Monday, March 5, 2012

Skizofrenia

Posted by Devy Ratriana Amiati at 10:33 PM


            Perjalanan pulang dari kampus dicegat lampu berwarna merah dari lampu lalu lintas tepatnya di per4an Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Saat berhenti saya dibuat binggung oleh seorang nenek yang tiba-tiba bicara sendiri di dekat motor saya, sepintas pembicaraannya terlihat begitu serius seperti berbicara dengan teman seusiannya namun yang janggal adalah nenek tersebut ngobrol dengan pohon besar yang berada lurus di dengan tiang lampu lalu lintas. Saya amat-amati kurang dari 1 menit, saya fikir nenek tersebut ngobrol dengan setan atau apalah yang berbau mistis namun ternyata tidak.

            Lalu saya sempat dibuat binggung juga dengan seorang bapak berpakaian rapi,celana kain lengkap dengan kemeja, ikat pinggang, dan topi. Tangan kanannya menempel di telinga bagian kanan, saya kira bapak ini memegang handy talki, hp atau alat komunikasi seperti intelegent atau brimop karena beliau berbicara dengan keras di per4an desa saya. Saya fikirnya mau ada arak-arakan, ternyata tidak. Saya fikir membawa alat komunikasi ternyata juga tidak dan hanya tangan yang digenggam.

2 orang tersebut merupakan contoh dari penderita skizofrenia. Skizofrenia berakar dari bahasa Yunani, schizein (terbelah) dan phren- (pikiran). Di Indonesia, skizofrenia termasuk gangguan jiwa berat yang terbanyak penderitanya. Kini telah lebih dari 100 tahun sejak psikiater asal Jerman, Emil Kraepelin, mendeskripsikan gangguan jiwa yang oleh ilmuwan asal Swiss, Paul Eugen Bleuler (1857-1939), dinamai skizofrenia, tapi skizofrenia tetap menyimpan misteri.

Skizofrenia menunjukkan gejala tidak umum. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia dr Tun Kurniasih Bastaman SpKJ mengatakan, gejala skizofrenia antara lain halusinasi-persepsi pancaindra salah dan tidak ada stimulusnya, seperti mendengar suara padahal tidak ada yang berbicara, melihat sesuatu, mencium bau, mengecap, merasa ada yang menjalar di kulit yang tidak ada dalam kenyataan. Gejala lainnya, delusi atau waham, yaitu isi pikiran tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap yakin meski telah ditunjukkan bukti bahwa isi pikirannya salah. Misal orang itu yakin dirinya utusan Tuhan (1)

“Berdasarkan survei Kementerian Sosial tahun 2008, penderita skizofrenia di Indonesia ada 650.000 orang” (2) itu tahun 2008 dan sekarang tahun 2012 maka tidak heran bila penderita Skizofrenia semakin bertambah, bagi keluarga yang masih peduli akan diobatkan semaksimal mungkin dan meminta bantuan pskiater untuk membantu memecahkan permasalahan pada penderita. Namun bagi yang sudah menyerah dan putus asa akhirnya membuangnya dan membiarkannya berkeliaran di kampung-kampung, gang-gang dan banyak berjalan-jalan di jalan. Bila sebagian dari mereka ada yang masih baik semisal masih mau membantu orang lain manjat kepala, membawakan belanjaan, walau hanya diberi upah uang 200 rupiah, ada juga yang hanya berjalan saja dan bila lapar minta makanan di rumah-rumah penduduk, namun ada juga yang membawa golok, pisau, dan alat-alat tajam lainnya bahkan ada juga yang telanjang bulat tidak mau diberi baju. Astagfirullahal’adzim..

Hal ini membuat saya berfikir,”Mengapa Allah menciptakan orang dengan Skizofrenia??? Kasihan jika menjadi bahan ejekan karena ulah yang tanpa mereka sadari!” Sempat saya posting pertanyaan itu di facebook saya tahun lalu, dan mendapat respon sangan banyak dari teman, sahabat dekat, guru bahkan orang tua saya sendiri. Komentar mereka macam-macam namun inti yang dapat saya tangkap adalah “Memberi Pelajaran Kepada Mereka-Mereka yang Masih Normal”

Ingatkah kita terhadap Al Baqoroh 286 yang sering dan sangat sering lewat di telinga kita?
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..” (QS. Al Baqoroh : 286)

Sepertinya ayat ini memang hanya benar-benar lewat di luar telinga kita namun tidak masuk ke dalam telinga melewati rongga telinga dan tulang-tulanggnya masuk rumah sifut dan di teruskan ke dalam otak dan di respon oleh perasaan. Hmm.. inilah yang terjadi hingga jumlah orang yang terkena Skizofrenia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan menjadi pelajaran bersama. Semoga Allah senantiasa memberikan kita fikiran yang bersih dan cemerlang dalam mengambil sikap dalam menghadapi masalah dunia ini dengan satu keyakinan bahwa Allah tidak pernah membiarkan sendiri. Mintalah, memohonlah, panjatkanlah do'a sebanyak-banyaknya, menangislah sekuat kelenjar air mata mu memproduksi air mata karena Allah tak akan meninggalkan mu sendiri mengahadapi semua ujian ^_^

Footnotes:
1.               Indira Permanasari & Nawa Tunggal. 2010. Bicara tentang Jiwa Terpecah. Kompas Cetak: Jakarta
2.       Unname. 2011. 80 Persen Penderita Skizofrenia Tak Diobati. Kompas Cetak. Jakarta

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Monday, March 5, 2012

Skizofrenia



            Perjalanan pulang dari kampus dicegat lampu berwarna merah dari lampu lalu lintas tepatnya di per4an Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Saat berhenti saya dibuat binggung oleh seorang nenek yang tiba-tiba bicara sendiri di dekat motor saya, sepintas pembicaraannya terlihat begitu serius seperti berbicara dengan teman seusiannya namun yang janggal adalah nenek tersebut ngobrol dengan pohon besar yang berada lurus di dengan tiang lampu lalu lintas. Saya amat-amati kurang dari 1 menit, saya fikir nenek tersebut ngobrol dengan setan atau apalah yang berbau mistis namun ternyata tidak.

            Lalu saya sempat dibuat binggung juga dengan seorang bapak berpakaian rapi,celana kain lengkap dengan kemeja, ikat pinggang, dan topi. Tangan kanannya menempel di telinga bagian kanan, saya kira bapak ini memegang handy talki, hp atau alat komunikasi seperti intelegent atau brimop karena beliau berbicara dengan keras di per4an desa saya. Saya fikirnya mau ada arak-arakan, ternyata tidak. Saya fikir membawa alat komunikasi ternyata juga tidak dan hanya tangan yang digenggam.

2 orang tersebut merupakan contoh dari penderita skizofrenia. Skizofrenia berakar dari bahasa Yunani, schizein (terbelah) dan phren- (pikiran). Di Indonesia, skizofrenia termasuk gangguan jiwa berat yang terbanyak penderitanya. Kini telah lebih dari 100 tahun sejak psikiater asal Jerman, Emil Kraepelin, mendeskripsikan gangguan jiwa yang oleh ilmuwan asal Swiss, Paul Eugen Bleuler (1857-1939), dinamai skizofrenia, tapi skizofrenia tetap menyimpan misteri.

Skizofrenia menunjukkan gejala tidak umum. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia dr Tun Kurniasih Bastaman SpKJ mengatakan, gejala skizofrenia antara lain halusinasi-persepsi pancaindra salah dan tidak ada stimulusnya, seperti mendengar suara padahal tidak ada yang berbicara, melihat sesuatu, mencium bau, mengecap, merasa ada yang menjalar di kulit yang tidak ada dalam kenyataan. Gejala lainnya, delusi atau waham, yaitu isi pikiran tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap yakin meski telah ditunjukkan bukti bahwa isi pikirannya salah. Misal orang itu yakin dirinya utusan Tuhan (1)

“Berdasarkan survei Kementerian Sosial tahun 2008, penderita skizofrenia di Indonesia ada 650.000 orang” (2) itu tahun 2008 dan sekarang tahun 2012 maka tidak heran bila penderita Skizofrenia semakin bertambah, bagi keluarga yang masih peduli akan diobatkan semaksimal mungkin dan meminta bantuan pskiater untuk membantu memecahkan permasalahan pada penderita. Namun bagi yang sudah menyerah dan putus asa akhirnya membuangnya dan membiarkannya berkeliaran di kampung-kampung, gang-gang dan banyak berjalan-jalan di jalan. Bila sebagian dari mereka ada yang masih baik semisal masih mau membantu orang lain manjat kepala, membawakan belanjaan, walau hanya diberi upah uang 200 rupiah, ada juga yang hanya berjalan saja dan bila lapar minta makanan di rumah-rumah penduduk, namun ada juga yang membawa golok, pisau, dan alat-alat tajam lainnya bahkan ada juga yang telanjang bulat tidak mau diberi baju. Astagfirullahal’adzim..

Hal ini membuat saya berfikir,”Mengapa Allah menciptakan orang dengan Skizofrenia??? Kasihan jika menjadi bahan ejekan karena ulah yang tanpa mereka sadari!” Sempat saya posting pertanyaan itu di facebook saya tahun lalu, dan mendapat respon sangan banyak dari teman, sahabat dekat, guru bahkan orang tua saya sendiri. Komentar mereka macam-macam namun inti yang dapat saya tangkap adalah “Memberi Pelajaran Kepada Mereka-Mereka yang Masih Normal”

Ingatkah kita terhadap Al Baqoroh 286 yang sering dan sangat sering lewat di telinga kita?
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..” (QS. Al Baqoroh : 286)

Sepertinya ayat ini memang hanya benar-benar lewat di luar telinga kita namun tidak masuk ke dalam telinga melewati rongga telinga dan tulang-tulanggnya masuk rumah sifut dan di teruskan ke dalam otak dan di respon oleh perasaan. Hmm.. inilah yang terjadi hingga jumlah orang yang terkena Skizofrenia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan menjadi pelajaran bersama. Semoga Allah senantiasa memberikan kita fikiran yang bersih dan cemerlang dalam mengambil sikap dalam menghadapi masalah dunia ini dengan satu keyakinan bahwa Allah tidak pernah membiarkan sendiri. Mintalah, memohonlah, panjatkanlah do'a sebanyak-banyaknya, menangislah sekuat kelenjar air mata mu memproduksi air mata karena Allah tak akan meninggalkan mu sendiri mengahadapi semua ujian ^_^

Footnotes:
1.               Indira Permanasari & Nawa Tunggal. 2010. Bicara tentang Jiwa Terpecah. Kompas Cetak: Jakarta
2.       Unname. 2011. 80 Persen Penderita Skizofrenia Tak Diobati. Kompas Cetak. Jakarta

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea