Thursday, July 26, 2012

Salah Satu Pondasi Akhlaqul Karimah dengan Pola Fikir 3 Dimensi

Posted by Devy Ratriana Amiati at 10:46 AM


                Sekilas judul ini begitu aneh, namun realitanya hal ini memanglah benar-benar terbukti mencetak akhlaqul karimah. Pola Fikir 3 dimensi? banyak yang bertanya-tanya apa yang dimaksut pola fikir 3 dimensi. Pola Fikir dimensi adalah pola fikir yang mengarahkan dan mencetak main set kita untuk mencoba melangkah dari dimensi sebelum kita diciptakan hingga menjadi janin, dimensi sekarang, dan dimensi yang akan datang saat kita berada di dalam tanah (barzah) hingga di alam mahsar.
Lebih simplenya seperti ini:

Alam Barzah
Alam Mahsyar
Alam Rahim
Alam Dunia
Alam Arwah

               
                Sebenarnya ini adalah pemikiran 5 dimensi namun saya mengelompokkannya menjadi 3 karena pada dimensi pertama (alam arwah dan alam rahim) saat dimana kita masih menjadi calon manusia yang berwujud, sedangkan dalam dimensi kedua (alam dunia) kita menjadi manusia seutuhnya dan dalam bentuk sebaik-baiknya, dan dalam dimensi ketiga (alam barzah dan alam mahsyar) kita sudah tidak berdaya ibarat menanam tinggal melihat hasil panenanya baik atau buruk.
                Pola fikir ini merupakan bentuk perenungan (tafakur) yang layak kita coba untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran 3 dimensi ini pertama akan membawa kita menari-menari di alam arwah, saat dimana Allah mengambil perjanjian pada kita sebelum kita diciptakan “Aku adalah Tuhanmu wahai fulan”, si fulan menjawab,”Iya Allah, Engkau Tuhan ku. Engkau Esa.” Saat itu kita begitu tak berdaya seperti kapas, hanya bisa terbang, melayang kesana kemari menunggu panggilan menjadi sesosok bayi. Saat itu andai Allah tidak menghendaki kita, mungkin Allah telah menghapus nama kita di absent antrian calon manusia.
                Saat kita mendapat panggilan,”Wahai fulan, antrian mu telah berakhir. Ini sekantong perbekalan mu (rezeki, mati, jodoh, orang tua, dll) Selamat berjuang” mulailah kita di garis start pintu dunia meninggalkan alam arwah dan membawa sekantong takdir yang dibawakan Allah dari Lauhl Mahfudz.
Proses selama 9 bulan bulan berubah wujud bukanlah proses yang sebentar, sebelum itu Mas Sperma bak panglima perang dengan jutaan tentara menyerang Mbak Ovum, dan Maha Suci Allah dari perjuangan itu hanya 1 Panglima Sperma yang akan memenangkan. Hingga akhirnya keduanya bersatu, dan alhamdulillah kita mulai berwujud walau masih berupa darah. Lambat laun terbentuk daging, dan seterusnya hingga kita dapat berputar-putar diperut ibu, menyundul-nyundul. Demi Allah begitu luar biasa. Tangan kita menyilang di dada, dengan bentuk yang begitu kecil, bisa bernafas dalam perut, makan lewat pusar, ubun-ubun kita berdetak begitu kencang karena lapisan tengkorak yang masih tipis. Maha Suci Allah..
Saat perut ibu mengalami kontraksi yang begitu dahsyat, Allah berkata,”Sudah cukup kamu di rahim ini, keluarlah. Lihatlah dunia, disana kamu sebagai pengembara yang terasing.” Dan keluarlah kita menjadi sesosok bayi yang telah dirindu oleh kedua orang tua kita, diadzani, ditimang, dan kita menangis binggung.hehe..
Saat kita tumbuh, balita hingga dewasa ujian hidup pun tak ubahnya seperti nasi yang tiap hari dimanakan. Pasang surut, naik turun. Semua berjalan dalam suatu jalan. Disini kita adalah musafir,.Kata guru ngaji saya,”Manusia saat ini masih dalam perjalanan, belum dapat istirahat sebelum dapat menyelesaikan perjuangan berat penuh liku yang menipu di alam ini. Andai dari kita selalu sadar bahwa ibarat dalam perjalanan, lalu kita bertemu persimpangan dan di persimpangan itu terdapat tugu yang menunjukkan arah jalan selanjutnya dan tugu itu terbuat dari emas, dan berlian maka itulah dunia. Kesenangan sementara, yang penuh tipuan, banyak orang yang berhenti di tugu itu, dan melupakan tujuan utamaya bahwa sebenarnya tugu itu hanya penunjuk arah. Bagi siapa saja yang terus berjalan mengikuti petunjuk arah dari tugu itu dia tidak akan merugi, karena di tempat itulah (surga) kesenangan yang kekal akan di dapatkan, dan lebih kekal dari pada keindahan dan kemegahan tugu itu tadi
Saat badan mulai mendingin, apa yang sanggup kita lakukan? Ada yang binggung dengan apa yang terjadi padanya, ada pula yang menyadari bahwa itu adalah proses berpisahnya ia dari jasad yang sekian tahun bersamanya.”Ashadu’ala illaha ilallah wa ashadu’ana muhammad rasulullah” ini adalah saat mendebarkan, saat dimana kita melihat orang-orang disekitar kita menangisi kepergian kita, saat dimana kita di mandikan, saat dimana jasad kita terbaring, dikafani dan di sholatkan. Lalu di kuburkan...... disana suara langkah kaki orang-orang disekitar kita berlalu, kita sendiri di bawah tanah. Harta, tahta, pangkat, dan semua hanya mengantar kita sampai kuburan lalu meninggalkan kita.
Selamat tinggal alam dunia” itu yang terlintas di benak kita. Betapa merananya kita bila amal ibadah yang kekal dan akan menemani kita tidak seramai yang kita harapkan. Padahal disana malaikat yang keras datang da bertanya dengan suara yang menakutkan “Man Rabbuka? Man Nabiyuka? Man Dinuka?” Saat salah menjawab, malaikat izroil memukul dengan tongkatnya yang penuh duri. Bagi yang lolos maka berduyun-duyun akan datang sosok yang indah, dan wangi dari kejauhan mendekati kita,”Wahai, siapa kamu?” lalu sosok itu menjawab,”Aku adalah amal ibadah mu, mari ikut aku ke surga” bahagialah jiwa karena kenikmatan kubur yang merupakan kenikmatan pembuka surga telah di dapat. Namun bila yang datang adalah sosok buruk dengan aroma busuk datang,”Wahai, siapa kamu?” lalu sosok itu menjawab,”Aku adalah amal ibadahmu, maka ikutlah aku ke neraka” (Na’udzubillah).
Dan saat kehidupan di dunia mulai expied, kemaksiatan merajai bumi maka Allah menyuruh malaikan isrofil meniup sangkakala untuk yang pertama menghancurkan bumi dan isinya, dan tipan yang kedua seluruh manusia di bangkitkan dan diadili di padang mahsyar. Mereka yang selalu dalam keistiqomahan dan berpegang teguh pada Al Quran dan Asunnah akan mendapat syafa’at plus-plus dari Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam dan Al Quranul Kariem.
Saudara, saudari ku yang semoga selalu di rahmati Allah, sungguh bila pemikiran tiga dimensi ini selalu menjadi isian renungan kita setiap hari, sungguh hal ini akan membuat kita selalu merasa takut mendekati kemaksiatan. Kalaupun kita lupa, maka Allah akan segera mengingatkan kita, bahkan Allah akan segera menegur kita dan seolah ada benteng semu yang menjaga kita. Mereka-mereka yang masih dalam jalur yang salah memang kadang terlihat biasa-biasa saja, santai dalam kemaksiatan, tidak segera-segera di tegur, namun kita yang selalu merasa takut akan lebih terasa melakukan sedikit salah dan akan segera di tegur karena mereka-mereka yang lalai dalam perjanjian dengan RabbNya di alam roh dulu, teguran dan siksa mereka masih ditangguhkan dan inilah keistimewaan dari umat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
Pemikira 3 dimensi ini juga akan membawa kita meneladani akhlaq Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, karena inti dari pemikiran 3 dimensi ini adalah suatu rasa mawas diri dalam kehidupan agar selalu sadar bahwa kita disini adalah pengembara, perjalanan kita masih panjang. Tidak layak kita menyombongkan diri, karena asal muasal kita yang memang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa tanpa Allah mengendaki kita diizinkan mengisi biodata calon pengembara di dunia. Tulisan ini juga sebagai wujud teguran pada pribadi saya sendiri yang kadang masih lalai, dan terpeleset. Maka dari itu mari kita sama-sama berbenah, kafilah-kafilah orang sholeh telah berlalu sedangkan kita masih disini dengan bekal yang masih sedikit.
Mari semangat!!!! Mari kita lari......... mengejar mereka semampu dan sekuat kita beriktiar. Tetap berusaha walau itu begitu berat, terus berjalan meski itu lambat, terus melangkah meski tertatih... Allah menghargai setiap usaha kita :’)

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Thursday, July 26, 2012

Salah Satu Pondasi Akhlaqul Karimah dengan Pola Fikir 3 Dimensi



                Sekilas judul ini begitu aneh, namun realitanya hal ini memanglah benar-benar terbukti mencetak akhlaqul karimah. Pola Fikir 3 dimensi? banyak yang bertanya-tanya apa yang dimaksut pola fikir 3 dimensi. Pola Fikir dimensi adalah pola fikir yang mengarahkan dan mencetak main set kita untuk mencoba melangkah dari dimensi sebelum kita diciptakan hingga menjadi janin, dimensi sekarang, dan dimensi yang akan datang saat kita berada di dalam tanah (barzah) hingga di alam mahsar.
Lebih simplenya seperti ini:

Alam Barzah
Alam Mahsyar
Alam Rahim
Alam Dunia
Alam Arwah

               
                Sebenarnya ini adalah pemikiran 5 dimensi namun saya mengelompokkannya menjadi 3 karena pada dimensi pertama (alam arwah dan alam rahim) saat dimana kita masih menjadi calon manusia yang berwujud, sedangkan dalam dimensi kedua (alam dunia) kita menjadi manusia seutuhnya dan dalam bentuk sebaik-baiknya, dan dalam dimensi ketiga (alam barzah dan alam mahsyar) kita sudah tidak berdaya ibarat menanam tinggal melihat hasil panenanya baik atau buruk.
                Pola fikir ini merupakan bentuk perenungan (tafakur) yang layak kita coba untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran 3 dimensi ini pertama akan membawa kita menari-menari di alam arwah, saat dimana Allah mengambil perjanjian pada kita sebelum kita diciptakan “Aku adalah Tuhanmu wahai fulan”, si fulan menjawab,”Iya Allah, Engkau Tuhan ku. Engkau Esa.” Saat itu kita begitu tak berdaya seperti kapas, hanya bisa terbang, melayang kesana kemari menunggu panggilan menjadi sesosok bayi. Saat itu andai Allah tidak menghendaki kita, mungkin Allah telah menghapus nama kita di absent antrian calon manusia.
                Saat kita mendapat panggilan,”Wahai fulan, antrian mu telah berakhir. Ini sekantong perbekalan mu (rezeki, mati, jodoh, orang tua, dll) Selamat berjuang” mulailah kita di garis start pintu dunia meninggalkan alam arwah dan membawa sekantong takdir yang dibawakan Allah dari Lauhl Mahfudz.
Proses selama 9 bulan bulan berubah wujud bukanlah proses yang sebentar, sebelum itu Mas Sperma bak panglima perang dengan jutaan tentara menyerang Mbak Ovum, dan Maha Suci Allah dari perjuangan itu hanya 1 Panglima Sperma yang akan memenangkan. Hingga akhirnya keduanya bersatu, dan alhamdulillah kita mulai berwujud walau masih berupa darah. Lambat laun terbentuk daging, dan seterusnya hingga kita dapat berputar-putar diperut ibu, menyundul-nyundul. Demi Allah begitu luar biasa. Tangan kita menyilang di dada, dengan bentuk yang begitu kecil, bisa bernafas dalam perut, makan lewat pusar, ubun-ubun kita berdetak begitu kencang karena lapisan tengkorak yang masih tipis. Maha Suci Allah..
Saat perut ibu mengalami kontraksi yang begitu dahsyat, Allah berkata,”Sudah cukup kamu di rahim ini, keluarlah. Lihatlah dunia, disana kamu sebagai pengembara yang terasing.” Dan keluarlah kita menjadi sesosok bayi yang telah dirindu oleh kedua orang tua kita, diadzani, ditimang, dan kita menangis binggung.hehe..
Saat kita tumbuh, balita hingga dewasa ujian hidup pun tak ubahnya seperti nasi yang tiap hari dimanakan. Pasang surut, naik turun. Semua berjalan dalam suatu jalan. Disini kita adalah musafir,.Kata guru ngaji saya,”Manusia saat ini masih dalam perjalanan, belum dapat istirahat sebelum dapat menyelesaikan perjuangan berat penuh liku yang menipu di alam ini. Andai dari kita selalu sadar bahwa ibarat dalam perjalanan, lalu kita bertemu persimpangan dan di persimpangan itu terdapat tugu yang menunjukkan arah jalan selanjutnya dan tugu itu terbuat dari emas, dan berlian maka itulah dunia. Kesenangan sementara, yang penuh tipuan, banyak orang yang berhenti di tugu itu, dan melupakan tujuan utamaya bahwa sebenarnya tugu itu hanya penunjuk arah. Bagi siapa saja yang terus berjalan mengikuti petunjuk arah dari tugu itu dia tidak akan merugi, karena di tempat itulah (surga) kesenangan yang kekal akan di dapatkan, dan lebih kekal dari pada keindahan dan kemegahan tugu itu tadi
Saat badan mulai mendingin, apa yang sanggup kita lakukan? Ada yang binggung dengan apa yang terjadi padanya, ada pula yang menyadari bahwa itu adalah proses berpisahnya ia dari jasad yang sekian tahun bersamanya.”Ashadu’ala illaha ilallah wa ashadu’ana muhammad rasulullah” ini adalah saat mendebarkan, saat dimana kita melihat orang-orang disekitar kita menangisi kepergian kita, saat dimana kita di mandikan, saat dimana jasad kita terbaring, dikafani dan di sholatkan. Lalu di kuburkan...... disana suara langkah kaki orang-orang disekitar kita berlalu, kita sendiri di bawah tanah. Harta, tahta, pangkat, dan semua hanya mengantar kita sampai kuburan lalu meninggalkan kita.
Selamat tinggal alam dunia” itu yang terlintas di benak kita. Betapa merananya kita bila amal ibadah yang kekal dan akan menemani kita tidak seramai yang kita harapkan. Padahal disana malaikat yang keras datang da bertanya dengan suara yang menakutkan “Man Rabbuka? Man Nabiyuka? Man Dinuka?” Saat salah menjawab, malaikat izroil memukul dengan tongkatnya yang penuh duri. Bagi yang lolos maka berduyun-duyun akan datang sosok yang indah, dan wangi dari kejauhan mendekati kita,”Wahai, siapa kamu?” lalu sosok itu menjawab,”Aku adalah amal ibadah mu, mari ikut aku ke surga” bahagialah jiwa karena kenikmatan kubur yang merupakan kenikmatan pembuka surga telah di dapat. Namun bila yang datang adalah sosok buruk dengan aroma busuk datang,”Wahai, siapa kamu?” lalu sosok itu menjawab,”Aku adalah amal ibadahmu, maka ikutlah aku ke neraka” (Na’udzubillah).
Dan saat kehidupan di dunia mulai expied, kemaksiatan merajai bumi maka Allah menyuruh malaikan isrofil meniup sangkakala untuk yang pertama menghancurkan bumi dan isinya, dan tipan yang kedua seluruh manusia di bangkitkan dan diadili di padang mahsyar. Mereka yang selalu dalam keistiqomahan dan berpegang teguh pada Al Quran dan Asunnah akan mendapat syafa’at plus-plus dari Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam dan Al Quranul Kariem.
Saudara, saudari ku yang semoga selalu di rahmati Allah, sungguh bila pemikiran tiga dimensi ini selalu menjadi isian renungan kita setiap hari, sungguh hal ini akan membuat kita selalu merasa takut mendekati kemaksiatan. Kalaupun kita lupa, maka Allah akan segera mengingatkan kita, bahkan Allah akan segera menegur kita dan seolah ada benteng semu yang menjaga kita. Mereka-mereka yang masih dalam jalur yang salah memang kadang terlihat biasa-biasa saja, santai dalam kemaksiatan, tidak segera-segera di tegur, namun kita yang selalu merasa takut akan lebih terasa melakukan sedikit salah dan akan segera di tegur karena mereka-mereka yang lalai dalam perjanjian dengan RabbNya di alam roh dulu, teguran dan siksa mereka masih ditangguhkan dan inilah keistimewaan dari umat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
Pemikira 3 dimensi ini juga akan membawa kita meneladani akhlaq Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, karena inti dari pemikiran 3 dimensi ini adalah suatu rasa mawas diri dalam kehidupan agar selalu sadar bahwa kita disini adalah pengembara, perjalanan kita masih panjang. Tidak layak kita menyombongkan diri, karena asal muasal kita yang memang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa tanpa Allah mengendaki kita diizinkan mengisi biodata calon pengembara di dunia. Tulisan ini juga sebagai wujud teguran pada pribadi saya sendiri yang kadang masih lalai, dan terpeleset. Maka dari itu mari kita sama-sama berbenah, kafilah-kafilah orang sholeh telah berlalu sedangkan kita masih disini dengan bekal yang masih sedikit.
Mari semangat!!!! Mari kita lari......... mengejar mereka semampu dan sekuat kita beriktiar. Tetap berusaha walau itu begitu berat, terus berjalan meski itu lambat, terus melangkah meski tertatih... Allah menghargai setiap usaha kita :’)

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea