Sunday, February 10, 2013

Wanita Berilmu Saja Belum Cukup

Posted by Devy Ratriana Amiati at 4:41 AM

Libur semester telah dimulai. Rasanya merasa ada yang kurang setelah hampir kurang lebih satu bulan masa karantina untuk ujian akhir blok, ujian fisiologi, ujian skill lab dan rentetan persentasi dan kuliah pakar akhir blok tentang biomaterial kedokteran gigi.

Teringat saya pada apa yang dikatakan guru saya MTs yang juga pembina Pramuka dan PMR saya,”Kalian para gadis jadi apapun, punya profesi apapun kalian nanti, meski jadi ibu rumah tangga jadilah wanita berpendidikan kalau jadi ibu rumah tangga jadilah ibu rumah tangga berpendidikan”

Kata-kata itu mengajarkan pada kita bahwa meskipun kita sebagai wanita pendidikan haruslah menjadi prioritas utama. Bukan memburu tittle tapi menuntut ilmu menjadi modal utama niat kita belajar demi meraih keridhoan Allah. Terlebih suami yang tangguh dan anak yang hebat berawal dari dekap kehangatan seorang wanita karena ilmunya dan agamanya.

Bila menerawang keluar jendela kamar, memang pendidikan salah satu kunci perjalanan hidup di dunia namun tidak dapat berdiri tanpa tiang agama yang tangguh. Hal ini terjadi karena budaya barat kian hari kian tak dapat dibendung, penjajahan ala barat sudah menerobos hingga level bawah. Maka tidak heran bila mana wanita berpendidikan dimasa kini sering terkena virus kebaratan, dibawah pun sudah tidak sedikit gadis-gadis desa yang tidak lagi dapat menjaga dirinya.

Hal ini harusnya membuat para orang tua semakin was-was pada anak gadisnya, dan harusnya semakin tidak percaya dengan dunia luar. Saya yang bertahun-tahun hidup di dunia luar sering kali merasakan bahwa sulit sekali menemui  gadis yang berusaha keras menjaga iffah dan izzahnya. Rata-rata sudah termakan ciri khas orang barat mulai dari penampilan sampai akhlaknya, meski pendidikannya tinggi dan kecerdasannya menengah ke atas.

Pendidikan agama saat ini bukan lagi nasi putih tapi seperti tumpeng yang dimakan hanya pada kesempatan atau even-even tertentu. Sedih rasanya kalau tahu bahwa banyak sekali pemuda-pemudi masa kini yang kehilangan jati diri agamanya sendiri. Mereka banyak lupa tentang agama, banyak meninggalkan sholat dan ngaji. Padahal 2 hal itu sebenarnya adalah makanan pokok orang-orang kuat dimasa lampau. Puasa pun hanya Ramadhan yang mereka tau bahkan tidak tau pada beberapa puasa sunnah setelah itu. Inilah mengapa orang dimasa sekarang manusia banyak yang terlihat kuat, tangguh namun pada dasarnya kebanyakan mereka adalah orang yang paling lemah karena akar agama mereka tidak kuat.

Ibarat pohon berkualitas misal pohon jati, pinus atau akasia namun akarnya tidak kuat, kalau setiap hari terkena angin topan yang berkekuatan lemah sekalipun lambat laun akhirnya dia akan roboh. Kata orang jawa “Gebyare Tok Seng Apik” artinya Penampilannya saja yang bagus.

Kekuatan seseorang itu ada pada kekuatan hati yang ditopang oleh agamanya. Dalam agama ilmu yang diajarkan mencangkup semua ilmu yang ada di muka bumi ini baik ilmu yang secara akliyah, batiniyah maupun ilmu secara lahiriyah. Oleh karena itu mengapa ketiganya harus saling menopang satu sama lain agar dapat menguatkan pribadi seseorang baik secara lahir, batin maupun akal agar tidak dapat goyah meski setiap hari diterpa topan yang sangat dahsyat karena dibalik ilmu-ilmu itu terdapat Allah Yang Maha Tinggi yang membantunya bertahan dalam segala kondisi.

Jujur dalam hati saya merasa miris sekali, kalau saya jadi orang tua saya tidak akan percaya dengan dunia luar dan lebih suka memasukkan anak saya dalam pondok agar karakternya dapat terbentuk dengan baik dulu sebelum keluar, sehingga siap menghadapi dunia luar dengan berbagai keadaan. Saya mengalami betapa harus berhati hatinya disetiap langkah di dunia luar,karena kecerdasan dan pendidikan yang tinggi ternyata tidak dapat menjamin terlebih bagi wanita yang hidup jauh dari orang tua dan sanak keluarga. Semua kemaksiatan bercampur jadi satu seperti adonan roti, mentega, dan telor.

Saya beberapa waktu yang lalu sempat dibuat kaget dan merasa sangat ketakutan setelah membaca buku Ibnu Qoyyim Al Jauziy “La Taqrabu Zina” yang mengatakan bahwa “(Mungkin) dia sudah bosan selamat, sehingga dia biarkan pandangannya menyaksikan apa yang menurutnya indah” dan pandangan yang tidak syar’i itu pada dasarnya adalah salah satu penyakit yang ditambahkan pada hati. Dalam hati saya sonntak mengiyakan dan memang asal muasal penyakit hati itu salah satunya dari pandangan yang tidak syar’i padahal pandangan ini hampir setiap waktu digunakan untuk melihat.

Dokter yang juga seorang ustadz dalam cermah ahadnya di masjid IKADI beberapa waktu yang lalu berkata demikian,”Sungguh dahsyatnya masa kini, para wanita tidak lelahnya mepermainkan nafsu laki-laki malah aksinya semakin menjadi-jadi. Bagimana tidak to bu, pak? Wanita yang berpakaian ala kadarnya alias kurang bahan sekarang bukan lagi barang langka, malunya sampun hilang. Disepanjang jalan, gang-gang, dimana saja sudah umum. Kalau laki-laki terus duhujani seperti kekuatannya seberapa? Inilah mengapa bangsa kita saat ini sudah mengalami krisis pelajar bermoral, karena bangsa kita tiap hari dicekoki hal-hal semacam itu.”

Imam Asy Syafi’i saja bercerita bahwa setelah tidak sengaja melihat betis seorang wanita ½ dari hafalannya hilang. Salah satu solusi bila anak tidak hidup dalam dunia pesantren sejak kecil hendaknya kedua orang tua senantiasa memberikan keteladanan dan menanamkan pendidikan agama yang baik sejak ia kecil mulai dari membiasakan membaca al quran, sholat berjamaah, sharing tentang agama, cerita-cerita Nabi dan para sahabatnya serta cerita mengenai keteladanan wanita-wanita pilihan, dan masih banyak lagi yang intinya memberikan intensif pembekalan.

MashaAllah... dunia ini memang semakin tua, kalau zaman Rasulullah digambarkan orang tua yang sudah jompo mungkin sekarang bila digambarkan si orang tua tersebut sebagian organnya sudah tidak berfungsi lagi. Wallahu’alam...

Jadilah wanita yang tidak hanya cerdas, dan berpendidikan tapi jadilah wanita yang berakhlak dan beragama baik karena InshaAllah akan melahirkan pejuang-pejuang tangguh di masa depan.
Keep Istiqomah...

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Sunday, February 10, 2013

Wanita Berilmu Saja Belum Cukup


Libur semester telah dimulai. Rasanya merasa ada yang kurang setelah hampir kurang lebih satu bulan masa karantina untuk ujian akhir blok, ujian fisiologi, ujian skill lab dan rentetan persentasi dan kuliah pakar akhir blok tentang biomaterial kedokteran gigi.

Teringat saya pada apa yang dikatakan guru saya MTs yang juga pembina Pramuka dan PMR saya,”Kalian para gadis jadi apapun, punya profesi apapun kalian nanti, meski jadi ibu rumah tangga jadilah wanita berpendidikan kalau jadi ibu rumah tangga jadilah ibu rumah tangga berpendidikan”

Kata-kata itu mengajarkan pada kita bahwa meskipun kita sebagai wanita pendidikan haruslah menjadi prioritas utama. Bukan memburu tittle tapi menuntut ilmu menjadi modal utama niat kita belajar demi meraih keridhoan Allah. Terlebih suami yang tangguh dan anak yang hebat berawal dari dekap kehangatan seorang wanita karena ilmunya dan agamanya.

Bila menerawang keluar jendela kamar, memang pendidikan salah satu kunci perjalanan hidup di dunia namun tidak dapat berdiri tanpa tiang agama yang tangguh. Hal ini terjadi karena budaya barat kian hari kian tak dapat dibendung, penjajahan ala barat sudah menerobos hingga level bawah. Maka tidak heran bila mana wanita berpendidikan dimasa kini sering terkena virus kebaratan, dibawah pun sudah tidak sedikit gadis-gadis desa yang tidak lagi dapat menjaga dirinya.

Hal ini harusnya membuat para orang tua semakin was-was pada anak gadisnya, dan harusnya semakin tidak percaya dengan dunia luar. Saya yang bertahun-tahun hidup di dunia luar sering kali merasakan bahwa sulit sekali menemui  gadis yang berusaha keras menjaga iffah dan izzahnya. Rata-rata sudah termakan ciri khas orang barat mulai dari penampilan sampai akhlaknya, meski pendidikannya tinggi dan kecerdasannya menengah ke atas.

Pendidikan agama saat ini bukan lagi nasi putih tapi seperti tumpeng yang dimakan hanya pada kesempatan atau even-even tertentu. Sedih rasanya kalau tahu bahwa banyak sekali pemuda-pemudi masa kini yang kehilangan jati diri agamanya sendiri. Mereka banyak lupa tentang agama, banyak meninggalkan sholat dan ngaji. Padahal 2 hal itu sebenarnya adalah makanan pokok orang-orang kuat dimasa lampau. Puasa pun hanya Ramadhan yang mereka tau bahkan tidak tau pada beberapa puasa sunnah setelah itu. Inilah mengapa orang dimasa sekarang manusia banyak yang terlihat kuat, tangguh namun pada dasarnya kebanyakan mereka adalah orang yang paling lemah karena akar agama mereka tidak kuat.

Ibarat pohon berkualitas misal pohon jati, pinus atau akasia namun akarnya tidak kuat, kalau setiap hari terkena angin topan yang berkekuatan lemah sekalipun lambat laun akhirnya dia akan roboh. Kata orang jawa “Gebyare Tok Seng Apik” artinya Penampilannya saja yang bagus.

Kekuatan seseorang itu ada pada kekuatan hati yang ditopang oleh agamanya. Dalam agama ilmu yang diajarkan mencangkup semua ilmu yang ada di muka bumi ini baik ilmu yang secara akliyah, batiniyah maupun ilmu secara lahiriyah. Oleh karena itu mengapa ketiganya harus saling menopang satu sama lain agar dapat menguatkan pribadi seseorang baik secara lahir, batin maupun akal agar tidak dapat goyah meski setiap hari diterpa topan yang sangat dahsyat karena dibalik ilmu-ilmu itu terdapat Allah Yang Maha Tinggi yang membantunya bertahan dalam segala kondisi.

Jujur dalam hati saya merasa miris sekali, kalau saya jadi orang tua saya tidak akan percaya dengan dunia luar dan lebih suka memasukkan anak saya dalam pondok agar karakternya dapat terbentuk dengan baik dulu sebelum keluar, sehingga siap menghadapi dunia luar dengan berbagai keadaan. Saya mengalami betapa harus berhati hatinya disetiap langkah di dunia luar,karena kecerdasan dan pendidikan yang tinggi ternyata tidak dapat menjamin terlebih bagi wanita yang hidup jauh dari orang tua dan sanak keluarga. Semua kemaksiatan bercampur jadi satu seperti adonan roti, mentega, dan telor.

Saya beberapa waktu yang lalu sempat dibuat kaget dan merasa sangat ketakutan setelah membaca buku Ibnu Qoyyim Al Jauziy “La Taqrabu Zina” yang mengatakan bahwa “(Mungkin) dia sudah bosan selamat, sehingga dia biarkan pandangannya menyaksikan apa yang menurutnya indah” dan pandangan yang tidak syar’i itu pada dasarnya adalah salah satu penyakit yang ditambahkan pada hati. Dalam hati saya sonntak mengiyakan dan memang asal muasal penyakit hati itu salah satunya dari pandangan yang tidak syar’i padahal pandangan ini hampir setiap waktu digunakan untuk melihat.

Dokter yang juga seorang ustadz dalam cermah ahadnya di masjid IKADI beberapa waktu yang lalu berkata demikian,”Sungguh dahsyatnya masa kini, para wanita tidak lelahnya mepermainkan nafsu laki-laki malah aksinya semakin menjadi-jadi. Bagimana tidak to bu, pak? Wanita yang berpakaian ala kadarnya alias kurang bahan sekarang bukan lagi barang langka, malunya sampun hilang. Disepanjang jalan, gang-gang, dimana saja sudah umum. Kalau laki-laki terus duhujani seperti kekuatannya seberapa? Inilah mengapa bangsa kita saat ini sudah mengalami krisis pelajar bermoral, karena bangsa kita tiap hari dicekoki hal-hal semacam itu.”

Imam Asy Syafi’i saja bercerita bahwa setelah tidak sengaja melihat betis seorang wanita ½ dari hafalannya hilang. Salah satu solusi bila anak tidak hidup dalam dunia pesantren sejak kecil hendaknya kedua orang tua senantiasa memberikan keteladanan dan menanamkan pendidikan agama yang baik sejak ia kecil mulai dari membiasakan membaca al quran, sholat berjamaah, sharing tentang agama, cerita-cerita Nabi dan para sahabatnya serta cerita mengenai keteladanan wanita-wanita pilihan, dan masih banyak lagi yang intinya memberikan intensif pembekalan.

MashaAllah... dunia ini memang semakin tua, kalau zaman Rasulullah digambarkan orang tua yang sudah jompo mungkin sekarang bila digambarkan si orang tua tersebut sebagian organnya sudah tidak berfungsi lagi. Wallahu’alam...

Jadilah wanita yang tidak hanya cerdas, dan berpendidikan tapi jadilah wanita yang berakhlak dan beragama baik karena InshaAllah akan melahirkan pejuang-pejuang tangguh di masa depan.
Keep Istiqomah...

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea