Mencapai taubatan nasuhah yang
sebenar-benarnya bukanlah perkara mudah, terlebih bila lingkungan sekitar masih
terkuasai kamus keduniaan. Pola fikir 3 dimensi yang diajarkan guru ngaji saya
mengajarkan betapa pentingnya manusia meyakini perjanjian antara diri dan Allah
swt saat di alam roh meski tak sedikitpun kita mengingatnya. Juga menyadari
bagaimana perjalanan ini memanglah cukup panjang dan penuh lika liku kehidupan
hingga bila kita tak menyadari bahwa semua kesenangan ini adalah ujian maka
akan tersesat sejauh jauhnya. Selain itu mencoba menerawang jauh bagaimana dan
apa yang akan Allah berikan pada kita nanti di akhirat juga sebagai wujud dari
pemikiran ini.
Pemikiran ini memang cukup aneh,
aneh untuk saya juga aneh untuk orang disekitar saya. Bila mana pola fikir ini
tiap langkah selalu menjadi acuan dalam gerak gerik perjuangan, maka kehidupan
ini tidak akan menyimpang dari kaidah Al Quran dan Asunnah. Dan dari penerapan
inilah, rasanya diri ini menjadi terasing. Saat orang-orang disekitar berkata
A, B, C, D, dst hati dan pemikiran seolah berdiskusi dengan sesuatu yang semu di
alam lain, dari situ tindakan-tindakan yang akan dilakukan, dan ucapan yang
akan diucapkan menjadi terarah.
Demi Allah.. kadang orang yang sampai
pada pemikiran ini diajak ngobrol selalu menganggap diri ini sok suci, dan
nglantur kemana-mana padahal sungguh pemikiran ini seolah menghadirkan Allah
dalam setiap langkah, menjadikan Allah penengah, dan pemberi keputusan dari
segala persoalan.
Terpatrinya pola fikir ini membuat
setiap orang tidak pernah merasa kesepian, dzikir yang terus terpanjat, dan Al
Quran yang selalu menjadi sahabat seolah menepis semua kesepian dalam keadaan
apapun. Saat nonton acaranya Ustadz Yusuf Mansur tentang bagaimana dia yang tak
punya uang, lalu segera mengambil air wudhu dan sholat untuk mengadu pada Allah
seolah bagi sebagian orang itu lelucon dan membuang-buang waktu, tapi
kedahsyatan pola fikir 3 dimensi yang salah satunya dilakukan Ustadz Yusuf Mansur
itu benar-benar ada.
Allah akan menjamin hidup kita,
segala persoalan itu mudah bagiNya. Saat mengadu pada orang lain kita pun akan
mengalami apa yang dimanakan “Krisis Kepercayaan” tapi cobalah mengadu pada
Allah segala keluh kesah dan apa saja yang diingiinginkan, itu akan lebih
afdhol dan ketenangan yang dicapai pun akan sangat maksimal meskipun masalah
belum terselesaikan. Karena dengan ketenangan fikiran yang Allah berikan
masalah akan lebih mudah difikir secara rasional, dan segera ditemukannya
solusi dari persoalan tersebut.
Maha Suci Allah.. semoga kematian
dalam limpahan rahmat nantinya akan benar-benar terwujud, dan semoga kita semua
termasuk golongan orang yang sabar yang tak terhinakan di hari akhir nantinya.
Amin Ya Robbal ‘Alamin
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb