Tuesday, July 10, 2012

Wanita dalam Prospek Islam

Posted by Devy Ratriana Amiati at 6:41 PM

                Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan taufiq, rahmat, dan hidyahNya selalu sehingga kesulitan apapun dapat terlalui dalam keistiqomahan. Sholawat serta salam selalu untuk baginda Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam yang senantiasa menjadi uswah hasanah sepanjang zaman.
                Dibeberapa kesempatan seringkali saya menjumpai beberapa problema yang menghantam wanita saat ini baik buku, media masa yang membahas wanita tak ubahnya seperti udara yang terus memasuki kerongkongan, hingga kadang kala yang penuh dengan pencemaran begitu menyesakkan dada bila telah terurai dan menerobos bronkus dan bronkeulus paru-paru. Yah.. inilah wanita, kebanyakan laki-laki menyebutnya sosok lemah yang seringkali tertindas dan menjadi korban ketidak adilan dan kadang juga dianggap kaum yang nyleneh dan membangkang.
                Wanita adalah bagian dari umat, yang melahirkan bagian umat yang lain. Oleh karena hal itu dalam islam wanita mendapat kedudukan yang tinggi baik sebagai ibu, saudara perempuan, anak perempuan, ataupun istri. Dari buku-buku yang saya baca dapat disimpulkan bahwa hanya agama islam yang memberikan wanita hak-haknya dan menguraikan kewajiban-kewajubannya secra adil. Islam menjaga dan menjamin wanita agar senantiasa dalam kebaikan dan perlindungan serta memberikan derajat yang tinggi kepada mereka. Jika ada yang bilang bahwa wanita derajatnya jauh lebih rendah dari laki-laki saya kurang setuju, karena sudah jelas bukan di beberapa ayat dalam Al Quran Allah menjelaskan bahwa TIDAK AKAN PERNAH membeda-bedakan amalan yang diperbuat laki-laki maupun perempuan.
                Perbedaan diantara keduanya hanya dalam hubungannya denagn tugas, karier yang tidak cocok dengan fitrah dan karakteristik sebagai wanita. Maka tidak salah, sungguh sangat dan amat mat mat tidak salah Allah melaknat kaum laki-laki (Jahiliyah) yang selalu merasa malu dan marah sampai-sampai mengubur hidup-hidup anak perempuan yang dilahirkan istrinya. Dan Allah sangat tidak salah jika melaknat kaum laki-laki (Jahiliyah) yang menganggap wanita adalah barang dagangan, yang tidak memiliki hak kecuali alat perbudakan, pemuas nafsu, dan lambang kehinaan. Selain itu wanita jahiliyah kala itu dapat diwaris kan kepada anak, keluarga, dan kerabat dekatnya apabila suaminya telah mati. Astagfirullah... Sungguh miris memang bila kita menengok kembali penindasan yang terjadi saat itu, untuk sekedar mencerdaskan diri saja wanita tidak punya daya karena kekolotan dan kefanatikan kaum itu.
                Namun dengan adalanya islam semua praktik-praktik penindasan itu dibantah benar-benar oleh Allah, misal Allah mengkhususkan masalah wanita dalam Surah An Nisaa, dan surat-surat yang lain yang memparkan secara gamblang tentang hak wanita yang sarat penuh keadilan. Selain itu tidak sedikit hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam yang diriwayatkan oleh istri-istrinya terutama Ummul Mu’minun Aisyah r.a yang sering kali menjadi rujukan problematika para sahabat sebelum dan pasca wafatnya Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam dan tidak jarang beliau memberikan argumn-argumennya yang cerdas dan cemerlang.
                Pernah suatu ketika Ummu Salamah r.a pernah protes pada rasulullah kok wahyu-wahyu dari Allah sering kali hanya berbicara dalam konteks laki-laki,”Wahai Rasulullah, engkau menyebut laki-laki pada saat hijrah dan kami tidak?” kemudian turunlah firman Allah sebagai penenang
                “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan..” (QS. Ali Imran : 195).
                Wanita tidaklah boleh dilarang untuk mendapat hak pendidikan, mempelajari ilmu-ilmu syariat, atau pengetahuan umum. Wanita juga berhak menolak perjodohan tanpa meminta persetujuan. Selain itu masalah hukuman pun juga tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan, misal yang melakukan zina baik laki-laki atau perempuan sama2 dirajam dengan jumlah lemparan batu yang sama, juga dengan hukuman mati (Qishash), dan lain sebagainya.
                Namun satu hal yang perlu diperhatikan kembali, meski Al Quran telah membebaskan belenggu penindasan-penidasan saat zaman jahiliyah. Wanita haruslah tetap mengingat benar kewajibannya menjaga diri, memenuhi hak anak dan suami, dan kewajiba-kewajiban lain yang sudah diputuskan secara PATEN oleh Al Quran dan Hadits Rasulullah.
                Mari sama-sama mengerti, sama-sama memahami dan bersama-sama meniatkan segala sesuatunya bukan untuk kerabat dan golongan namun hanya mengharap Ridho dari Allah swt.
I miss you so much Ya Allah, Ya Rasul......

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Tuesday, July 10, 2012

Wanita dalam Prospek Islam


                Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan taufiq, rahmat, dan hidyahNya selalu sehingga kesulitan apapun dapat terlalui dalam keistiqomahan. Sholawat serta salam selalu untuk baginda Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam yang senantiasa menjadi uswah hasanah sepanjang zaman.
                Dibeberapa kesempatan seringkali saya menjumpai beberapa problema yang menghantam wanita saat ini baik buku, media masa yang membahas wanita tak ubahnya seperti udara yang terus memasuki kerongkongan, hingga kadang kala yang penuh dengan pencemaran begitu menyesakkan dada bila telah terurai dan menerobos bronkus dan bronkeulus paru-paru. Yah.. inilah wanita, kebanyakan laki-laki menyebutnya sosok lemah yang seringkali tertindas dan menjadi korban ketidak adilan dan kadang juga dianggap kaum yang nyleneh dan membangkang.
                Wanita adalah bagian dari umat, yang melahirkan bagian umat yang lain. Oleh karena hal itu dalam islam wanita mendapat kedudukan yang tinggi baik sebagai ibu, saudara perempuan, anak perempuan, ataupun istri. Dari buku-buku yang saya baca dapat disimpulkan bahwa hanya agama islam yang memberikan wanita hak-haknya dan menguraikan kewajiban-kewajubannya secra adil. Islam menjaga dan menjamin wanita agar senantiasa dalam kebaikan dan perlindungan serta memberikan derajat yang tinggi kepada mereka. Jika ada yang bilang bahwa wanita derajatnya jauh lebih rendah dari laki-laki saya kurang setuju, karena sudah jelas bukan di beberapa ayat dalam Al Quran Allah menjelaskan bahwa TIDAK AKAN PERNAH membeda-bedakan amalan yang diperbuat laki-laki maupun perempuan.
                Perbedaan diantara keduanya hanya dalam hubungannya denagn tugas, karier yang tidak cocok dengan fitrah dan karakteristik sebagai wanita. Maka tidak salah, sungguh sangat dan amat mat mat tidak salah Allah melaknat kaum laki-laki (Jahiliyah) yang selalu merasa malu dan marah sampai-sampai mengubur hidup-hidup anak perempuan yang dilahirkan istrinya. Dan Allah sangat tidak salah jika melaknat kaum laki-laki (Jahiliyah) yang menganggap wanita adalah barang dagangan, yang tidak memiliki hak kecuali alat perbudakan, pemuas nafsu, dan lambang kehinaan. Selain itu wanita jahiliyah kala itu dapat diwaris kan kepada anak, keluarga, dan kerabat dekatnya apabila suaminya telah mati. Astagfirullah... Sungguh miris memang bila kita menengok kembali penindasan yang terjadi saat itu, untuk sekedar mencerdaskan diri saja wanita tidak punya daya karena kekolotan dan kefanatikan kaum itu.
                Namun dengan adalanya islam semua praktik-praktik penindasan itu dibantah benar-benar oleh Allah, misal Allah mengkhususkan masalah wanita dalam Surah An Nisaa, dan surat-surat yang lain yang memparkan secara gamblang tentang hak wanita yang sarat penuh keadilan. Selain itu tidak sedikit hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam yang diriwayatkan oleh istri-istrinya terutama Ummul Mu’minun Aisyah r.a yang sering kali menjadi rujukan problematika para sahabat sebelum dan pasca wafatnya Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam dan tidak jarang beliau memberikan argumn-argumennya yang cerdas dan cemerlang.
                Pernah suatu ketika Ummu Salamah r.a pernah protes pada rasulullah kok wahyu-wahyu dari Allah sering kali hanya berbicara dalam konteks laki-laki,”Wahai Rasulullah, engkau menyebut laki-laki pada saat hijrah dan kami tidak?” kemudian turunlah firman Allah sebagai penenang
                “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan..” (QS. Ali Imran : 195).
                Wanita tidaklah boleh dilarang untuk mendapat hak pendidikan, mempelajari ilmu-ilmu syariat, atau pengetahuan umum. Wanita juga berhak menolak perjodohan tanpa meminta persetujuan. Selain itu masalah hukuman pun juga tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan, misal yang melakukan zina baik laki-laki atau perempuan sama2 dirajam dengan jumlah lemparan batu yang sama, juga dengan hukuman mati (Qishash), dan lain sebagainya.
                Namun satu hal yang perlu diperhatikan kembali, meski Al Quran telah membebaskan belenggu penindasan-penidasan saat zaman jahiliyah. Wanita haruslah tetap mengingat benar kewajibannya menjaga diri, memenuhi hak anak dan suami, dan kewajiba-kewajiban lain yang sudah diputuskan secara PATEN oleh Al Quran dan Hadits Rasulullah.
                Mari sama-sama mengerti, sama-sama memahami dan bersama-sama meniatkan segala sesuatunya bukan untuk kerabat dan golongan namun hanya mengharap Ridho dari Allah swt.
I miss you so much Ya Allah, Ya Rasul......

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea