Manusia adalah makhluk miskin yang karenanya
membutuhkan pihak lain guna mencukupi apa yang menjadi keperluannya. Begitu
miskinnya hingga menjadikan pemenuhan kebutuhan sebagai motif utama dari
berbagai tindakan baiknya untuk lain.
Saat manusia mabuk dengan apa yang dicapainya
seolah pikiran melayang, semua hebat, semua nikmat, dan semua dekat. Seolah
semua disediakan untuk memenuhi hasrat. Dan inilah titik kelemahan manusia
hingga membuatnya lupa dengan akhirat.
Namun sadarkah kita bahwa nafsu dunia begitu
memperdaya. Nafsu selalu mengajak ingkar dan berpura-pura dalam pusaran
pencarian kelezatan duniawi.
Padahal seorang mukmin bertugas sebagai
pengendali nafsunya karena Allah. Akan lebih bijaknya seorang mukmin mampu
berkata,"Demi Allah, aku berhasrat kepadamu. Engkau adalah termasuk
kebutuhanku. Namun, tidak ada hubungan antara aku dengan dirimu. Alangkah
jauhnya jarak antara kita karena ada tabir yang menghalangi. Maaf meski menarik
dan nafsukumenginginkannya, engkau bukan pilihan."
Karena iman membawa kita kepada kebenaran
Al-Quran. Dan ia menghentikan kita akan hal-hal yang salah melawan kehendak
Allah swt.
Semoga kita dan keluarga kita senantiasa dalam bimbinganNya untuk menahan
diri dari nafsu dunia yang sewaktu-waktu datang. AmienFootnotes:
Muhasabah oleh majalah Ar-Risalah edisi 128
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb