Wednesday, December 26, 2012

TRAGEDI GIGI TIRUAN EMAS

Posted by Devy Ratriana Amiati at 2:15 AM

Pada suatu pagi nenek vivi merasa giginya begitu sakit. Vivi yang saat itu adalah mahasiswa semester 7 pendidikan dokter gigi menyarankan neneknya untuk pergi ke dokter gigi karena sakit karena lubang yang dalam di gigi nenek vivi sudah tidak dapat ditolong lagi bila hanya menggunakan pasta gigi anti plak ataupun pasta gigi anti karies. Pagi itu juga vivi mengantar neneknya ke klinik dokter gigi Syaiful, kebetulan kliniknya masih buka karena belum sampai pukul 07.00.

Dokter syaiful: Selamat pagi Ibu (sambil menyapa dengan ramah, dan menutup kedua tangannya tanpa berjabat tangan). Ada yang dapat saya bantu?

Vivi     : Begini dokter nenek saya ini sudah beberapa hari ini giginya terasa linu dan sakit, ketika saya lihat ternyata lubang di gigi nenek sudah sampai dentin giginya. Saya takut kalau lubangnya semakin dalam giginya patah dan tinggal akar.

Dokter syaiful: Oh.... (mengangguk-angguk). Kalau begitu mari bu saya periksa dahulu.

1,2,3,4,5,6 menit

Vivi: bagaimana dok baiknya? (tanya vivi serius)

Dokter syaiful: begini mbak vivi, ibu.. saya menawarkan dua pilihan. Pilihan pertama adalah gigi nenek mbak vivi yang masih tersisa ditumpat (ditambal), pilihan kedua membuat gigi tiruan. Tapi mohon maaf kalau tumpatan saya tidak berani pakai amalgam, meski amalgam tidak mudah korosi dan terabrasi namun di klinik, saya memakai resin komposit, semen ionomer kaca, porselen dan campuran logam emas.

Vivi: (mengangguk-angguk karena telah tau kelebihan dan kekurangan satu sama lain, dan alasan dokter tidak menggunakan amalgam). Nek (vivi menoleh pada neneknya)

Nenek: nenek ikut kamu saja, Vi. Kamu yang lebih tau. Yang penting gigi nenek ndak sakit lagi dan enak makan.

Vivi: Vivi sarankan nenek buat gigi tiruan saja, lebih kuat dan nantinya ndak bolak balik ke dokter lagi.

Nenek: dokter bisa buat gigi tiruan emas?

Vivi: emas??? (kaget)

Dokter syaiful: InshaAllah bisa ibu, ibu tertarik dengan gigi emas?

Nenek: kebetulan saya orang kaya dokter, dan saya sangat suka dengan emas. Saya ingin terlihat up to date di depan teman-teman arisan manula saya.

Dokter syaiful: boleh ibu.

Vivi: nenek serius mau pake gigi tiruan emas? Jelek nek warnanya.

Nenek: ndak apa jelek yang penting nenek suka. Kapan dok saya bisa dibuatkan gigi emasnya

Dokter syaiful: inshaAllah satu minggu lagi ibu dapat kembali kemari kita lakukan pengecekan pada gigi ibu. Kalau keadaannya memungkinkan untuk dibuatkan gigi tiruan nanti kita atur kapan jadinya dan diaplikasikan.

2 bulan kemudian.......

Nenek Vivi akhirnya dapat memakai gigi tiruannya. GTSL (Gigi Tiruan Sebagian Lepas) berjumlah 3 gigi yang akhirnya dipilih. Pemilihan tersebut beralasan bahwa gigi tersebut dapat disimpan kalau tidak dipakai dan juga dimanfaatkan untuk perhiasan. (***GUBRAK). Teman-teman arisan manula nenek vivi pun pada tertarik dan banyak bertanya tentang kenyamanan, dan harga gigi tiruan tersebut. Mereka tertarik, meski bila dilihat dari segi estetika kurang bagus karena warnanya yang berbeda dengan gigi, tapi ternyata itu menurut nenek-nenek ini gigi emas dapat menunjukkan stratanya di masyarakat.

Nenek Vivi terbilang cukup gaul, bila akhir pekan tiba sering mengajak cucu-cucunya pergi ke mall walau hanya sekedar belanja di supermarket atau mengantar cucu-cucunya bermain di time zone. Pada saat pulang mengajak cucu-cucunya jalan-jalan ke mall. Nenek vivi di hadang perampok yang membawa senjata tajam.

Perampok: Serahkan dompet dan barang berharga kalian! (sambil menyodorkan pisau tajam)

Nenek: saya sedang tidak bawa apa-apa pak perampok, ini hanya kebutuhan pokok

Perampok: halah,,, bohong. Sudah tua sok polos! Ayo mana barang berharga kalian?

Nenek memegang erat kedua cucunya yang membawa belanjaan. Meski perampok memaksa dan mengancam macam-macam nenek tetap berkelit.

Perampok: apa itu kuning-kuning di gigi mu?

Nenek: ini gigi tiruan emas saya.

Perampok menarik tangan nenek dan memaksa nenek melepaskan gigi tiruannya yang berjumlah 3. Dan akhirnya gigi tiruan itu terambil dan perampok pergi begitu saja tanpa melukai nenek dan cucu-cucunya. Dan nenek sangat merasa kehilangan, karena kehilangan perhiasan, kebanggan, dan juga menurunkan fungsi mastikasinya pada makanan.
Hahaha... hanya joke aja:D
Satu hal yang dapat ditarik pelajaran dari joke dia tas bahwa dalam memakai apapun barang yang kita miliki baik itu barang biasa atau kwalitas tinggi pun harus tetap tawadu’. Gunakan apapun barang yang kita miliki dengan menomor satukan fungsinya yang sesuai kebutuhan kita, bukan untuk wah.. wahan dan menghilangkan ketawadu’an. Toh itu semua hanya pinjaman Allah kapan saja bisa rusak bahkan hilang seperti gigi tiruan emas milik nenek.
Semoga bermanfaat..

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Wednesday, December 26, 2012

TRAGEDI GIGI TIRUAN EMAS


Pada suatu pagi nenek vivi merasa giginya begitu sakit. Vivi yang saat itu adalah mahasiswa semester 7 pendidikan dokter gigi menyarankan neneknya untuk pergi ke dokter gigi karena sakit karena lubang yang dalam di gigi nenek vivi sudah tidak dapat ditolong lagi bila hanya menggunakan pasta gigi anti plak ataupun pasta gigi anti karies. Pagi itu juga vivi mengantar neneknya ke klinik dokter gigi Syaiful, kebetulan kliniknya masih buka karena belum sampai pukul 07.00.

Dokter syaiful: Selamat pagi Ibu (sambil menyapa dengan ramah, dan menutup kedua tangannya tanpa berjabat tangan). Ada yang dapat saya bantu?

Vivi     : Begini dokter nenek saya ini sudah beberapa hari ini giginya terasa linu dan sakit, ketika saya lihat ternyata lubang di gigi nenek sudah sampai dentin giginya. Saya takut kalau lubangnya semakin dalam giginya patah dan tinggal akar.

Dokter syaiful: Oh.... (mengangguk-angguk). Kalau begitu mari bu saya periksa dahulu.

1,2,3,4,5,6 menit

Vivi: bagaimana dok baiknya? (tanya vivi serius)

Dokter syaiful: begini mbak vivi, ibu.. saya menawarkan dua pilihan. Pilihan pertama adalah gigi nenek mbak vivi yang masih tersisa ditumpat (ditambal), pilihan kedua membuat gigi tiruan. Tapi mohon maaf kalau tumpatan saya tidak berani pakai amalgam, meski amalgam tidak mudah korosi dan terabrasi namun di klinik, saya memakai resin komposit, semen ionomer kaca, porselen dan campuran logam emas.

Vivi: (mengangguk-angguk karena telah tau kelebihan dan kekurangan satu sama lain, dan alasan dokter tidak menggunakan amalgam). Nek (vivi menoleh pada neneknya)

Nenek: nenek ikut kamu saja, Vi. Kamu yang lebih tau. Yang penting gigi nenek ndak sakit lagi dan enak makan.

Vivi: Vivi sarankan nenek buat gigi tiruan saja, lebih kuat dan nantinya ndak bolak balik ke dokter lagi.

Nenek: dokter bisa buat gigi tiruan emas?

Vivi: emas??? (kaget)

Dokter syaiful: InshaAllah bisa ibu, ibu tertarik dengan gigi emas?

Nenek: kebetulan saya orang kaya dokter, dan saya sangat suka dengan emas. Saya ingin terlihat up to date di depan teman-teman arisan manula saya.

Dokter syaiful: boleh ibu.

Vivi: nenek serius mau pake gigi tiruan emas? Jelek nek warnanya.

Nenek: ndak apa jelek yang penting nenek suka. Kapan dok saya bisa dibuatkan gigi emasnya

Dokter syaiful: inshaAllah satu minggu lagi ibu dapat kembali kemari kita lakukan pengecekan pada gigi ibu. Kalau keadaannya memungkinkan untuk dibuatkan gigi tiruan nanti kita atur kapan jadinya dan diaplikasikan.

2 bulan kemudian.......

Nenek Vivi akhirnya dapat memakai gigi tiruannya. GTSL (Gigi Tiruan Sebagian Lepas) berjumlah 3 gigi yang akhirnya dipilih. Pemilihan tersebut beralasan bahwa gigi tersebut dapat disimpan kalau tidak dipakai dan juga dimanfaatkan untuk perhiasan. (***GUBRAK). Teman-teman arisan manula nenek vivi pun pada tertarik dan banyak bertanya tentang kenyamanan, dan harga gigi tiruan tersebut. Mereka tertarik, meski bila dilihat dari segi estetika kurang bagus karena warnanya yang berbeda dengan gigi, tapi ternyata itu menurut nenek-nenek ini gigi emas dapat menunjukkan stratanya di masyarakat.

Nenek Vivi terbilang cukup gaul, bila akhir pekan tiba sering mengajak cucu-cucunya pergi ke mall walau hanya sekedar belanja di supermarket atau mengantar cucu-cucunya bermain di time zone. Pada saat pulang mengajak cucu-cucunya jalan-jalan ke mall. Nenek vivi di hadang perampok yang membawa senjata tajam.

Perampok: Serahkan dompet dan barang berharga kalian! (sambil menyodorkan pisau tajam)

Nenek: saya sedang tidak bawa apa-apa pak perampok, ini hanya kebutuhan pokok

Perampok: halah,,, bohong. Sudah tua sok polos! Ayo mana barang berharga kalian?

Nenek memegang erat kedua cucunya yang membawa belanjaan. Meski perampok memaksa dan mengancam macam-macam nenek tetap berkelit.

Perampok: apa itu kuning-kuning di gigi mu?

Nenek: ini gigi tiruan emas saya.

Perampok menarik tangan nenek dan memaksa nenek melepaskan gigi tiruannya yang berjumlah 3. Dan akhirnya gigi tiruan itu terambil dan perampok pergi begitu saja tanpa melukai nenek dan cucu-cucunya. Dan nenek sangat merasa kehilangan, karena kehilangan perhiasan, kebanggan, dan juga menurunkan fungsi mastikasinya pada makanan.
Hahaha... hanya joke aja:D
Satu hal yang dapat ditarik pelajaran dari joke dia tas bahwa dalam memakai apapun barang yang kita miliki baik itu barang biasa atau kwalitas tinggi pun harus tetap tawadu’. Gunakan apapun barang yang kita miliki dengan menomor satukan fungsinya yang sesuai kebutuhan kita, bukan untuk wah.. wahan dan menghilangkan ketawadu’an. Toh itu semua hanya pinjaman Allah kapan saja bisa rusak bahkan hilang seperti gigi tiruan emas milik nenek.
Semoga bermanfaat..

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea