ide cemerlangnya.
Sebelum kita membahas lebih jauh mencoba kami melihat keseriusan pemerintah dalam upaya peningkatan pendidikan dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat (kemdikbud, 2012).
            Program demi program dibuat pemerintah dengan begitu rapi, bahkan tidak hanya program dan sistem pendidikan yang terus dikembangkan namun kinerja dari pendidik pun terus ditingkatkan dengan adanya sertifikasi guru yang mana guru yang telah mendapatkan sertifikasi dituntut menghabiskan waktu mengajarnya selama 24 jam. Juga dalam Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009, tertulis bahwa Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yaitu suatu standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi nonpersonalia dikucurkan setiap tahun sekali sebagai upaya pendorong untuk melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan (kemdikbud, 2012).  Program BOS yang diadakan oleh pemerintah pada dasarnya untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.
Dengan adanya program-program tersebut bagi sebagian obyek pendidikan yang sadar akan kewajiban dan tanggungjawab yang akan dipikulnya kelak merasa sangat terbantu terlebih bagi yang keluarganya berekonomi rendah. Bila dalam koran, majalah hingga media elektronik yang sering kali dibahas tentang polemik korupsi dan korupsi, seharusnya yang tidak kalah penting untuk selalu disoroti dan digembleng adalah benih-benih masa depan yang moralnya semakin tidak karuahan.
Seorang anak adalah benih, apabila benih yang mulai berbuah sudah hidup dalam pencemaran oleh toxin, lalu bagaimana perkembangan selanjutnya tanaman tersebut. Pastinya kita kita tidak dapat menjamin bahwa buah yang dihasilkan akan senikmat dan sebagus benih yang ditanam ditempat yang jauh dari toxin.
Sebenarnya toxin-toxin itu tidak hanya menyebar lewat lingkungan saja, namun penyebaran yang lebih handal melalui media-media seperti TV, Internet dan lain sebagainya yang mengekspos budaya barat secara berlebihan, membiarkan anak-anaknya berdandan dan bergaul tidak wajar. Kadang ada rasa geregetan melihat orang tua yang tidak tegas, dan menganggap anaknya gaul dengan mengikuti budaya-budaya tersebut.
            Minimal mari kita sama-sama belajar, meski saya sendiri belum pernah punya anak namun saya menjadi anak pertama dan kakak untuk adik-adik saya. Mari mencoba mencetak generasi bangsa, minimal dengan nasehat penuh kesabaran, perhatian, dan pengertian agak apa yang bangsa ini cita-citakan dalam tujuan pendidikan nasional terjabar dalam UUD Proklamasi seutuhnya, termasuk melaksanakan amanat: “....memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa...”. 


Dapus :
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). 2009. Kerangka Acuan Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan melalui Potofolio tahun 2009.  Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud). 2012. Program Bantuan Operasional Sekolah tahun 2012. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional

Wednesday, June 27, 2012

Cinta Ku Seperti Onde-Onde



Embun membawa kesejukan di pagi hari
Serasa dibumbui cinta
Menyambut pagi yang segar
Dan matahari yang tak malu
Untuk selalu tersenyum
Mencoba berbenah
Menanam kembali padi
Untuk bekal kehidupan lebih kekal
Dan ku buat cinta baru pula
Untuk ku makan sebelum menuju
Kehidupan lebih kekal
Yeah.. cinta yang menjelma bak onde-onde
Onde-onde penuh wijen
Yang intinya masih terbungkus
Tak ingin ku membukanya
Merasakan nikmatnya
Sebelum ½ bagian onde-onde dan wijennya
Dapat ku makan...
Tak ingin pula ku terburu-buru memakannya
Karena terburu-buru memakannya
Mengurangi kenikmatan
Oh cinta, kau seperti
onde-onde..
Oh intinya masih menghayal :D

Jagalah Cahaya dan Kelembutan Hati Mu


 Ku tulis catatan ini sebagai puncak dari renungan semalam sebelum tidur
Karena kegalauan yang mendadak datang hingga diri tak bisa tidur

Bismillahirrohmanirrohim...
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Lembut penuh Kasihsayang
Sholawat serta salam untuk baginda terkasih Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam

Kisah dimulai>>>Dikala remajanya Abdullah bin Abdul Mutthalib pada wajahnya terpancar cahaya istimewa penuh keimanan dan kebaikan. Abdullah bin Abdul Mutthalib terkenal sebagai remaja yang diidam-idamkan perempuan kala itu yang ingin memiliki cahaya di wajah Abdullah. Namun semenjak beliau mempersunting Aminah binti Wahab yang merupakan gadis sholeh dan terjaga yang diwajahnya terbias kelembutan dan keteladanan untuk wanita disekitarnya. Cahaya yang ada pada wajah Abdullah bin Abdul Mutthalib hilang berpindah ke rahim Aminah. Yah.. dari sinilah suatu kisah sangat bersejarah bagi umat ini dimulai karena janin suci tersebut adalah janin suri tauladan kita baginda Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam. Janin tumbuh sehat dijaga ribuan malaikat yang kini menjadi pemimpin umat dan yang syafa’atnya akan selalu dirindukan di hari akhir.

Kisah tersebut bukanlah kisah tabu bagi muslim di pelosok dunia mana pun, namun tahukah kita ada pelajaran yang dapat kita tarik dari kisah tersebut?

Cahaya yang terpancar pada wajah Abdullah bin Abdul Mutthalib juga dimiliki oleh laki-laki muslim di dunia ini. Meski serupa namun memanglah tak sama. Namun perlu kita ketahui cahaya itu dimiliki oleh laki-laki muslim yang sholeh penuh ketaatan yang tidak henti-hentinya belajar, laki-laki yang selalu berfikir bahwa malaikat selalu mencatat, dan selalu berfikir panjang bahwa kematian akan datang sewaktu-waktu dan negeri akhirat adalah negeri terbaik untuknya. Laki-laki tersebut adalah laki-laki istiqomah yang tidak gegabah. 

Begitu juga jiwa Aminah binti Wahab sebenarnya juga mengalir dalam darah wanita-wanita muslim yang sholeh, terjaga, taat beribadah dan penuh keteladanan meskipun tidak segaris keturunan dengan Rasulullah. Wanita seperti inilah yang kelak akan mendiami Jannah Firdaus karena keimanan dan ketaatan dalam dirinya serta pemikiran panjang akan kematian dan balasan di hari akhir selalu terngiang dalam ingatannya.

Cahaya pada Laki-laki dan keteduhan iman pada perempuan yang terburu-buru mengikatkan hatinya dengan dengan lawan jenisnya dengan tidak wajar atau laki-laki dan perempuan yang tak mampu menjaga lisan, telinga, mata dan fikirannya cahaya dan kelembutan itu akan berangsur-agsur hilang pada dirinya meskipun ilmunya tinggi dan keimanannya wah.

Hal ini dapat saya simpulkan selain dari pengalaman sendiri juga kasus-kasus yang saat ini semakin membumi. Saat beberapa media islam berjihad dengan mengkampanyekan Say No To Pacaran and Keep Our Hijab tapi adegan ciuman, berpelukan, buka-buka aurat dan kawan-kawannya justru lebih sering muncul di layar kaca ketimbang kampanye itu alhasil seolah slogan Say No For Pacaran and Keep Our Hijab sering diucapkan, sering di dengar namun upaya untuk mensosialisasikannya sulit dilakukan karena orang-orang barat lebih gencar mengkampanyekan budayanya. Bahkan muncul sindiran Ta’aruf Tapi Mesra bagi mereka yang pacaran namun berkedok Ta’aruf karena mengumbar kemesraan dan tidak segera menikahi pilihannya, Na’udzubillah...

Padahal bila telah ada keyakinan kuat pada hati bahwa laki-laki baik kelak akan dijodohkan dengan wanita baik, entah jodohnya di dunia atau di surga, siapapun laki-laki dan perempuan muslimnya tidak akan tergesa-gesa main ini itu. Dan anak yang akan tumbuh hasil pembuahan Mas Sperma pada Mbak Ovum pun hasilnya akan menjadi pribadi yang InshaAllah baik, tangguh penuh keteladanan serta keimanan, seperti Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam yang merupakan hasil dari serangan Mas Spermanya Abdullah bin Abdul Muttalib pada Mbak Ovumnya Aminah binti Wahab, dan dapat diibuktikan pula dari kisah-kisah pasangan yang meniru hal tersebut disekitar kita.

Yap, yap, yukkk....
Jaga diri baik-baik, Jodoh itu ada 2 kemungkinan bisa saja jodoh kita di dunia dan bisa juga jodoh kita di akhirat. Berikan cahaya dan kelembutan itu pada jodohmu dan jangan kau rusak cahaya serta kelembutan itu dengan coba-coba ala pergaulan masa kini.

Allahuakbar... 
Mari terus berkarya dengan pena...
Allah bersama ku juga bersama mu dan selalu menjaga ku juga selalu menjaga mu ^_^
 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea