Sunday, July 29, 2012

Piala Dalam Etalase

Posted by Devy Ratriana Amiati at 8:47 PM 0 comments
Indahnya piala dalam etalase
Tak ada yang dapat menyentuhnya
Oh piala dalam etalase
Gumam ku
Piala itu akan dimiliki oleh pemenang
Pemenang yang memang pantas menyentuhnya
Pemenang yang mungkin tak dapat di trawang
Namun, yakin diri pemenangnya bukan sembarang pemenang
Minimal pemenangnya adalah atlit unggulan

Semua berlomba memilikinya
Merayu penjaganya agar etalase itu dapat dibuka
Namun sayang usaha mereka sepertinya sia-sia
Dan aku malas membahas itu
Meski sadar diri senang pula melihatnya
Dan tak disangka memang sudah lama hal ini dirasa
Namun lagi-lagi kata malas dalam hati berkata
"Piala itu hanya akan dimiliki pemenangnya, pemenang yang bukan sembarang pemenang"

Sembari diri berkaca dan tidak pantas ikut perlombaan itu
Masih banyak agenda diri yang memilukan yang perlu dibenahi
Meski berharap semoga piala itu tak disentuh siapa saja yang tidak berhak menyentuhnya
Agar tetap indah dalam etalase

Piala yang indah biarlah tetap indah, jika memang pemenang sudah terdeteksi semoga kaca etalase dapat di buka dengan pelan agar keindahannya tetap terpancar,
meski telah dimiki pemenang yang pantas memenangkannya.

Mencintai Bukan Sekedar Mencinta

Posted by Devy Ratriana Amiati at 8:44 PM 0 comments


            Merenung di depan kos bersama seorang sahabat beberapa minggu yang lalu, merenung sambil melihat awan di kursi depan kos.
Bel, alhamdulillah ya sampai detik ini kita masih bertahan. Meski dulu pernah mencoba alhamdulillah kita kapok dan sekarang kita masih disini seperti ini sendiri
Iya Dev, santai saja. Kita harus banyak bersyukur diberi hidayah tidak ingin mencobanya lagi. Kata ibu ku wanita yang terjaga harganya mahal. Haduh Devy, Sumpah deh aku males ngomongin masalah gituan
Amin Ya Robb.. santai-santai...
Iyo santai ae mbak Dev” sambil sama-sama tertawa
Kadang saya pun berfikir pula apa fungsi dari cinta di dunia bila akhirnya semua ini tidak kekal. Kadang saat hati ini kembali berbunga, hati kadang menepis “Hay, buat apa jatuh cinta? Focus ibadah.. ibadah.. buang rasa itu. Jodoh sudah di atur
Hmmm.... Ntah lah kadang hati ini diselimuti takut yang sangat dengan kaum laki-laki karena banyaknya kasus #SENSOR# yang seolah bukan hal tabu lagi, bahkan menjamur yang berawal dari pandangan, dan ujung-ujungnya memadu kasih tanpa ikatan.
Hmmm.... kadang juga saat hati berkata,”Simpanlah semua keinginan, hanya untuk suami mu. TITIK” setelah itu dengar ceramah yang intinya,”Setiap laki-laki dan perempuan kelak di surga akan di beri pasangan masing-masing, yang seusianya seumuran. Kecantikannya bagaikan mutiara yang tersimpan
Apalagi baca hadits dari Muadz bin Jabal, Rasulullah saw. Bersabda,
Janganlah seorang wanita itu menyakiti suaminya di dunia, karena istrinya yang dari kalangan bidadari akan berkata,’Janganlah engkau menyakitinya, mudah-mudahan Allah tidak merahmatimu, sesungguhnya dia (suamimu) adalah ibarat tamu bagimu, yang sebentar lagi alan berpisah darimu dan datang kepadaku” (HR. Tirmidzi, dan Ibnu Maajah)
Hikkksss.. Demi Allah langsung deh cemburunya muncul, ngrasa sedih bukan main dan meradang. PATAH HATICAMPUR-CAMPUR o_O
Namun, sekian tahun berfikir dan mencari-cari jalur yang menenangkan, baru kali ini saya dapat berfikir logis, mencintai dengan santai, mengesampingkan nafsu, dan mengarahkan ke dunia lain (prinsip pola fikir 3 dimensi). Terlebih beberapa hari ini saya sering bermimpi menggendong bayi, bayi laki-laki. Hehe.. Bayi laki-laki yang dibawa almarhum mbah saya sambil tersenyum dalam mimpi, menggendong bayi laki-laki teman saya yang baru lahir, lalu beberapa mimpi lain yang terus-terusan mengiming-imingi saya bayi laki-laki. Rasanya tidak sabar ingin mencetak generasi baru yang lebih baik.
Ckckckck.. semester 3 :D sadar....
Dan hal ini membuka fikiran saya, serta dapat saya jadikan motivasi dan arahan pola fikir yang tidak hanya menonjolkan nafsu saja ^_*
Kesimpulannya:
tujuan dari cinta>>menikah adalah sama-sama belajar untuk mengingatkan dan mempersiapkan diri karena kematian kapan saja datang, sama-sama berjuang untuk menanam sebagai bekal bertemu dengan Allah dan mengharapkan ridhoNya, sama-sama bersemangat mencetak generasi baru yang lebih baik karena anak adalah investasi akhirat. Cinta semacam ini adalah cinta yang indah.
Kalaupun nanti semua akan terputus, tidak akan bertemu #DIA,SUAMI# lagi atau malah belum sampai ketemu sudah #PULANG#, atau semua akan dapat pasangan baru di surga, positive thinking saja dan harus diyakini bahwa Allah menciptakan ini dan itu bukan tanpa sebab, bukan tanpa alasan. Bukankah Allah tidak pernah menipu manusia? Bukankah Allah tidak pernah menyakiti manusia? Namun manusialah yang sering menipu Allah dan menipu dirinya sendiri.
Dulu, sebelum tiada dia meminta saya menasehatinya
Pak, tokong saya dituturi
Bu, Semua yang bernyawa akan kembali kepada Allah. Ibu harus sabar
Terimakasih telah menemani saya selama ini, saya sangat senang bersama Bapak selama ini. Mulai dari yang tidak punya apa-apa, sampai seperti ini.”
Alhamdulillah, Bu. Ini karena Allah
Jaga anak-anak ya Pak, sebentar lagi ibu akan pergi
Lalu sang ibu, memejamkan matanya sembari mengucapkan syahadat.
Saya yakin ibuknya Hasyim sekarang bahagia disana, bersama pendamping baru yang lebih baik dari pendamping di dunia.
Hehe.. ungkapan Ustadz saya disela-sela ngaji mingguan yang sejenak mengingat almarhum istrinya tercinta sambil matanya berkaca-kaca, karena merasa begitu berkesan berjuang bersama, hingga istrinya yang lebih dahulu dipanggil oleh Allah. 
Nah.. kembali ke awal pembicaraan awal. Saat isro’ mi’roj Rasulullah bertemu dengan Allah swt, dan apa yang terjadi? Badan Rasulullah menggigil karena melihat keindahan Allah yang luar biasa. Lalu, Rahman dan Rahim Allah pada manusia sepetinya tidak pantas dibalas kecemburuan pada takdir yang telah ditetapkan. Bila sekarang semuanya masih menjadi teka-teki, suatu saat nanti semuanya akan terungkap dan dengan kesabaran disertai positive thinking semua berbuah rasa syukur yang sangat. InshaAllah
“Mencintai bukan hanya mencintai, namun mencintaiadalah jembatan ingin bertemu dengan Dzat yang paling dicintai”
Allah.. Allah.....

Thursday, July 26, 2012

Salah Satu Pondasi Akhlaqul Karimah dengan Pola Fikir 3 Dimensi

Posted by Devy Ratriana Amiati at 10:46 AM 0 comments


                Sekilas judul ini begitu aneh, namun realitanya hal ini memanglah benar-benar terbukti mencetak akhlaqul karimah. Pola Fikir 3 dimensi? banyak yang bertanya-tanya apa yang dimaksut pola fikir 3 dimensi. Pola Fikir dimensi adalah pola fikir yang mengarahkan dan mencetak main set kita untuk mencoba melangkah dari dimensi sebelum kita diciptakan hingga menjadi janin, dimensi sekarang, dan dimensi yang akan datang saat kita berada di dalam tanah (barzah) hingga di alam mahsar.
Lebih simplenya seperti ini:

Alam Barzah
Alam Mahsyar
Alam Rahim
Alam Dunia
Alam Arwah

               
                Sebenarnya ini adalah pemikiran 5 dimensi namun saya mengelompokkannya menjadi 3 karena pada dimensi pertama (alam arwah dan alam rahim) saat dimana kita masih menjadi calon manusia yang berwujud, sedangkan dalam dimensi kedua (alam dunia) kita menjadi manusia seutuhnya dan dalam bentuk sebaik-baiknya, dan dalam dimensi ketiga (alam barzah dan alam mahsyar) kita sudah tidak berdaya ibarat menanam tinggal melihat hasil panenanya baik atau buruk.
                Pola fikir ini merupakan bentuk perenungan (tafakur) yang layak kita coba untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran 3 dimensi ini pertama akan membawa kita menari-menari di alam arwah, saat dimana Allah mengambil perjanjian pada kita sebelum kita diciptakan “Aku adalah Tuhanmu wahai fulan”, si fulan menjawab,”Iya Allah, Engkau Tuhan ku. Engkau Esa.” Saat itu kita begitu tak berdaya seperti kapas, hanya bisa terbang, melayang kesana kemari menunggu panggilan menjadi sesosok bayi. Saat itu andai Allah tidak menghendaki kita, mungkin Allah telah menghapus nama kita di absent antrian calon manusia.
                Saat kita mendapat panggilan,”Wahai fulan, antrian mu telah berakhir. Ini sekantong perbekalan mu (rezeki, mati, jodoh, orang tua, dll) Selamat berjuang” mulailah kita di garis start pintu dunia meninggalkan alam arwah dan membawa sekantong takdir yang dibawakan Allah dari Lauhl Mahfudz.
Proses selama 9 bulan bulan berubah wujud bukanlah proses yang sebentar, sebelum itu Mas Sperma bak panglima perang dengan jutaan tentara menyerang Mbak Ovum, dan Maha Suci Allah dari perjuangan itu hanya 1 Panglima Sperma yang akan memenangkan. Hingga akhirnya keduanya bersatu, dan alhamdulillah kita mulai berwujud walau masih berupa darah. Lambat laun terbentuk daging, dan seterusnya hingga kita dapat berputar-putar diperut ibu, menyundul-nyundul. Demi Allah begitu luar biasa. Tangan kita menyilang di dada, dengan bentuk yang begitu kecil, bisa bernafas dalam perut, makan lewat pusar, ubun-ubun kita berdetak begitu kencang karena lapisan tengkorak yang masih tipis. Maha Suci Allah..
Saat perut ibu mengalami kontraksi yang begitu dahsyat, Allah berkata,”Sudah cukup kamu di rahim ini, keluarlah. Lihatlah dunia, disana kamu sebagai pengembara yang terasing.” Dan keluarlah kita menjadi sesosok bayi yang telah dirindu oleh kedua orang tua kita, diadzani, ditimang, dan kita menangis binggung.hehe..
Saat kita tumbuh, balita hingga dewasa ujian hidup pun tak ubahnya seperti nasi yang tiap hari dimanakan. Pasang surut, naik turun. Semua berjalan dalam suatu jalan. Disini kita adalah musafir,.Kata guru ngaji saya,”Manusia saat ini masih dalam perjalanan, belum dapat istirahat sebelum dapat menyelesaikan perjuangan berat penuh liku yang menipu di alam ini. Andai dari kita selalu sadar bahwa ibarat dalam perjalanan, lalu kita bertemu persimpangan dan di persimpangan itu terdapat tugu yang menunjukkan arah jalan selanjutnya dan tugu itu terbuat dari emas, dan berlian maka itulah dunia. Kesenangan sementara, yang penuh tipuan, banyak orang yang berhenti di tugu itu, dan melupakan tujuan utamaya bahwa sebenarnya tugu itu hanya penunjuk arah. Bagi siapa saja yang terus berjalan mengikuti petunjuk arah dari tugu itu dia tidak akan merugi, karena di tempat itulah (surga) kesenangan yang kekal akan di dapatkan, dan lebih kekal dari pada keindahan dan kemegahan tugu itu tadi
Saat badan mulai mendingin, apa yang sanggup kita lakukan? Ada yang binggung dengan apa yang terjadi padanya, ada pula yang menyadari bahwa itu adalah proses berpisahnya ia dari jasad yang sekian tahun bersamanya.”Ashadu’ala illaha ilallah wa ashadu’ana muhammad rasulullah” ini adalah saat mendebarkan, saat dimana kita melihat orang-orang disekitar kita menangisi kepergian kita, saat dimana kita di mandikan, saat dimana jasad kita terbaring, dikafani dan di sholatkan. Lalu di kuburkan...... disana suara langkah kaki orang-orang disekitar kita berlalu, kita sendiri di bawah tanah. Harta, tahta, pangkat, dan semua hanya mengantar kita sampai kuburan lalu meninggalkan kita.
Selamat tinggal alam dunia” itu yang terlintas di benak kita. Betapa merananya kita bila amal ibadah yang kekal dan akan menemani kita tidak seramai yang kita harapkan. Padahal disana malaikat yang keras datang da bertanya dengan suara yang menakutkan “Man Rabbuka? Man Nabiyuka? Man Dinuka?” Saat salah menjawab, malaikat izroil memukul dengan tongkatnya yang penuh duri. Bagi yang lolos maka berduyun-duyun akan datang sosok yang indah, dan wangi dari kejauhan mendekati kita,”Wahai, siapa kamu?” lalu sosok itu menjawab,”Aku adalah amal ibadah mu, mari ikut aku ke surga” bahagialah jiwa karena kenikmatan kubur yang merupakan kenikmatan pembuka surga telah di dapat. Namun bila yang datang adalah sosok buruk dengan aroma busuk datang,”Wahai, siapa kamu?” lalu sosok itu menjawab,”Aku adalah amal ibadahmu, maka ikutlah aku ke neraka” (Na’udzubillah).
Dan saat kehidupan di dunia mulai expied, kemaksiatan merajai bumi maka Allah menyuruh malaikan isrofil meniup sangkakala untuk yang pertama menghancurkan bumi dan isinya, dan tipan yang kedua seluruh manusia di bangkitkan dan diadili di padang mahsyar. Mereka yang selalu dalam keistiqomahan dan berpegang teguh pada Al Quran dan Asunnah akan mendapat syafa’at plus-plus dari Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam dan Al Quranul Kariem.
Saudara, saudari ku yang semoga selalu di rahmati Allah, sungguh bila pemikiran tiga dimensi ini selalu menjadi isian renungan kita setiap hari, sungguh hal ini akan membuat kita selalu merasa takut mendekati kemaksiatan. Kalaupun kita lupa, maka Allah akan segera mengingatkan kita, bahkan Allah akan segera menegur kita dan seolah ada benteng semu yang menjaga kita. Mereka-mereka yang masih dalam jalur yang salah memang kadang terlihat biasa-biasa saja, santai dalam kemaksiatan, tidak segera-segera di tegur, namun kita yang selalu merasa takut akan lebih terasa melakukan sedikit salah dan akan segera di tegur karena mereka-mereka yang lalai dalam perjanjian dengan RabbNya di alam roh dulu, teguran dan siksa mereka masih ditangguhkan dan inilah keistimewaan dari umat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
Pemikira 3 dimensi ini juga akan membawa kita meneladani akhlaq Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, karena inti dari pemikiran 3 dimensi ini adalah suatu rasa mawas diri dalam kehidupan agar selalu sadar bahwa kita disini adalah pengembara, perjalanan kita masih panjang. Tidak layak kita menyombongkan diri, karena asal muasal kita yang memang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa tanpa Allah mengendaki kita diizinkan mengisi biodata calon pengembara di dunia. Tulisan ini juga sebagai wujud teguran pada pribadi saya sendiri yang kadang masih lalai, dan terpeleset. Maka dari itu mari kita sama-sama berbenah, kafilah-kafilah orang sholeh telah berlalu sedangkan kita masih disini dengan bekal yang masih sedikit.
Mari semangat!!!! Mari kita lari......... mengejar mereka semampu dan sekuat kita beriktiar. Tetap berusaha walau itu begitu berat, terus berjalan meski itu lambat, terus melangkah meski tertatih... Allah menghargai setiap usaha kita :’)

Tuesday, July 24, 2012

Hatimu adalah Setan Bagimu, namun Hatimu adalah Malaikat Bagimu

Posted by Devy Ratriana Amiati at 12:15 AM 0 comments

Di bulan yang penuh barokah ini, terasa segala sesuatunya yang berhubungan dengan kebaikan terasa ringan, terasa mudah dilakukan dan anehnya selalu mejadi motivasi besar dalam hati. Bulan Ramadhan memang telah dikonsep oleh Allah sedemikian rupa hingga umat muslim yang menjalankan ibadah akan selalu termotivasi dan nyaman bercinta dengan RabbNya. Di tengah suasana yang indah ini namun kenapa masih saja ada suasana kesombongan, riya’, namimmah dan sifat-sifat buruk lain, padahal saat Ramadhan tiba setan untuk sementara waktu terbelenggu menggoda manusia?. Nah inilah hati, hati adalah indera terhalus, indera perasa, jika kita megamati bagaimana spons bekerja menyerap air maka kurang lebih sepeti itulah hati kita. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita sepakati bersama, bahwa:
a.      Spons: HATI
b.      Air: Interaksi antar manusia
Spons adalah suatu media yang begitu empuk, halus, dan lunak yang akan terlihat mengambang bila tidak ada isinya. Saat spons mulai bekerja untuk menyerap air sebisa mungkin rongga-rongga kapiler pada spons akan menyerap sedikit demi sedikit air sekemampuannya sesuai luas permukaan dan daya tampung spons tersebut. Saat spons yang bekerja dengan maksimal dan semua unsur cair diserap, spons tersebut akan semakin mengecil dan berat. Bila zat yang diserap spons tercampur partikel kasar (pasir, cat, dll) maka saat dia mengering dia akan kotor bahkan akan mengeras.
Lalu bagaimana spons dapat disamakan dengan hati?
Hati manusia sangat halus, dan lembut bahkan memang lunak, bila dilihat dari tekstur yang sebenarnya memanglah demikian. Hati awalnya memang kosong. Kosong disini tidak kosong yang berati tidak ada isinya. Spons yang kosong saja masih ada udara yang mengisi, nah begitu pula hati. Hati yang tidak diasah dengan bermacam-macam interaksi dia akan merasakan sepi.
Saat hati mulai berinteraksi dan yang awalnya kosong mulai dimasuki berbagai macam rasa dia akan menerima semuanya, akan dia tampung semaksimal mungkin da sebagian rasa akan dilupakan dibuang sesuai kebutuhan. Rasa-rasa yang masuk pun tidak hanya rasa senang, bahagia, empati, dll namun disana ada rasa iri sombong, takabur, congkak, culas, pemarah, dll banyak toxin-toxin pengkontaminasi yang siap mengotori hati.
Lalu apa tugas setan?
Setan bertugas merayu indera, agar menggoda hati untuk menyerap unsur-unsur negatif itu. Unsur-unsur itupun seolah seperti logam berat yang akan terus mengendap bila tidak sedikit demi sedikit dibersihkan. Bahkan yang fatal, hati akan mengeras dan sulit di lunakkan karena kesombongan, riya’, culas, takabur dan kawan-kawannya akan mengendap mengisi celah-celah hati.
Ada Ustadz yang bilang seperti ini “Kyai setan itu malas mengganggu orang-orang yang hatinya sudah kotor. Karena tidak usah diganggupun mereka akan tetap bermaksiat, hatinya sudah dipenuhi racun. Jadi yang diutus mengganggu itu adalah setan kroco-kroco (setan biasa)”.
Lalu pernah saya membaca suatu buku, disana tertulis “Salah satu setan adalah hatimu sendiri” saya yang lugu pun binggung, apa maksut ungkapan itu. Berhari-hari saya renungi dan akhirnya saya pun mendapati sebuah alur dan kesimpulan bahwa ungkapan itu memanglah benar. Meski di bulan Ramadhan ini pintu-pintu neraka di tutup, setan dibelenggu (libur menggoda manusia), dan pintu surga di buka akhlak-akhlak buruk itu akan terus ada karena hati telah terkotori.
Beberapa hari yang lalu khotib sholat tarawih yang membahas masalah dosa mengatakan “Saat dosa itu diperbuat manusia, hati manusia yang awalya putih akan tenodai oleh satu titik hitam. Bila manusia melakukan dosa lagi, bertambah satu titik lagi. Nah bila melakukan dosa lagi, dan lagi titik hitam itu akan terus bertambah hingga hati itu menghitam. Dan penghapus yang ampuh membersihkannya adalah Dzikirullah. Dzikir sebagai salah satu tameng karena dari dzikir itu terucap ungkapan-ungkapan toyibbah yang membuktikan bahwa manusia itu lemah, manusia itu kecil, tidak punya apa-apa, dan semua yang ada berada digenggaman Allah subhanahu wa ta’ala”
Hati yang terbiasa dibersihkan dari noda-noda kemaksiatan hati akan melahirkan pribadi-pribadi bak malaikat. Pribadi-pribadi yang mawas diri, pribadi-pribadi yang akan membuat orang disekitarnya selalu nyaman dan senang di dekatnya, pribadi-pribadi yang akan selalu mengkoreksi diri, dan susah bahkan menangis bila ada noda-noda yang sulit dibersihkan. Inilah pribadi-pribadi teladan yang mewarisi akhlak Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam..
Hati cermin diri. Hatimu adalah setan setan mu, namun hatimu adalah malaikatmu.
Mari terus berbenah, dan terus berkendara di jalur yang telah di contohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.. ^o^

Saturday, July 21, 2012

Ramadhan Bulan Tarbiyah Taqwa

Posted by Devy Ratriana Amiati at 4:32 PM 0 comments

               
                Alhamdulillahirrobil’alamin tak terasa kaki ini telah melangkah di Ramadhan 1433 H/2012 M. Bulan suci yang selalu dinanti-nanti setiap muslim diseluruh penjuru dunia, yaitu Ramadhan Kariem. Bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan yang di dalamnya menyimpan sejuta hikmah dan bonus pahala bagi siapa saja yang rajin menjalankan ibadah dan mendekatkan diri padaNya.
                Ramadhan disebut bulan Tarbiyah Taqwa karena dalam waktu 1 bulan penuh semua umat muslim dilatih untuk berpuasa dan belajar untuk lebih mendekatkan diri pada Allah swt. Berpuasa disini tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar namun juga menahan segala bentuk hawa nafsu yang sewaktu-waktu dapat timbul, baik itu nafsu marah, nafsu syahwat, dan lain sebagainya. Selain itu dalam bulan Ramadhan ini semua kondisi disesuaikan demi menjaga kekhusyu’an peribadatan umat muslim.
Di Tulungagung misalnya, semua peraturan publik disamakan, seperti menghentikan seluruh kegiatan tadarus pada pukul 22.00, menutup seluruh tempat lokalisasi, tidak menyalakan petasan saat orang istirahat malam, menjaga keamanan tempat-tempat publik yang rawan kriminalitas, dll. Itu peraturan yang dibuat pemerintah kabupaten, belum lagi suatu aturan yang dilaksanakan karena kebiasaan misal tadarus pagi setelah subuh, tadarus sore setelah ashar, dan tadarus malam setelah sholat tarawih untuk seluruh masjid dan mushola, bapak-bapak jama’ah-jama’ah masjid yang tartilnya bagus mendapatkan kesempatan menjadi imam sholat tarawih dan subuh, bapak-bapak dan anak-anak muda kemampuan ilmu dan berbicaranya mumpungi mendapat kesempatan berceramah di mimbar sholat tarawih dan subuh, tiap rumah ibu-ibu disibukkan dengan membuat hidangan untuk buka bersama keluarga di rumah atau untuk sodaqoh santri-santri madrasah diniyah, dll.
Sungguh datangnya bulan suci ini tak ubahnya sepeti dunia lain. Semua bernuansa islam, tidak ada kerancuan dalam hubungan masyarakat, semua saling membantu, semua saling memberi, semua saling berbagi. Langit tampak begitu indah meski mendung menyapa, dan saya yakin semu makhluk semakin giat bertasbih memuji asmaNya. Selain itu dalam bulan yang penuh rahmat ini segala bentuk peribadatan yang sesuai syariat Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam mendapat ganjaran atau bonus yang berkali lipat jumlahnya.
                Bentuk bonus-bonus itu misalnya, Allah swt melipatkan ganjaran sholat fardhu 70x dari hari biasanya, menghargai ibadah sunnah diganjar sebanding dengan ibadah fardhu di hari biasa, dan ibadah-ibadah lain yang fahalanya melebihi ibadah di hari biasa. Belum lagi bila di akhir Ramadhan tiba dan kita dapat bertemu, serta mendapatkan malam yang lebih baik dari 1000 bulan. 1000 bulan apabila dihitung mencapai 83 tahun 4 bulan.
Kasih sayang yang melimpah ini hanya di dapat oleh umat Muhammad shalallahu’alaihi wassalam. Maha Suci Allah... Mari benar-benar kita manfaatkan momemnt ini untuk banyak bertafakur dan mendekatkan diri pada Allah swt dengan harapan semoga usaha kita untuk bertarbiyah di Bulan Suci ini mendapat hasil yang baik dengan harapan antara Ramadhan satu dengan Ramadhan selanjutnya terjadi perubahan yang samakin baik pada semua umat muslim di dunia ini. Mencapai kemenangan jiwa nan suci degan derajat muttaqun di Hari Yang Fitri. Amin Ya Robbal'alamin..
Marhaban Ya Ramadhan.......

Thursday, July 19, 2012

Allah Sahabat Sejati

Posted by Devy Ratriana Amiati at 8:39 PM 0 comments

            Persahabatan bagai kepompong
            Merubah ulat menjadi kupu-kupu
            Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah

Persahabatan begitulah ungkapan singkat dalam lirik lagu “Kepompong”. Sahabat adalah saudara terdekat setelah saudara yang sebenarnya (tante-keponakan-dst). pulang Tanpa sahabat kehidupan ini terasa begitu sepi. Menjadikan Allah sebagai sahabat sejati adalah suatu kewajiban namun sahabat sesama manusia adalah sahabat berinteraksi dalam kehidupan. Saat jauh dari orang tua sahabatlah yang mampu menjadi teman dan tempat mencurahkan isi hati, sahabat pulalah yang akan melihat dan mengusap air mata kesedihan, sahabat pulalah yang akan membantu memecahkan masalah, memberi motivasi dan semua ini terasa brgitu nyata saat menjadikan Allah sebagai sahabat sejati.

Tulisan ini saya tulis karena kisah yang diceritakan teman-teman Remaja Masjid semalam setelah sholat tarawih di masjid. Kisah yang menyesakkan hati karena saya yang jarang pulang, hanya berkomunikasi dengan sms dan tlp saja tau-tau saat pulang mendapat kabar bahwa persahabatan 4 serangkai Mercon telah pecah. 4 serangkai adalah sahabat dengan julukan Geng Mercon Masjid, adalah sahabat yang dibentuk sejak 4 tahun yang lalu saat kami sama-sama menjadi siswa Tapak Suci, meskipun 2 teman (kembar) dan saya sudah bersahabat dengan saya sejak 12 tahun yang lalu karena kami bertetangga yang hanya dibatasi pagar rumah. Dari Tapak Sucilah akhirnya sahabat kami bertambah 1.

Aktivitas kami berpusat di masjid, apapun kegiatan di masjid kecamatan kami ada disana karena kami adalah anggota dari Remaja Masjid yang Visi Misinya memakmurkan masjid mulai dari tadarus, bersih masjid, menggerakan anak muda ikut pengajian, menjadi ustdzah di madrsah diniyah, dll. Saat masjid mulai sepi kadang mercon pun kami nyalakan, kembang api kita hidupkan hingga anak-anak kecil berdatangan dan senang bermain-main di masjid. Dari situ kami pun disebut 4 serangkai Geng Mercon dan saya disebut penasehat karena dari keempat teman usia saya paling tua dan semenjak saya kuliah di luar kabupaten yang selalu aktif di masjid kecamatan 3 anak itu.

Kini persahabatan yang unique itupun tak lagi ada karena salah seorang diantara kami membuka aibnya sendiri. Meski kami sudah tau dan telah kami usahakan menutupi bertahun-tahun namun apa daya ternyata bangkai itu semakin membusuk dan di kerumuni begitu banyak belatung, bahkan tercabik-cabik binatang buas hingga dagingnya yang busuk berserakan dan tercium dimana-mana. Dan kami yang diam menjadi korban adu domba dari masalahnya, hingga bendera Ta’mir Majid, Remaja Masjid dan Madrasah Diniyah semalam menyoroti kami (tanpa dia) memberi banyak nasehat demi perbaikan karena beliau-beliau tidak ingin kami teracuni oleh sikap-sikap yang diluar jalur yang dicontohkan Rasulullah. Kini persahabatan ini sulit tarangkai karena pola fikir yang sangat tidak searah lagi.

            Bagi saya Allah adalah sahabat sejati, tidak tergantikan karena hakekatnya Allah memanglah “Akbar” yang berkuasa penuh atas makhluknya sudah TITIK tidak dapat diganggu gugat. 100 Asma’ul Husna adalah bukti sifat-sifat Allah yang wajib diimani dan sebagai bukti bahwa menjadikan Allah sebagai sahabat sejati memanglah sangat pantas. “Ya Lathiif” Maha lembut, Allah datang saat hati ini begitu keras, “Ya Walliyy” Maha Melindungi saat ketakutan itu melanda, “Ya ‘Adlu” Maha Adil yang memberi keputusan saat terjadi perselisihan, dan masih banyak sifat-sifat Allah dalam Asma’ul Husna.

Sahabat sejati adalah sahabat yang selalu ada dalam suka maupun duka, baik pagi buta maupun larut malam sekalipun akan tetap ada menemani, dan selalu mendampingi. Suami bisa dijadikan sahabat namun tidak kekal di dunia dan inshaAllah kekal di akhirat bila dunia ini telah tiada, namun sebelum itu tidak dapat dikatakan sahabat sejati, karena dia tidak kekal seperti sahabat sejati kita Allah.

            Sahabat sejati tidak pernah memandang siapa kita, apa status ekonomi kita, apa pendidikan kita, siapa bapak kita, bagaimana wajah kita, namun sahabat sejati akan menerima kita dengan segala kekurangan lahir karena kita dapat disatukan oleh persamaan suatu pandangan hidup. Sahabat sejati juga tidak pernah membiarkan hati kita saling terlukai, ia akan segera meluruskan dan menutupi semua aib dan hal-hal yang harus dirahasiakan. Dan hanya Allah yang seperti itu, semua ujian yang berat selalu diselipi suatu pelajaran hidup, semua aib dijamin tidak akan Allah bongkar selama kita juga menjaga aib orang lain yang kita dengar. Bahkan Allah yang akan memecahkan masalah kita dengan begitu mudah, mengabulkan do’a, mengingatkan, menegur, yang kadang apa yang dilakukanNya di luar akal manusia.

            Maha Suci Allah.. tidak ada Dzat yang WAJIB dicintai melebihi apapun selain Allah, sungguh tak ada Dzat yang PANTAS dijadikan sahabat selain Allah. Dan sungguh manusia tidaklah pantas dijadikan sandaran dan mengesampingkan Allah sedikitpun.

            Marhaban Ya Ramadhan.. Marhaban Ya Ramadhan.. Marhaban Ya Ramadhan...
            Hal yang menambah deretan hikmah yang dapat diambil pelajaran......

            Semoga kita semua selalu dalam keistiqomahan, hingga memanfaatkan setiap detik kehidupan ini untuk Beramar Ma’ruf Nahi Munkar dijalanNya. Amin Ya Robb..

Monday, July 16, 2012

╭( '̀⌣'́ )งː̖́. ƾeмâИĞÀªttt

Posted by Devy Ratriana Amiati at 4:46 PM 0 comments


Disetiap langkahku
Didalam detak jantung
Tak pernah aku meragu
Hanya Engkau yang dihatiku
Berlelah-lelah dahulu

Bersenang-senang kemudian
Tiada suatu yang besar
Tanpa perjuangan yang hebat

Man jadda Wajada…Man jadda Wajada
Man jadda Wajada…Man jadda Wajada
Man jadda Wajada…Man jadda Wajada

Air yang mengalir jernih
Takkan keruh mengenang
Jangan surutkan langkah
Yakin dan penuh ketulusan

Malam berteman bintang
Siang sang matahari
Takkan ku patah arang
Hadapi semua rintangan

Man Jadda Wa Jadda by Yovie and Nuno


Tidak ada yang tidak bisa..
Tidak ada yang tidak mungkin..
Selama hal itu adalah etikat baik hanya mengharap ridhoNya..
Kamu bisa Vy, kamu PASTI bisa!!!!!!!!!!!!!!!!!
Luruskan niatmu.................
Allahuakbar!!!!!!

Wednesday, July 11, 2012

Dimana Toleransi dalam Khilafiah?

Posted by Devy Ratriana Amiati at 4:32 PM 0 comments

             

                Bismillahirrohmanirrohim...
Dengan menyebut nama Allah yang tiada daya yang dapat melucuti kekuasaanNya di muka bumi ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah tercinta serta segenap keluarga dan sahabat, dan juga salam untuk Nabi Ibrahim beserta keluarga yang tak dapat dipungkiri sedikitpun kebaikan dan ketulusan hatinya dalam mengesakan Allah..
Kisah berawal dari pertanyaan saya pada ibuk, saat berjalan-jalan menaiki sepeda motor bersama adik balita saya untuk mengambil LKS Agama SD di salah satu rumah teman seprofesi ibuk.
Buk kok ada masjid baru di seberang jalan rumah Pak A? Kan di lokasi rumah Pak A ada masjid juga kenapa tidak difungsikan?”
Ibuk menjawab,”Sekitar rumah Pak A kan orang “BUNDER” apa mau jama’ah bareng
Dan teringat pula dengan nasib Masjid Kecamatan saya dengan Mushola di selatannya pas, dengan kasus yang sama dan konteks yang sama.
Yah... khilafiah...
                Saya mendengar kata-kata ini sekitar 1,5 tahun yang lalu, saat saya berkenalan dengan salah seorang mahasiswa yang sangat fanatik golongan. Saya yang kala itu masih mencoba memulai lebih mendalami ilmu agama dibuat binggung karena satu golongan dengan golongan yang lain berbeda pemahaman bahkan bagi orang dasar hal ini cukup membuat binggung “mana yang benar?mana yang salah? Mana yang akan saya ikuti?” Meski saya memang terlahir di salah satu golongan yang kental namun saya kurang merasa puas karena disana saya merasakan adanya ketidak harmonisan hubungan dengan salah satu golongan di desa saya. NB: Jujur saya tidak suka perpecahan dan saling olok mengolok.
Karena begitu banyak pertanyaan akhirnya saya putuskan untuk mengaji khusus tauhid dan tajwid pada salah satu sesepuh di desa, dan belajar masalah khilafiah di salah satu mahasiswa Universitas Islam Madinah yang saya kenal di facebook. Ngaji itu membuat saya semakin mencintai agama ini, Uztad kawaan dan Ustadz muda itu membeberkan begitu banyak ilmu yang dia pelajari dan membuka fikiran saya agar berfikir secara luas (tidak fanatik golongan) seperti moto Pondok Madani tempat beliau menuntut ilmu dulu “Berdiri di Atas untuk Semua Golongan”.
Hal ini membuat saya semakin merasa yakin bahwa islam itu menyenangkan, dan indah tidak seperti orang Non Muslim katakan. Asal senantiasa tegak di atas Islam berdasarkan Al Qur'an dan hadits yang shahih dengan pemahaman para sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in inshaAllah tidak tersesat. Lalu mengapa masih ada ejek-ejekan, masih ada deskriminasi antara islam golongan satu dengan golongan yang lain. Apakah ada tiket masuk surga hanya untuk Golongan A saja, misal?
Bukankah kedudukan makhluk tertinggi nantinya adalah mereka-mereka yang beriman dan berilmu. Bukankah semua kelak akan mendapat syafa’at Rasulullah selama manusia selalu mengikuti sunnah-sunnahnya dan mengikuti para sahabat, dan tabi’in dan dalam melakukan amalan-amalan tidak tercampur syirik. Golongan itu bukan agama, ingat baik-baik GOLONGAN ITU BUKAN AGAMA, jadi mengapa harus selalu merasa paling benar?
Apa sebenarnya yang dibanggakan dari sebuah kefanatikan, kalau bukan hanya akan membawa perpecahan di bumi pada agama ini. Para 4 Imam Madzhab (Imam Hamba, Imam Syfi’i, Imam Malik, Imam Abu Hanafiah) saat pandangannya berbeda saling toleransi, tidak saling mengejek, juga tetap saling belajar. Kenapa orang awam seperti kita ini yang tidak mengerti secara dalam alur dari perjalanan khilafiah itu selalu merasa fanatik golongan? Apakah kita yakin bahwa hanya kita yang akan mewarisi Jannah Firdaus tanpa hisab? Bukankah puncak nilai terakhir seseorang ada di akhir hayatnya, akhir hayat baik maka jaminan surga, akhir hayat buruk meski semasa hidupnya baik akan masuk neraka.
Diskriminasi, dan saling olok ini telah merusak keharmonisan. Jika masjid itu tadi sepi karena orang yang mewakafkan tidak satu golongan, dan masjid kecamatan yang disebelahnya dibangun lagi karena nasib yang sama itu namanya menghina rumah Allah, mendiskriminasi rumah Allah yang harusnya selalu diramaikan dengan majlis-majlis dzikir dan ilmu. Dimana-mana masjid itu suci namun masih saja ada golongan-golongan tertentu yang menggaggap golongan yang lain yang sholat di masjid nya sama saja dengan najis.
MashaAllah... apa yang sedang terjadi dalam agama ini? Harusnya umat ini bersatu, toleransi, saling bahu-membahu baik dari yang tingkatan agamanya tinggi maupun yang rendah (seperti saya golongan rendah) agar umat ini saling bantu membantu, bersama menegakkan panji islam. Kefanatikan akan terus dimanfaatkan fihak barat untuk menggrogoti dan  memecah belah umat ini. Selain itu kasihan juga para mu’alaf yang NOL pengetahuan agamanya yang akan mempelajari agama islam kalau golongan satu dengan golongan yang lain saling ejek, dan penuh diskriminasi.
Mari sama-sama belajar dan mendalami ilmu agama (pelan namun pasti) agar ilmu kita semakin bertambah dan toleransi kita dengan hubungan sesama muslim dapat lebih berkwalitas, dapat terwujud dakwah dengan penuh kelembutan, karena dakwah yang penuh kelembutan dari hati ke hati akan lebih cepat diresapi, diamalkan, membawa hikmah dan pengajaran. Karena kelemahan ilmu adalah sumber dari kefanatikan yang membuat umat ini pecah.
Semoga ini menjadi bahan renungan dan pengejaran bagi kita bersama. Dan tetap berada di atas din nya sampai ajal menjemput. Amin..


Sunday, July 29, 2012

Piala Dalam Etalase

Indahnya piala dalam etalase
Tak ada yang dapat menyentuhnya
Oh piala dalam etalase
Gumam ku
Piala itu akan dimiliki oleh pemenang
Pemenang yang memang pantas menyentuhnya
Pemenang yang mungkin tak dapat di trawang
Namun, yakin diri pemenangnya bukan sembarang pemenang
Minimal pemenangnya adalah atlit unggulan

Semua berlomba memilikinya
Merayu penjaganya agar etalase itu dapat dibuka
Namun sayang usaha mereka sepertinya sia-sia
Dan aku malas membahas itu
Meski sadar diri senang pula melihatnya
Dan tak disangka memang sudah lama hal ini dirasa
Namun lagi-lagi kata malas dalam hati berkata
"Piala itu hanya akan dimiliki pemenangnya, pemenang yang bukan sembarang pemenang"

Sembari diri berkaca dan tidak pantas ikut perlombaan itu
Masih banyak agenda diri yang memilukan yang perlu dibenahi
Meski berharap semoga piala itu tak disentuh siapa saja yang tidak berhak menyentuhnya
Agar tetap indah dalam etalase

Piala yang indah biarlah tetap indah, jika memang pemenang sudah terdeteksi semoga kaca etalase dapat di buka dengan pelan agar keindahannya tetap terpancar,
meski telah dimiki pemenang yang pantas memenangkannya.

Mencintai Bukan Sekedar Mencinta



            Merenung di depan kos bersama seorang sahabat beberapa minggu yang lalu, merenung sambil melihat awan di kursi depan kos.
Bel, alhamdulillah ya sampai detik ini kita masih bertahan. Meski dulu pernah mencoba alhamdulillah kita kapok dan sekarang kita masih disini seperti ini sendiri
Iya Dev, santai saja. Kita harus banyak bersyukur diberi hidayah tidak ingin mencobanya lagi. Kata ibu ku wanita yang terjaga harganya mahal. Haduh Devy, Sumpah deh aku males ngomongin masalah gituan
Amin Ya Robb.. santai-santai...
Iyo santai ae mbak Dev” sambil sama-sama tertawa
Kadang saya pun berfikir pula apa fungsi dari cinta di dunia bila akhirnya semua ini tidak kekal. Kadang saat hati ini kembali berbunga, hati kadang menepis “Hay, buat apa jatuh cinta? Focus ibadah.. ibadah.. buang rasa itu. Jodoh sudah di atur
Hmmm.... Ntah lah kadang hati ini diselimuti takut yang sangat dengan kaum laki-laki karena banyaknya kasus #SENSOR# yang seolah bukan hal tabu lagi, bahkan menjamur yang berawal dari pandangan, dan ujung-ujungnya memadu kasih tanpa ikatan.
Hmmm.... kadang juga saat hati berkata,”Simpanlah semua keinginan, hanya untuk suami mu. TITIK” setelah itu dengar ceramah yang intinya,”Setiap laki-laki dan perempuan kelak di surga akan di beri pasangan masing-masing, yang seusianya seumuran. Kecantikannya bagaikan mutiara yang tersimpan
Apalagi baca hadits dari Muadz bin Jabal, Rasulullah saw. Bersabda,
Janganlah seorang wanita itu menyakiti suaminya di dunia, karena istrinya yang dari kalangan bidadari akan berkata,’Janganlah engkau menyakitinya, mudah-mudahan Allah tidak merahmatimu, sesungguhnya dia (suamimu) adalah ibarat tamu bagimu, yang sebentar lagi alan berpisah darimu dan datang kepadaku” (HR. Tirmidzi, dan Ibnu Maajah)
Hikkksss.. Demi Allah langsung deh cemburunya muncul, ngrasa sedih bukan main dan meradang. PATAH HATICAMPUR-CAMPUR o_O
Namun, sekian tahun berfikir dan mencari-cari jalur yang menenangkan, baru kali ini saya dapat berfikir logis, mencintai dengan santai, mengesampingkan nafsu, dan mengarahkan ke dunia lain (prinsip pola fikir 3 dimensi). Terlebih beberapa hari ini saya sering bermimpi menggendong bayi, bayi laki-laki. Hehe.. Bayi laki-laki yang dibawa almarhum mbah saya sambil tersenyum dalam mimpi, menggendong bayi laki-laki teman saya yang baru lahir, lalu beberapa mimpi lain yang terus-terusan mengiming-imingi saya bayi laki-laki. Rasanya tidak sabar ingin mencetak generasi baru yang lebih baik.
Ckckckck.. semester 3 :D sadar....
Dan hal ini membuka fikiran saya, serta dapat saya jadikan motivasi dan arahan pola fikir yang tidak hanya menonjolkan nafsu saja ^_*
Kesimpulannya:
tujuan dari cinta>>menikah adalah sama-sama belajar untuk mengingatkan dan mempersiapkan diri karena kematian kapan saja datang, sama-sama berjuang untuk menanam sebagai bekal bertemu dengan Allah dan mengharapkan ridhoNya, sama-sama bersemangat mencetak generasi baru yang lebih baik karena anak adalah investasi akhirat. Cinta semacam ini adalah cinta yang indah.
Kalaupun nanti semua akan terputus, tidak akan bertemu #DIA,SUAMI# lagi atau malah belum sampai ketemu sudah #PULANG#, atau semua akan dapat pasangan baru di surga, positive thinking saja dan harus diyakini bahwa Allah menciptakan ini dan itu bukan tanpa sebab, bukan tanpa alasan. Bukankah Allah tidak pernah menipu manusia? Bukankah Allah tidak pernah menyakiti manusia? Namun manusialah yang sering menipu Allah dan menipu dirinya sendiri.
Dulu, sebelum tiada dia meminta saya menasehatinya
Pak, tokong saya dituturi
Bu, Semua yang bernyawa akan kembali kepada Allah. Ibu harus sabar
Terimakasih telah menemani saya selama ini, saya sangat senang bersama Bapak selama ini. Mulai dari yang tidak punya apa-apa, sampai seperti ini.”
Alhamdulillah, Bu. Ini karena Allah
Jaga anak-anak ya Pak, sebentar lagi ibu akan pergi
Lalu sang ibu, memejamkan matanya sembari mengucapkan syahadat.
Saya yakin ibuknya Hasyim sekarang bahagia disana, bersama pendamping baru yang lebih baik dari pendamping di dunia.
Hehe.. ungkapan Ustadz saya disela-sela ngaji mingguan yang sejenak mengingat almarhum istrinya tercinta sambil matanya berkaca-kaca, karena merasa begitu berkesan berjuang bersama, hingga istrinya yang lebih dahulu dipanggil oleh Allah. 
Nah.. kembali ke awal pembicaraan awal. Saat isro’ mi’roj Rasulullah bertemu dengan Allah swt, dan apa yang terjadi? Badan Rasulullah menggigil karena melihat keindahan Allah yang luar biasa. Lalu, Rahman dan Rahim Allah pada manusia sepetinya tidak pantas dibalas kecemburuan pada takdir yang telah ditetapkan. Bila sekarang semuanya masih menjadi teka-teki, suatu saat nanti semuanya akan terungkap dan dengan kesabaran disertai positive thinking semua berbuah rasa syukur yang sangat. InshaAllah
“Mencintai bukan hanya mencintai, namun mencintaiadalah jembatan ingin bertemu dengan Dzat yang paling dicintai”
Allah.. Allah.....

Thursday, July 26, 2012

Salah Satu Pondasi Akhlaqul Karimah dengan Pola Fikir 3 Dimensi



                Sekilas judul ini begitu aneh, namun realitanya hal ini memanglah benar-benar terbukti mencetak akhlaqul karimah. Pola Fikir 3 dimensi? banyak yang bertanya-tanya apa yang dimaksut pola fikir 3 dimensi. Pola Fikir dimensi adalah pola fikir yang mengarahkan dan mencetak main set kita untuk mencoba melangkah dari dimensi sebelum kita diciptakan hingga menjadi janin, dimensi sekarang, dan dimensi yang akan datang saat kita berada di dalam tanah (barzah) hingga di alam mahsar.
Lebih simplenya seperti ini:

Alam Barzah
Alam Mahsyar
Alam Rahim
Alam Dunia
Alam Arwah

               
                Sebenarnya ini adalah pemikiran 5 dimensi namun saya mengelompokkannya menjadi 3 karena pada dimensi pertama (alam arwah dan alam rahim) saat dimana kita masih menjadi calon manusia yang berwujud, sedangkan dalam dimensi kedua (alam dunia) kita menjadi manusia seutuhnya dan dalam bentuk sebaik-baiknya, dan dalam dimensi ketiga (alam barzah dan alam mahsyar) kita sudah tidak berdaya ibarat menanam tinggal melihat hasil panenanya baik atau buruk.
                Pola fikir ini merupakan bentuk perenungan (tafakur) yang layak kita coba untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran 3 dimensi ini pertama akan membawa kita menari-menari di alam arwah, saat dimana Allah mengambil perjanjian pada kita sebelum kita diciptakan “Aku adalah Tuhanmu wahai fulan”, si fulan menjawab,”Iya Allah, Engkau Tuhan ku. Engkau Esa.” Saat itu kita begitu tak berdaya seperti kapas, hanya bisa terbang, melayang kesana kemari menunggu panggilan menjadi sesosok bayi. Saat itu andai Allah tidak menghendaki kita, mungkin Allah telah menghapus nama kita di absent antrian calon manusia.
                Saat kita mendapat panggilan,”Wahai fulan, antrian mu telah berakhir. Ini sekantong perbekalan mu (rezeki, mati, jodoh, orang tua, dll) Selamat berjuang” mulailah kita di garis start pintu dunia meninggalkan alam arwah dan membawa sekantong takdir yang dibawakan Allah dari Lauhl Mahfudz.
Proses selama 9 bulan bulan berubah wujud bukanlah proses yang sebentar, sebelum itu Mas Sperma bak panglima perang dengan jutaan tentara menyerang Mbak Ovum, dan Maha Suci Allah dari perjuangan itu hanya 1 Panglima Sperma yang akan memenangkan. Hingga akhirnya keduanya bersatu, dan alhamdulillah kita mulai berwujud walau masih berupa darah. Lambat laun terbentuk daging, dan seterusnya hingga kita dapat berputar-putar diperut ibu, menyundul-nyundul. Demi Allah begitu luar biasa. Tangan kita menyilang di dada, dengan bentuk yang begitu kecil, bisa bernafas dalam perut, makan lewat pusar, ubun-ubun kita berdetak begitu kencang karena lapisan tengkorak yang masih tipis. Maha Suci Allah..
Saat perut ibu mengalami kontraksi yang begitu dahsyat, Allah berkata,”Sudah cukup kamu di rahim ini, keluarlah. Lihatlah dunia, disana kamu sebagai pengembara yang terasing.” Dan keluarlah kita menjadi sesosok bayi yang telah dirindu oleh kedua orang tua kita, diadzani, ditimang, dan kita menangis binggung.hehe..
Saat kita tumbuh, balita hingga dewasa ujian hidup pun tak ubahnya seperti nasi yang tiap hari dimanakan. Pasang surut, naik turun. Semua berjalan dalam suatu jalan. Disini kita adalah musafir,.Kata guru ngaji saya,”Manusia saat ini masih dalam perjalanan, belum dapat istirahat sebelum dapat menyelesaikan perjuangan berat penuh liku yang menipu di alam ini. Andai dari kita selalu sadar bahwa ibarat dalam perjalanan, lalu kita bertemu persimpangan dan di persimpangan itu terdapat tugu yang menunjukkan arah jalan selanjutnya dan tugu itu terbuat dari emas, dan berlian maka itulah dunia. Kesenangan sementara, yang penuh tipuan, banyak orang yang berhenti di tugu itu, dan melupakan tujuan utamaya bahwa sebenarnya tugu itu hanya penunjuk arah. Bagi siapa saja yang terus berjalan mengikuti petunjuk arah dari tugu itu dia tidak akan merugi, karena di tempat itulah (surga) kesenangan yang kekal akan di dapatkan, dan lebih kekal dari pada keindahan dan kemegahan tugu itu tadi
Saat badan mulai mendingin, apa yang sanggup kita lakukan? Ada yang binggung dengan apa yang terjadi padanya, ada pula yang menyadari bahwa itu adalah proses berpisahnya ia dari jasad yang sekian tahun bersamanya.”Ashadu’ala illaha ilallah wa ashadu’ana muhammad rasulullah” ini adalah saat mendebarkan, saat dimana kita melihat orang-orang disekitar kita menangisi kepergian kita, saat dimana kita di mandikan, saat dimana jasad kita terbaring, dikafani dan di sholatkan. Lalu di kuburkan...... disana suara langkah kaki orang-orang disekitar kita berlalu, kita sendiri di bawah tanah. Harta, tahta, pangkat, dan semua hanya mengantar kita sampai kuburan lalu meninggalkan kita.
Selamat tinggal alam dunia” itu yang terlintas di benak kita. Betapa merananya kita bila amal ibadah yang kekal dan akan menemani kita tidak seramai yang kita harapkan. Padahal disana malaikat yang keras datang da bertanya dengan suara yang menakutkan “Man Rabbuka? Man Nabiyuka? Man Dinuka?” Saat salah menjawab, malaikat izroil memukul dengan tongkatnya yang penuh duri. Bagi yang lolos maka berduyun-duyun akan datang sosok yang indah, dan wangi dari kejauhan mendekati kita,”Wahai, siapa kamu?” lalu sosok itu menjawab,”Aku adalah amal ibadah mu, mari ikut aku ke surga” bahagialah jiwa karena kenikmatan kubur yang merupakan kenikmatan pembuka surga telah di dapat. Namun bila yang datang adalah sosok buruk dengan aroma busuk datang,”Wahai, siapa kamu?” lalu sosok itu menjawab,”Aku adalah amal ibadahmu, maka ikutlah aku ke neraka” (Na’udzubillah).
Dan saat kehidupan di dunia mulai expied, kemaksiatan merajai bumi maka Allah menyuruh malaikan isrofil meniup sangkakala untuk yang pertama menghancurkan bumi dan isinya, dan tipan yang kedua seluruh manusia di bangkitkan dan diadili di padang mahsyar. Mereka yang selalu dalam keistiqomahan dan berpegang teguh pada Al Quran dan Asunnah akan mendapat syafa’at plus-plus dari Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam dan Al Quranul Kariem.
Saudara, saudari ku yang semoga selalu di rahmati Allah, sungguh bila pemikiran tiga dimensi ini selalu menjadi isian renungan kita setiap hari, sungguh hal ini akan membuat kita selalu merasa takut mendekati kemaksiatan. Kalaupun kita lupa, maka Allah akan segera mengingatkan kita, bahkan Allah akan segera menegur kita dan seolah ada benteng semu yang menjaga kita. Mereka-mereka yang masih dalam jalur yang salah memang kadang terlihat biasa-biasa saja, santai dalam kemaksiatan, tidak segera-segera di tegur, namun kita yang selalu merasa takut akan lebih terasa melakukan sedikit salah dan akan segera di tegur karena mereka-mereka yang lalai dalam perjanjian dengan RabbNya di alam roh dulu, teguran dan siksa mereka masih ditangguhkan dan inilah keistimewaan dari umat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
Pemikira 3 dimensi ini juga akan membawa kita meneladani akhlaq Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, karena inti dari pemikiran 3 dimensi ini adalah suatu rasa mawas diri dalam kehidupan agar selalu sadar bahwa kita disini adalah pengembara, perjalanan kita masih panjang. Tidak layak kita menyombongkan diri, karena asal muasal kita yang memang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa tanpa Allah mengendaki kita diizinkan mengisi biodata calon pengembara di dunia. Tulisan ini juga sebagai wujud teguran pada pribadi saya sendiri yang kadang masih lalai, dan terpeleset. Maka dari itu mari kita sama-sama berbenah, kafilah-kafilah orang sholeh telah berlalu sedangkan kita masih disini dengan bekal yang masih sedikit.
Mari semangat!!!! Mari kita lari......... mengejar mereka semampu dan sekuat kita beriktiar. Tetap berusaha walau itu begitu berat, terus berjalan meski itu lambat, terus melangkah meski tertatih... Allah menghargai setiap usaha kita :’)

Tuesday, July 24, 2012

Hatimu adalah Setan Bagimu, namun Hatimu adalah Malaikat Bagimu


Di bulan yang penuh barokah ini, terasa segala sesuatunya yang berhubungan dengan kebaikan terasa ringan, terasa mudah dilakukan dan anehnya selalu mejadi motivasi besar dalam hati. Bulan Ramadhan memang telah dikonsep oleh Allah sedemikian rupa hingga umat muslim yang menjalankan ibadah akan selalu termotivasi dan nyaman bercinta dengan RabbNya. Di tengah suasana yang indah ini namun kenapa masih saja ada suasana kesombongan, riya’, namimmah dan sifat-sifat buruk lain, padahal saat Ramadhan tiba setan untuk sementara waktu terbelenggu menggoda manusia?. Nah inilah hati, hati adalah indera terhalus, indera perasa, jika kita megamati bagaimana spons bekerja menyerap air maka kurang lebih sepeti itulah hati kita. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita sepakati bersama, bahwa:
a.      Spons: HATI
b.      Air: Interaksi antar manusia
Spons adalah suatu media yang begitu empuk, halus, dan lunak yang akan terlihat mengambang bila tidak ada isinya. Saat spons mulai bekerja untuk menyerap air sebisa mungkin rongga-rongga kapiler pada spons akan menyerap sedikit demi sedikit air sekemampuannya sesuai luas permukaan dan daya tampung spons tersebut. Saat spons yang bekerja dengan maksimal dan semua unsur cair diserap, spons tersebut akan semakin mengecil dan berat. Bila zat yang diserap spons tercampur partikel kasar (pasir, cat, dll) maka saat dia mengering dia akan kotor bahkan akan mengeras.
Lalu bagaimana spons dapat disamakan dengan hati?
Hati manusia sangat halus, dan lembut bahkan memang lunak, bila dilihat dari tekstur yang sebenarnya memanglah demikian. Hati awalnya memang kosong. Kosong disini tidak kosong yang berati tidak ada isinya. Spons yang kosong saja masih ada udara yang mengisi, nah begitu pula hati. Hati yang tidak diasah dengan bermacam-macam interaksi dia akan merasakan sepi.
Saat hati mulai berinteraksi dan yang awalnya kosong mulai dimasuki berbagai macam rasa dia akan menerima semuanya, akan dia tampung semaksimal mungkin da sebagian rasa akan dilupakan dibuang sesuai kebutuhan. Rasa-rasa yang masuk pun tidak hanya rasa senang, bahagia, empati, dll namun disana ada rasa iri sombong, takabur, congkak, culas, pemarah, dll banyak toxin-toxin pengkontaminasi yang siap mengotori hati.
Lalu apa tugas setan?
Setan bertugas merayu indera, agar menggoda hati untuk menyerap unsur-unsur negatif itu. Unsur-unsur itupun seolah seperti logam berat yang akan terus mengendap bila tidak sedikit demi sedikit dibersihkan. Bahkan yang fatal, hati akan mengeras dan sulit di lunakkan karena kesombongan, riya’, culas, takabur dan kawan-kawannya akan mengendap mengisi celah-celah hati.
Ada Ustadz yang bilang seperti ini “Kyai setan itu malas mengganggu orang-orang yang hatinya sudah kotor. Karena tidak usah diganggupun mereka akan tetap bermaksiat, hatinya sudah dipenuhi racun. Jadi yang diutus mengganggu itu adalah setan kroco-kroco (setan biasa)”.
Lalu pernah saya membaca suatu buku, disana tertulis “Salah satu setan adalah hatimu sendiri” saya yang lugu pun binggung, apa maksut ungkapan itu. Berhari-hari saya renungi dan akhirnya saya pun mendapati sebuah alur dan kesimpulan bahwa ungkapan itu memanglah benar. Meski di bulan Ramadhan ini pintu-pintu neraka di tutup, setan dibelenggu (libur menggoda manusia), dan pintu surga di buka akhlak-akhlak buruk itu akan terus ada karena hati telah terkotori.
Beberapa hari yang lalu khotib sholat tarawih yang membahas masalah dosa mengatakan “Saat dosa itu diperbuat manusia, hati manusia yang awalya putih akan tenodai oleh satu titik hitam. Bila manusia melakukan dosa lagi, bertambah satu titik lagi. Nah bila melakukan dosa lagi, dan lagi titik hitam itu akan terus bertambah hingga hati itu menghitam. Dan penghapus yang ampuh membersihkannya adalah Dzikirullah. Dzikir sebagai salah satu tameng karena dari dzikir itu terucap ungkapan-ungkapan toyibbah yang membuktikan bahwa manusia itu lemah, manusia itu kecil, tidak punya apa-apa, dan semua yang ada berada digenggaman Allah subhanahu wa ta’ala”
Hati yang terbiasa dibersihkan dari noda-noda kemaksiatan hati akan melahirkan pribadi-pribadi bak malaikat. Pribadi-pribadi yang mawas diri, pribadi-pribadi yang akan membuat orang disekitarnya selalu nyaman dan senang di dekatnya, pribadi-pribadi yang akan selalu mengkoreksi diri, dan susah bahkan menangis bila ada noda-noda yang sulit dibersihkan. Inilah pribadi-pribadi teladan yang mewarisi akhlak Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam..
Hati cermin diri. Hatimu adalah setan setan mu, namun hatimu adalah malaikatmu.
Mari terus berbenah, dan terus berkendara di jalur yang telah di contohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.. ^o^

Saturday, July 21, 2012

Ramadhan Bulan Tarbiyah Taqwa


               
                Alhamdulillahirrobil’alamin tak terasa kaki ini telah melangkah di Ramadhan 1433 H/2012 M. Bulan suci yang selalu dinanti-nanti setiap muslim diseluruh penjuru dunia, yaitu Ramadhan Kariem. Bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan yang di dalamnya menyimpan sejuta hikmah dan bonus pahala bagi siapa saja yang rajin menjalankan ibadah dan mendekatkan diri padaNya.
                Ramadhan disebut bulan Tarbiyah Taqwa karena dalam waktu 1 bulan penuh semua umat muslim dilatih untuk berpuasa dan belajar untuk lebih mendekatkan diri pada Allah swt. Berpuasa disini tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar namun juga menahan segala bentuk hawa nafsu yang sewaktu-waktu dapat timbul, baik itu nafsu marah, nafsu syahwat, dan lain sebagainya. Selain itu dalam bulan Ramadhan ini semua kondisi disesuaikan demi menjaga kekhusyu’an peribadatan umat muslim.
Di Tulungagung misalnya, semua peraturan publik disamakan, seperti menghentikan seluruh kegiatan tadarus pada pukul 22.00, menutup seluruh tempat lokalisasi, tidak menyalakan petasan saat orang istirahat malam, menjaga keamanan tempat-tempat publik yang rawan kriminalitas, dll. Itu peraturan yang dibuat pemerintah kabupaten, belum lagi suatu aturan yang dilaksanakan karena kebiasaan misal tadarus pagi setelah subuh, tadarus sore setelah ashar, dan tadarus malam setelah sholat tarawih untuk seluruh masjid dan mushola, bapak-bapak jama’ah-jama’ah masjid yang tartilnya bagus mendapatkan kesempatan menjadi imam sholat tarawih dan subuh, bapak-bapak dan anak-anak muda kemampuan ilmu dan berbicaranya mumpungi mendapat kesempatan berceramah di mimbar sholat tarawih dan subuh, tiap rumah ibu-ibu disibukkan dengan membuat hidangan untuk buka bersama keluarga di rumah atau untuk sodaqoh santri-santri madrasah diniyah, dll.
Sungguh datangnya bulan suci ini tak ubahnya sepeti dunia lain. Semua bernuansa islam, tidak ada kerancuan dalam hubungan masyarakat, semua saling membantu, semua saling memberi, semua saling berbagi. Langit tampak begitu indah meski mendung menyapa, dan saya yakin semu makhluk semakin giat bertasbih memuji asmaNya. Selain itu dalam bulan yang penuh rahmat ini segala bentuk peribadatan yang sesuai syariat Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam mendapat ganjaran atau bonus yang berkali lipat jumlahnya.
                Bentuk bonus-bonus itu misalnya, Allah swt melipatkan ganjaran sholat fardhu 70x dari hari biasanya, menghargai ibadah sunnah diganjar sebanding dengan ibadah fardhu di hari biasa, dan ibadah-ibadah lain yang fahalanya melebihi ibadah di hari biasa. Belum lagi bila di akhir Ramadhan tiba dan kita dapat bertemu, serta mendapatkan malam yang lebih baik dari 1000 bulan. 1000 bulan apabila dihitung mencapai 83 tahun 4 bulan.
Kasih sayang yang melimpah ini hanya di dapat oleh umat Muhammad shalallahu’alaihi wassalam. Maha Suci Allah... Mari benar-benar kita manfaatkan momemnt ini untuk banyak bertafakur dan mendekatkan diri pada Allah swt dengan harapan semoga usaha kita untuk bertarbiyah di Bulan Suci ini mendapat hasil yang baik dengan harapan antara Ramadhan satu dengan Ramadhan selanjutnya terjadi perubahan yang samakin baik pada semua umat muslim di dunia ini. Mencapai kemenangan jiwa nan suci degan derajat muttaqun di Hari Yang Fitri. Amin Ya Robbal'alamin..
Marhaban Ya Ramadhan.......

Thursday, July 19, 2012

Allah Sahabat Sejati


            Persahabatan bagai kepompong
            Merubah ulat menjadi kupu-kupu
            Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah

Persahabatan begitulah ungkapan singkat dalam lirik lagu “Kepompong”. Sahabat adalah saudara terdekat setelah saudara yang sebenarnya (tante-keponakan-dst). pulang Tanpa sahabat kehidupan ini terasa begitu sepi. Menjadikan Allah sebagai sahabat sejati adalah suatu kewajiban namun sahabat sesama manusia adalah sahabat berinteraksi dalam kehidupan. Saat jauh dari orang tua sahabatlah yang mampu menjadi teman dan tempat mencurahkan isi hati, sahabat pulalah yang akan melihat dan mengusap air mata kesedihan, sahabat pulalah yang akan membantu memecahkan masalah, memberi motivasi dan semua ini terasa brgitu nyata saat menjadikan Allah sebagai sahabat sejati.

Tulisan ini saya tulis karena kisah yang diceritakan teman-teman Remaja Masjid semalam setelah sholat tarawih di masjid. Kisah yang menyesakkan hati karena saya yang jarang pulang, hanya berkomunikasi dengan sms dan tlp saja tau-tau saat pulang mendapat kabar bahwa persahabatan 4 serangkai Mercon telah pecah. 4 serangkai adalah sahabat dengan julukan Geng Mercon Masjid, adalah sahabat yang dibentuk sejak 4 tahun yang lalu saat kami sama-sama menjadi siswa Tapak Suci, meskipun 2 teman (kembar) dan saya sudah bersahabat dengan saya sejak 12 tahun yang lalu karena kami bertetangga yang hanya dibatasi pagar rumah. Dari Tapak Sucilah akhirnya sahabat kami bertambah 1.

Aktivitas kami berpusat di masjid, apapun kegiatan di masjid kecamatan kami ada disana karena kami adalah anggota dari Remaja Masjid yang Visi Misinya memakmurkan masjid mulai dari tadarus, bersih masjid, menggerakan anak muda ikut pengajian, menjadi ustdzah di madrsah diniyah, dll. Saat masjid mulai sepi kadang mercon pun kami nyalakan, kembang api kita hidupkan hingga anak-anak kecil berdatangan dan senang bermain-main di masjid. Dari situ kami pun disebut 4 serangkai Geng Mercon dan saya disebut penasehat karena dari keempat teman usia saya paling tua dan semenjak saya kuliah di luar kabupaten yang selalu aktif di masjid kecamatan 3 anak itu.

Kini persahabatan yang unique itupun tak lagi ada karena salah seorang diantara kami membuka aibnya sendiri. Meski kami sudah tau dan telah kami usahakan menutupi bertahun-tahun namun apa daya ternyata bangkai itu semakin membusuk dan di kerumuni begitu banyak belatung, bahkan tercabik-cabik binatang buas hingga dagingnya yang busuk berserakan dan tercium dimana-mana. Dan kami yang diam menjadi korban adu domba dari masalahnya, hingga bendera Ta’mir Majid, Remaja Masjid dan Madrasah Diniyah semalam menyoroti kami (tanpa dia) memberi banyak nasehat demi perbaikan karena beliau-beliau tidak ingin kami teracuni oleh sikap-sikap yang diluar jalur yang dicontohkan Rasulullah. Kini persahabatan ini sulit tarangkai karena pola fikir yang sangat tidak searah lagi.

            Bagi saya Allah adalah sahabat sejati, tidak tergantikan karena hakekatnya Allah memanglah “Akbar” yang berkuasa penuh atas makhluknya sudah TITIK tidak dapat diganggu gugat. 100 Asma’ul Husna adalah bukti sifat-sifat Allah yang wajib diimani dan sebagai bukti bahwa menjadikan Allah sebagai sahabat sejati memanglah sangat pantas. “Ya Lathiif” Maha lembut, Allah datang saat hati ini begitu keras, “Ya Walliyy” Maha Melindungi saat ketakutan itu melanda, “Ya ‘Adlu” Maha Adil yang memberi keputusan saat terjadi perselisihan, dan masih banyak sifat-sifat Allah dalam Asma’ul Husna.

Sahabat sejati adalah sahabat yang selalu ada dalam suka maupun duka, baik pagi buta maupun larut malam sekalipun akan tetap ada menemani, dan selalu mendampingi. Suami bisa dijadikan sahabat namun tidak kekal di dunia dan inshaAllah kekal di akhirat bila dunia ini telah tiada, namun sebelum itu tidak dapat dikatakan sahabat sejati, karena dia tidak kekal seperti sahabat sejati kita Allah.

            Sahabat sejati tidak pernah memandang siapa kita, apa status ekonomi kita, apa pendidikan kita, siapa bapak kita, bagaimana wajah kita, namun sahabat sejati akan menerima kita dengan segala kekurangan lahir karena kita dapat disatukan oleh persamaan suatu pandangan hidup. Sahabat sejati juga tidak pernah membiarkan hati kita saling terlukai, ia akan segera meluruskan dan menutupi semua aib dan hal-hal yang harus dirahasiakan. Dan hanya Allah yang seperti itu, semua ujian yang berat selalu diselipi suatu pelajaran hidup, semua aib dijamin tidak akan Allah bongkar selama kita juga menjaga aib orang lain yang kita dengar. Bahkan Allah yang akan memecahkan masalah kita dengan begitu mudah, mengabulkan do’a, mengingatkan, menegur, yang kadang apa yang dilakukanNya di luar akal manusia.

            Maha Suci Allah.. tidak ada Dzat yang WAJIB dicintai melebihi apapun selain Allah, sungguh tak ada Dzat yang PANTAS dijadikan sahabat selain Allah. Dan sungguh manusia tidaklah pantas dijadikan sandaran dan mengesampingkan Allah sedikitpun.

            Marhaban Ya Ramadhan.. Marhaban Ya Ramadhan.. Marhaban Ya Ramadhan...
            Hal yang menambah deretan hikmah yang dapat diambil pelajaran......

            Semoga kita semua selalu dalam keistiqomahan, hingga memanfaatkan setiap detik kehidupan ini untuk Beramar Ma’ruf Nahi Munkar dijalanNya. Amin Ya Robb..

Monday, July 16, 2012

╭( '̀⌣'́ )งː̖́. ƾeмâИĞÀªttt



Disetiap langkahku
Didalam detak jantung
Tak pernah aku meragu
Hanya Engkau yang dihatiku
Berlelah-lelah dahulu

Bersenang-senang kemudian
Tiada suatu yang besar
Tanpa perjuangan yang hebat

Man jadda Wajada…Man jadda Wajada
Man jadda Wajada…Man jadda Wajada
Man jadda Wajada…Man jadda Wajada

Air yang mengalir jernih
Takkan keruh mengenang
Jangan surutkan langkah
Yakin dan penuh ketulusan

Malam berteman bintang
Siang sang matahari
Takkan ku patah arang
Hadapi semua rintangan

Man Jadda Wa Jadda by Yovie and Nuno


Tidak ada yang tidak bisa..
Tidak ada yang tidak mungkin..
Selama hal itu adalah etikat baik hanya mengharap ridhoNya..
Kamu bisa Vy, kamu PASTI bisa!!!!!!!!!!!!!!!!!
Luruskan niatmu.................
Allahuakbar!!!!!!

Wednesday, July 11, 2012

Dimana Toleransi dalam Khilafiah?


             

                Bismillahirrohmanirrohim...
Dengan menyebut nama Allah yang tiada daya yang dapat melucuti kekuasaanNya di muka bumi ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah tercinta serta segenap keluarga dan sahabat, dan juga salam untuk Nabi Ibrahim beserta keluarga yang tak dapat dipungkiri sedikitpun kebaikan dan ketulusan hatinya dalam mengesakan Allah..
Kisah berawal dari pertanyaan saya pada ibuk, saat berjalan-jalan menaiki sepeda motor bersama adik balita saya untuk mengambil LKS Agama SD di salah satu rumah teman seprofesi ibuk.
Buk kok ada masjid baru di seberang jalan rumah Pak A? Kan di lokasi rumah Pak A ada masjid juga kenapa tidak difungsikan?”
Ibuk menjawab,”Sekitar rumah Pak A kan orang “BUNDER” apa mau jama’ah bareng
Dan teringat pula dengan nasib Masjid Kecamatan saya dengan Mushola di selatannya pas, dengan kasus yang sama dan konteks yang sama.
Yah... khilafiah...
                Saya mendengar kata-kata ini sekitar 1,5 tahun yang lalu, saat saya berkenalan dengan salah seorang mahasiswa yang sangat fanatik golongan. Saya yang kala itu masih mencoba memulai lebih mendalami ilmu agama dibuat binggung karena satu golongan dengan golongan yang lain berbeda pemahaman bahkan bagi orang dasar hal ini cukup membuat binggung “mana yang benar?mana yang salah? Mana yang akan saya ikuti?” Meski saya memang terlahir di salah satu golongan yang kental namun saya kurang merasa puas karena disana saya merasakan adanya ketidak harmonisan hubungan dengan salah satu golongan di desa saya. NB: Jujur saya tidak suka perpecahan dan saling olok mengolok.
Karena begitu banyak pertanyaan akhirnya saya putuskan untuk mengaji khusus tauhid dan tajwid pada salah satu sesepuh di desa, dan belajar masalah khilafiah di salah satu mahasiswa Universitas Islam Madinah yang saya kenal di facebook. Ngaji itu membuat saya semakin mencintai agama ini, Uztad kawaan dan Ustadz muda itu membeberkan begitu banyak ilmu yang dia pelajari dan membuka fikiran saya agar berfikir secara luas (tidak fanatik golongan) seperti moto Pondok Madani tempat beliau menuntut ilmu dulu “Berdiri di Atas untuk Semua Golongan”.
Hal ini membuat saya semakin merasa yakin bahwa islam itu menyenangkan, dan indah tidak seperti orang Non Muslim katakan. Asal senantiasa tegak di atas Islam berdasarkan Al Qur'an dan hadits yang shahih dengan pemahaman para sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in inshaAllah tidak tersesat. Lalu mengapa masih ada ejek-ejekan, masih ada deskriminasi antara islam golongan satu dengan golongan yang lain. Apakah ada tiket masuk surga hanya untuk Golongan A saja, misal?
Bukankah kedudukan makhluk tertinggi nantinya adalah mereka-mereka yang beriman dan berilmu. Bukankah semua kelak akan mendapat syafa’at Rasulullah selama manusia selalu mengikuti sunnah-sunnahnya dan mengikuti para sahabat, dan tabi’in dan dalam melakukan amalan-amalan tidak tercampur syirik. Golongan itu bukan agama, ingat baik-baik GOLONGAN ITU BUKAN AGAMA, jadi mengapa harus selalu merasa paling benar?
Apa sebenarnya yang dibanggakan dari sebuah kefanatikan, kalau bukan hanya akan membawa perpecahan di bumi pada agama ini. Para 4 Imam Madzhab (Imam Hamba, Imam Syfi’i, Imam Malik, Imam Abu Hanafiah) saat pandangannya berbeda saling toleransi, tidak saling mengejek, juga tetap saling belajar. Kenapa orang awam seperti kita ini yang tidak mengerti secara dalam alur dari perjalanan khilafiah itu selalu merasa fanatik golongan? Apakah kita yakin bahwa hanya kita yang akan mewarisi Jannah Firdaus tanpa hisab? Bukankah puncak nilai terakhir seseorang ada di akhir hayatnya, akhir hayat baik maka jaminan surga, akhir hayat buruk meski semasa hidupnya baik akan masuk neraka.
Diskriminasi, dan saling olok ini telah merusak keharmonisan. Jika masjid itu tadi sepi karena orang yang mewakafkan tidak satu golongan, dan masjid kecamatan yang disebelahnya dibangun lagi karena nasib yang sama itu namanya menghina rumah Allah, mendiskriminasi rumah Allah yang harusnya selalu diramaikan dengan majlis-majlis dzikir dan ilmu. Dimana-mana masjid itu suci namun masih saja ada golongan-golongan tertentu yang menggaggap golongan yang lain yang sholat di masjid nya sama saja dengan najis.
MashaAllah... apa yang sedang terjadi dalam agama ini? Harusnya umat ini bersatu, toleransi, saling bahu-membahu baik dari yang tingkatan agamanya tinggi maupun yang rendah (seperti saya golongan rendah) agar umat ini saling bantu membantu, bersama menegakkan panji islam. Kefanatikan akan terus dimanfaatkan fihak barat untuk menggrogoti dan  memecah belah umat ini. Selain itu kasihan juga para mu’alaf yang NOL pengetahuan agamanya yang akan mempelajari agama islam kalau golongan satu dengan golongan yang lain saling ejek, dan penuh diskriminasi.
Mari sama-sama belajar dan mendalami ilmu agama (pelan namun pasti) agar ilmu kita semakin bertambah dan toleransi kita dengan hubungan sesama muslim dapat lebih berkwalitas, dapat terwujud dakwah dengan penuh kelembutan, karena dakwah yang penuh kelembutan dari hati ke hati akan lebih cepat diresapi, diamalkan, membawa hikmah dan pengajaran. Karena kelemahan ilmu adalah sumber dari kefanatikan yang membuat umat ini pecah.
Semoga ini menjadi bahan renungan dan pengejaran bagi kita bersama. Dan tetap berada di atas din nya sampai ajal menjemput. Amin..


 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea