Sunday, February 10, 2013

Allah Tau yang Pantas Untuk Kita

Posted by Devy Ratriana Amiati at 4:40 AM


1,5 tahun sudah masa-masa kejayaan itu harus terkenang dan merasa sangat kehilangan tak ubahnya seperti kehilangan orang yang begitu dicintai. Separuh dari hidup serasa mengilang, bersanding dengan hilangnya seluruh angan dan cita-cita. Nafas yang kerap kali merasa sesak menangisi impian-impian yang kandas. Impian-impian yang telah terancang sejak 6tahun silam.

Pagi ini rasanya begitu dek-dek sar karena pagi ini adalah pagi terakhir merasakan sensasinya hawa ujian disemester ke-3. Sesekali Ana mengulang hafalannya dan membaca ringkasan yang dibuatnya. Di sela kejenuhan belajar ana mengambil air wudhu dan sholat duha 2 rakaat. Dalam sujud terakhirnya Ana mendadak ingat kembali belahan hatinya yang terlah hilang (*Belahan hati=mimpi-mimpinya) karena buah keegoisan kedua orang tuanya yang memaksanya memilih kedokteran, melepas semua organisasinya, dan melarangnya banyak kelur rumah atau kos.

Ya Allah... mimpi saya hilang.. kemana saya harus mencari? Bahkan saya tidak tahu apa tujuan saya dari perjalanan yang saya jalani sekarang?”

Ana bangun dari sujud dengan bertakbir dan melanjutkan hingga salam. Setelah itu dia langsung beristighfar pelan-pelan dan tangisnya pun tak lagi dapat terbendung.

Ya Allah... kenapa mimpi-mimpi saya Engkau ambil? Saya yang sekarang bukan saya yang dulu. Saya bukan anak pingitan, saya bukan Ana yang hari-harinya hanya  diisi belajar dan membaca, saya bukan Ana yang culun seperti ini (sambil menangis)

Ana rebahkan badannya lurus menatap atap kamar yang kurang lebih tingginya 3m.

Ya Allah... banyak kawan-kawan saya dibuat heran dengan saya yang sekarang. Bahkan saya sendiri yang menjalaninya pun juga sangat heran. Engkau rubah hidup saya 150 derajat. Dimana-mana penelitian ke desa-desa berakses sulit, bertemu dengan anak-anak di berbagai elemen masyarakat, berbaur dengan pejabat-pejabat kabupaten, bertemu UNICEF, ikut perkemahan disana sini, lomba pidato, dll... Dimana semua itu? Kenapa saya sekarang seperti ini?”

Sejak SD anak adalah gadis berprestasi baik secara akademik maupun non akademik. Sejak kelas 2 SD dia mulai menyukai dunia Qiro’at dan saat kelas 6SD dia mulai ikut kepramukaan disela-sela bimbingan belajar yang dia ikuti. Ana bukanlah gadis pasif, sejak SD dia sudah sering jadi ketua kelas, ikut lomba kepemimpinan dan saat MTs dan SMA hobi berorganisasinya itu semakin berkembang mulai jadi Ketua OSIS, Pradana Putri, Qiro’at, dan masih banyak lagi hingga ikut perlombaan Pemilihan Duta Anak Jawa Timur dan Pemimpin Muda Indonesia” meski dalam lomba Pemimpin Muda Indonesia dia belum dapat juara namun dalam Pemilihan Duta Anak Jawa Timur dia masuk 6 Besar Sepropinsi. Itu merupakan puncak dari prestasi organisasinya. Organisasi adalah setengah dari hidupnya. Dia bercita-cita menjadi aktivis anak, punya panti asuhan, dan bergabung di UNICEF.

Menit pun terus berjalan dan akhirnya menidurkan Ana yang sedang menangis, diselimuti mukena dan hembusan angin kecil dari kipas angin maspionnya.

Dalam mimpinya Ana yang sedang berjalan sendiri di padang pasir mendengar suara begitu keras dan berulang-ulang hingga lebih dari 5x,”Ana Sayang, tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengajakmu berpetualang?”

Ana pun terbangun dari tidurnya dan beristighfar, dia tengok jam kamarnya sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB itu tandanya dia harus bergegas berangkat mengikuti ujian terakhir.

Diperjalanan berangkat, di lorong-lorong kampus, hingga berahirnya ujian sampai sampai di tempat kos Ana masih memikirkan apa yang dimaksut suara itu. Setelah sholat duhur Ana kembali curhat pada Allah,”Ya Allah.. apa sebenarnya maksut ‘BERPETUALANGAN’?”

Berhari-hari dia berfikir hingga memahami maksut dari “BERPETUALANGAN”.

Sehabis ujian Ana memutuskan untuk keluar pergi ke toko buku mencatat buku baru yang menarik lalu dicarinya diinternet. Ana menemukan satu buku motivasi yang kemudia dibelinya. Sejak tidak lagi ikut organisasi apapun Ana memang semakin hobi membaca, dan mencari informasi diinternet.

Habis melakukan rutinitas di masjid dekat kos. Ana bercakap-cakap sebentar dengan adik tingkatnya yang juga tetangga kos sambil masih mengenakan mukena makan aneka snack.

Tepat pukul 20.30 WIB Ana kembali mengurung diri di kamar kos seperti biasanya membaca sampai ia ketiduran. Pukul 23.00 dia terbangun. Dia bereskan buku-buku bacaannya yang berantakan di kasur kamar kosnya. Lalu dia mengambil air wudhu dan mengaji meneruskan targetnya yang hampir selesai meyelesaikan jus terakhir yang tepat hari itu dia mulai QS. An-naba’ sampai QS. Annas.

Setelah selesai mengaji dia masih terjaga hingga pukul 00.30. Ana mematikan lampu kamarnya dan kembali menatap langit-langit kosnya sambil berdzikir, mendadak dia merasa malu dia harus mengakui kesalahannya di masa lalu dan menemukan hikmah takdirnya kini,Ya Rabb Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Penyantun pada dasarnya Engkau berusaha membuat saya merasakan seluruh sensasi kehidupan mulai dari organisasi, belajar, dan kehidupan religi. Engkau mendidik saya agar saya bertobat, dan kembali mengasah otakdalam akademik saya agar tidak hanya pandai berpidato di depan banyak orang. Ini jalan hidup saya sekarang dan pasti akan ada sesuatu yang membahagiakan di akhir kisah ini meski sampai detik ini saya masih belum dapat mendeskripsikan kisah demi kisah ini dan menemukan cita-cita di dunia baru yang saya jamahi ini. Kini saya berusaha belajar untuk Belajar”

Allah lebih tau keadaan kita, lebih mengenal kita, lebih tau keadaan apa yang pantas untuk kita dari pada kita pada diri kita sendiri. Dan Allah memberikan kita ujian adalah wujud kasih sayang Allah pada diri kita. Bila kita masih dalam kesesatan Allah memberikan ujian untuk membersihkan kita dari dosa-dosa kita dan menganggkat kita pada derajat surga, namun ujian itu bisa jadi memuliakan bisa jadi menghinakan. Memuliakan mereka-mereka yang bersabar dan mendekatkan diri pada Allah, serta menghinakan orang-orang yang mencela ujian tersebut dan malah semakin menjauh dari Allah. Karena pada dasarnya ujian-ujian itu diberikan Allah tidak melebihi kemampuan kita dan demi kebaikan kita.

Maha Suci Allah atas segala karunianya...
Semoga kita diberi kesabaran dan Allah membangunkan kita rumah yang indah di surga sana.Amin...
Barakallah....

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Sunday, February 10, 2013

Allah Tau yang Pantas Untuk Kita



1,5 tahun sudah masa-masa kejayaan itu harus terkenang dan merasa sangat kehilangan tak ubahnya seperti kehilangan orang yang begitu dicintai. Separuh dari hidup serasa mengilang, bersanding dengan hilangnya seluruh angan dan cita-cita. Nafas yang kerap kali merasa sesak menangisi impian-impian yang kandas. Impian-impian yang telah terancang sejak 6tahun silam.

Pagi ini rasanya begitu dek-dek sar karena pagi ini adalah pagi terakhir merasakan sensasinya hawa ujian disemester ke-3. Sesekali Ana mengulang hafalannya dan membaca ringkasan yang dibuatnya. Di sela kejenuhan belajar ana mengambil air wudhu dan sholat duha 2 rakaat. Dalam sujud terakhirnya Ana mendadak ingat kembali belahan hatinya yang terlah hilang (*Belahan hati=mimpi-mimpinya) karena buah keegoisan kedua orang tuanya yang memaksanya memilih kedokteran, melepas semua organisasinya, dan melarangnya banyak kelur rumah atau kos.

Ya Allah... mimpi saya hilang.. kemana saya harus mencari? Bahkan saya tidak tahu apa tujuan saya dari perjalanan yang saya jalani sekarang?”

Ana bangun dari sujud dengan bertakbir dan melanjutkan hingga salam. Setelah itu dia langsung beristighfar pelan-pelan dan tangisnya pun tak lagi dapat terbendung.

Ya Allah... kenapa mimpi-mimpi saya Engkau ambil? Saya yang sekarang bukan saya yang dulu. Saya bukan anak pingitan, saya bukan Ana yang hari-harinya hanya  diisi belajar dan membaca, saya bukan Ana yang culun seperti ini (sambil menangis)

Ana rebahkan badannya lurus menatap atap kamar yang kurang lebih tingginya 3m.

Ya Allah... banyak kawan-kawan saya dibuat heran dengan saya yang sekarang. Bahkan saya sendiri yang menjalaninya pun juga sangat heran. Engkau rubah hidup saya 150 derajat. Dimana-mana penelitian ke desa-desa berakses sulit, bertemu dengan anak-anak di berbagai elemen masyarakat, berbaur dengan pejabat-pejabat kabupaten, bertemu UNICEF, ikut perkemahan disana sini, lomba pidato, dll... Dimana semua itu? Kenapa saya sekarang seperti ini?”

Sejak SD anak adalah gadis berprestasi baik secara akademik maupun non akademik. Sejak kelas 2 SD dia mulai menyukai dunia Qiro’at dan saat kelas 6SD dia mulai ikut kepramukaan disela-sela bimbingan belajar yang dia ikuti. Ana bukanlah gadis pasif, sejak SD dia sudah sering jadi ketua kelas, ikut lomba kepemimpinan dan saat MTs dan SMA hobi berorganisasinya itu semakin berkembang mulai jadi Ketua OSIS, Pradana Putri, Qiro’at, dan masih banyak lagi hingga ikut perlombaan Pemilihan Duta Anak Jawa Timur dan Pemimpin Muda Indonesia” meski dalam lomba Pemimpin Muda Indonesia dia belum dapat juara namun dalam Pemilihan Duta Anak Jawa Timur dia masuk 6 Besar Sepropinsi. Itu merupakan puncak dari prestasi organisasinya. Organisasi adalah setengah dari hidupnya. Dia bercita-cita menjadi aktivis anak, punya panti asuhan, dan bergabung di UNICEF.

Menit pun terus berjalan dan akhirnya menidurkan Ana yang sedang menangis, diselimuti mukena dan hembusan angin kecil dari kipas angin maspionnya.

Dalam mimpinya Ana yang sedang berjalan sendiri di padang pasir mendengar suara begitu keras dan berulang-ulang hingga lebih dari 5x,”Ana Sayang, tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengajakmu berpetualang?”

Ana pun terbangun dari tidurnya dan beristighfar, dia tengok jam kamarnya sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB itu tandanya dia harus bergegas berangkat mengikuti ujian terakhir.

Diperjalanan berangkat, di lorong-lorong kampus, hingga berahirnya ujian sampai sampai di tempat kos Ana masih memikirkan apa yang dimaksut suara itu. Setelah sholat duhur Ana kembali curhat pada Allah,”Ya Allah.. apa sebenarnya maksut ‘BERPETUALANGAN’?”

Berhari-hari dia berfikir hingga memahami maksut dari “BERPETUALANGAN”.

Sehabis ujian Ana memutuskan untuk keluar pergi ke toko buku mencatat buku baru yang menarik lalu dicarinya diinternet. Ana menemukan satu buku motivasi yang kemudia dibelinya. Sejak tidak lagi ikut organisasi apapun Ana memang semakin hobi membaca, dan mencari informasi diinternet.

Habis melakukan rutinitas di masjid dekat kos. Ana bercakap-cakap sebentar dengan adik tingkatnya yang juga tetangga kos sambil masih mengenakan mukena makan aneka snack.

Tepat pukul 20.30 WIB Ana kembali mengurung diri di kamar kos seperti biasanya membaca sampai ia ketiduran. Pukul 23.00 dia terbangun. Dia bereskan buku-buku bacaannya yang berantakan di kasur kamar kosnya. Lalu dia mengambil air wudhu dan mengaji meneruskan targetnya yang hampir selesai meyelesaikan jus terakhir yang tepat hari itu dia mulai QS. An-naba’ sampai QS. Annas.

Setelah selesai mengaji dia masih terjaga hingga pukul 00.30. Ana mematikan lampu kamarnya dan kembali menatap langit-langit kosnya sambil berdzikir, mendadak dia merasa malu dia harus mengakui kesalahannya di masa lalu dan menemukan hikmah takdirnya kini,Ya Rabb Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Penyantun pada dasarnya Engkau berusaha membuat saya merasakan seluruh sensasi kehidupan mulai dari organisasi, belajar, dan kehidupan religi. Engkau mendidik saya agar saya bertobat, dan kembali mengasah otakdalam akademik saya agar tidak hanya pandai berpidato di depan banyak orang. Ini jalan hidup saya sekarang dan pasti akan ada sesuatu yang membahagiakan di akhir kisah ini meski sampai detik ini saya masih belum dapat mendeskripsikan kisah demi kisah ini dan menemukan cita-cita di dunia baru yang saya jamahi ini. Kini saya berusaha belajar untuk Belajar”

Allah lebih tau keadaan kita, lebih mengenal kita, lebih tau keadaan apa yang pantas untuk kita dari pada kita pada diri kita sendiri. Dan Allah memberikan kita ujian adalah wujud kasih sayang Allah pada diri kita. Bila kita masih dalam kesesatan Allah memberikan ujian untuk membersihkan kita dari dosa-dosa kita dan menganggkat kita pada derajat surga, namun ujian itu bisa jadi memuliakan bisa jadi menghinakan. Memuliakan mereka-mereka yang bersabar dan mendekatkan diri pada Allah, serta menghinakan orang-orang yang mencela ujian tersebut dan malah semakin menjauh dari Allah. Karena pada dasarnya ujian-ujian itu diberikan Allah tidak melebihi kemampuan kita dan demi kebaikan kita.

Maha Suci Allah atas segala karunianya...
Semoga kita diberi kesabaran dan Allah membangunkan kita rumah yang indah di surga sana.Amin...
Barakallah....

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea