Tuesday, February 19, 2013

Mentadhaburi Ketetapan Allah

Posted by Devy Ratriana Amiati at 8:03 PM

Puji syukur sebanyak-banyaknya disampaikan kepada Allah swt yang sampai detik ini masih senantiasa mendapingi kita, menemani dan tidak jenuh-jenuhnya mendengar isak tangis dan keluh kesah kita.
Shallawat serta salam kita haturkan pada junjungan kita Nabi Akhirul Zaman Rasulullah shalallahi'alaihi wassalam.
Berbicara soal takdir sungguh banyak sekali limpahan karunia Allah yang diberikan pada kita, sungguh betapa besar rasa cinta Allah pada kita. Apa-apa yan dirasa tidak mungkin menjadi mungkin, yang tidak dapat terjadi akhirnya terjadi, yang dilihat, dirasa di logika tidak mungkin ada dan terjadi akhirnya ada dan terjadi. Disaat orang kehausan disediakan buah-buahan di alam, disaat orang kelaparan disediakanlah padi, singkong, dan tanaman yang mengandung karbohidrat, disaat kita merasa jenuh dan bosan Allah menawarkan 1000 pilihan hiburan tapi akankah kita selalu mensyukuri dan mentadhaburi setiap detik rahmat yang diberikan Allah pada kita?

Kadang saya pun juga bertanya-tanya pada diri saya mengapa saya begitu banyak menyia-nyiakan waktu saya, kadang ada rasa malu bila teringat betapa kerasnya perjuangan Rasulullah saw dan sohabi dulu, betapa beliau dulu saat sebelum wafat masih memikirkan kita yang belum beliau kenal dan berkata,"Umat ku.. Umat ku.. Umat ku".

Di suasana akhir zaman ini memang tidak mudah menapaki kehidupan fitnah kehidupan dimana-mana Orang tidak malu lagi melakukan maksiat, bahkan cenderung diumbar di publik dengan penuh kebanggaan, 3 komponen vital (hati, lisan, mata) sudah melesat tanpa arah, kadang sampai binggung juga harus bersikap bagaimana karena setan kiranya makin canggih sedang hati manusia semakin berkarat dan sulit menerima kebaikan Allah.

Kembali ke tema, perlunya mentadhaburi takdir Allah adalah hal yang harus dilakukan. Maka tidak heran kenapa Allah menurunkan Adam as. dan Hawa ke bumi dan harus menjalani kehidupan dunia yang serba gado-gado yaitu agar dapat benar-benar merasakan kenikmatan saat kembali ke surga.
Dan anak keturunan adam yang detik ini masih berada dibumi sedang diuji sekuat apa mereka berpuasa menahan gonjang ganjing kehidupan dunia karena untuk mendapatkan kenikmatan yang kekal memang butuh perjuangan yang sangat keras.
Abu Bakar As-sidiq berkata pada burung,"Andai aku menjadi burung sepertimu dan tidak diciptakan sebagai manusia".
Ali Bin Abi Thalib berkata,"Alangkah baiknya seandainya aku adalah pohon yang di tebang, aku lebih suka seandainya aku tidak diciptakan"

Bagaimana dengan saya, kamu, mereka, kita yang hidup di akhir zaman ini sering lupa pada Allah setelah diberi nikmat, dan lupa mentadhaburinya.
astaghfirullahal'adzim...
Padahal Allah itu selalu mengurus keperluan kita selama perjalanan ini. Dan kesalahan besar bilamana kita menyalahkan Allah, tidak terima, dan mengeluh atas semua takdir yang direncanakan Allah. Kadang saya pun berkata-kata sendiri disaat jenuh,"Andai dulu saya tidak pernah diciptakan" tapi mau bagaimana lagi nyatanya sudah 20 tahun lebih saya tinggal di bumi jadi ya mau gimana lagi meski rasanya begitu capek dengan gado-gado ini harus tetap berjalan sampai finish seperti kata guru ngaji saya,"Istirahatnya orang mukmin itu di akhirat". Mencoba saya cerna sedikit demi sedikit masa lalu dan masa depan sebenarnya kehidupan ini unik. Kehausan dan kelaparan di dunia ini akan terobati di akhirat sana. Dan dari sekian juta wajah yang kita temui, sekian ribu lika-liku kehidupan yang kita tempuh itu semua membuktikan bahwa ilmu Allah itu begitu tinggi, hingga saking tingginya manusia kesulitan memahami inti pokok dari ilmu itu secara langsung walau ilmu itu perihal apa yang ada di dalam dirinya sendiri. Butuh dicerna dan pahami sedikit demi sedikit hingga mampu memahami ilmu yang telah dipaketkan pada diri setiap manusia sejak sebelum dia dilahirkan.

Maka dari itu disinilah pentingnya mencari referensi lebih banyak serta menempatkan Al Quran dan Asunnah dibarisan terdepan dalam referensi agar setiap hal yang dilihat, dan dirasakan dapat terdefinisikan dengan baik dan tepat. Kegagalan seseorang dalam mendefinisikan suatu perkara pada dirinya bukan terletak pada ketidak adilan Allah tapi karena kekurang jelian dalam mendefinisikan Ilmu Allah tentang dirinya.
Always possitive thinking...
Semoga kelak kita dapat kembali ke Jannah dengan selamat dan dapat berkumpul dengan sanak family kita. Amin

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Tuesday, February 19, 2013

Mentadhaburi Ketetapan Allah


Puji syukur sebanyak-banyaknya disampaikan kepada Allah swt yang sampai detik ini masih senantiasa mendapingi kita, menemani dan tidak jenuh-jenuhnya mendengar isak tangis dan keluh kesah kita.
Shallawat serta salam kita haturkan pada junjungan kita Nabi Akhirul Zaman Rasulullah shalallahi'alaihi wassalam.
Berbicara soal takdir sungguh banyak sekali limpahan karunia Allah yang diberikan pada kita, sungguh betapa besar rasa cinta Allah pada kita. Apa-apa yan dirasa tidak mungkin menjadi mungkin, yang tidak dapat terjadi akhirnya terjadi, yang dilihat, dirasa di logika tidak mungkin ada dan terjadi akhirnya ada dan terjadi. Disaat orang kehausan disediakan buah-buahan di alam, disaat orang kelaparan disediakanlah padi, singkong, dan tanaman yang mengandung karbohidrat, disaat kita merasa jenuh dan bosan Allah menawarkan 1000 pilihan hiburan tapi akankah kita selalu mensyukuri dan mentadhaburi setiap detik rahmat yang diberikan Allah pada kita?

Kadang saya pun juga bertanya-tanya pada diri saya mengapa saya begitu banyak menyia-nyiakan waktu saya, kadang ada rasa malu bila teringat betapa kerasnya perjuangan Rasulullah saw dan sohabi dulu, betapa beliau dulu saat sebelum wafat masih memikirkan kita yang belum beliau kenal dan berkata,"Umat ku.. Umat ku.. Umat ku".

Di suasana akhir zaman ini memang tidak mudah menapaki kehidupan fitnah kehidupan dimana-mana Orang tidak malu lagi melakukan maksiat, bahkan cenderung diumbar di publik dengan penuh kebanggaan, 3 komponen vital (hati, lisan, mata) sudah melesat tanpa arah, kadang sampai binggung juga harus bersikap bagaimana karena setan kiranya makin canggih sedang hati manusia semakin berkarat dan sulit menerima kebaikan Allah.

Kembali ke tema, perlunya mentadhaburi takdir Allah adalah hal yang harus dilakukan. Maka tidak heran kenapa Allah menurunkan Adam as. dan Hawa ke bumi dan harus menjalani kehidupan dunia yang serba gado-gado yaitu agar dapat benar-benar merasakan kenikmatan saat kembali ke surga.
Dan anak keturunan adam yang detik ini masih berada dibumi sedang diuji sekuat apa mereka berpuasa menahan gonjang ganjing kehidupan dunia karena untuk mendapatkan kenikmatan yang kekal memang butuh perjuangan yang sangat keras.
Abu Bakar As-sidiq berkata pada burung,"Andai aku menjadi burung sepertimu dan tidak diciptakan sebagai manusia".
Ali Bin Abi Thalib berkata,"Alangkah baiknya seandainya aku adalah pohon yang di tebang, aku lebih suka seandainya aku tidak diciptakan"

Bagaimana dengan saya, kamu, mereka, kita yang hidup di akhir zaman ini sering lupa pada Allah setelah diberi nikmat, dan lupa mentadhaburinya.
astaghfirullahal'adzim...
Padahal Allah itu selalu mengurus keperluan kita selama perjalanan ini. Dan kesalahan besar bilamana kita menyalahkan Allah, tidak terima, dan mengeluh atas semua takdir yang direncanakan Allah. Kadang saya pun berkata-kata sendiri disaat jenuh,"Andai dulu saya tidak pernah diciptakan" tapi mau bagaimana lagi nyatanya sudah 20 tahun lebih saya tinggal di bumi jadi ya mau gimana lagi meski rasanya begitu capek dengan gado-gado ini harus tetap berjalan sampai finish seperti kata guru ngaji saya,"Istirahatnya orang mukmin itu di akhirat". Mencoba saya cerna sedikit demi sedikit masa lalu dan masa depan sebenarnya kehidupan ini unik. Kehausan dan kelaparan di dunia ini akan terobati di akhirat sana. Dan dari sekian juta wajah yang kita temui, sekian ribu lika-liku kehidupan yang kita tempuh itu semua membuktikan bahwa ilmu Allah itu begitu tinggi, hingga saking tingginya manusia kesulitan memahami inti pokok dari ilmu itu secara langsung walau ilmu itu perihal apa yang ada di dalam dirinya sendiri. Butuh dicerna dan pahami sedikit demi sedikit hingga mampu memahami ilmu yang telah dipaketkan pada diri setiap manusia sejak sebelum dia dilahirkan.

Maka dari itu disinilah pentingnya mencari referensi lebih banyak serta menempatkan Al Quran dan Asunnah dibarisan terdepan dalam referensi agar setiap hal yang dilihat, dan dirasakan dapat terdefinisikan dengan baik dan tepat. Kegagalan seseorang dalam mendefinisikan suatu perkara pada dirinya bukan terletak pada ketidak adilan Allah tapi karena kekurang jelian dalam mendefinisikan Ilmu Allah tentang dirinya.
Always possitive thinking...
Semoga kelak kita dapat kembali ke Jannah dengan selamat dan dapat berkumpul dengan sanak family kita. Amin

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea