Sunday, December 18, 2011

MEMBISIK RINDU Bagian 1

Posted by Devy Ratriana Amiati at 11:15 PM





Malam ini biasa saja, tak ubahnya seperti malam-malam yang lalu. Dan ku pun juga melakukan aktivitas yang tak jauh beda bahkan memang sama sekali tak berbeda dengan biasanya, yaitu bergelut dengan tumpukan buku-buku tebal seperti KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL, BANK SOAL SNMPTN, dan beberapa buku tebal milik tempat les. Hmm.. ini lah hari-hari yang menegangkan bahkan makan atau tidur pun tak tenang tak jarang rumus-rumus kimia, fisika, dan matematika berterbangan masuk mimpi yang membuat ku bercucuran keringat saat terbangun karena merasa semalaman mengerjakan soal di alam mimpi. Ya Allah.. tak terasa inilah detik terakhir di kelas XII SMA. Dan rasanya belum siap jika harus menjadi mahasiswa. Tidak siap bukan karena tak mampu dengan pelajaran namun aku merasa masih kecil jika harus bertittle mahasiswa eh mahasiswi maksutnya.



“A’yun....” suara ibuk memanggil ku dari lantai bawah..
Aku pun terkaget karena tak terasa 2 jam aku melamun di jendela kamar menatap bintang yang begitu banyak malam ini,”Iya Buk.. ada apa?”

“Belajar lo ya, jangan tidur terus” teriak ibuk

“Teplok..teplok..teplok...” suara tapak kaki ibuk menaiki tangga
Seketika aku langsung melompat mengambil kumpulan soal, kertas buram dan pensil pura-pura mengerjakan soal..

“Oh.. ya udah. Ibuk kira tidur. Belajar lo ya kelas XII ndak boleh main-main kayak dulu”

“Huft...” hela nafas ku mengiringi langkah ibuk menuruni tangga meninggalkan kamar ku

Lagi-lagi karena benar-benar lelah tak sanggup jika malam itu harus berduaan dengan buku-buku tebal, kembali ku teruskan lamunan di jendela kamar. Dan untuk kali ini yang terbayang dalam benak ku adalah sosok laki-laki luar biasa yang ku kenal beberapa bulan ini. Yah.. dia adalah Muhammad Fikar Mustofa, sosok laki-laki cerdas alumnus Pondok Modern di Jawa Timur yang sekarang kuliah di salah satu Universitas Favorit. Yang setiap minggu sore mudik dan menjadi guru ngaji ku di masjid besar milik kecamatan.

“Tit..tit..tit..tit” Bunyi sms dari hand phone ku

Mas Fikar:
Assalamu’alaikum wr.wb.
A’yun sehat kan? Semoga A’yun selalu dalam lindungan Allah swt. Ini no hp Mas Fikar Guru ngaji A’yun, disimpen ya. Oh iya Sebelumnya mas minta maaf, mas ingin ngobrol sama A’yun lewat telepon. Kira-kira A’yun kapan ada waktu longgar?
            
Sempat terheran sejanak, dan agak girang sih hehe.. karena laki-laki yang aku suka mengirim pesan singkat dengan no yang tak ada si phone book ku.

Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb
Alhamdulillah Sukron Mas Fikar. Iya bisa insha Allah sabtu ini A’yun ndak ada jadwal les. Jika mas ingin telepon mohon sebelumnya sms dahulu.

Mas Fikar:
Alhamdulillah. Iya, Insha Allah.. Terimakasih Dek, Wassalamu’alaikum wr.wb”

Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb

Lelah sekali rasanya hari ini, walau sabtu masih saja digempur oleh pasukan-pasukan tangguh yang mengepung dari berbagai sudut, bahkan hari ini begitu lengkap yang hampir saja membuat ku kuwalahan. Biologi, Fisika, Kimia, Matematika hadir semua dan tak satupun absen oleh tugas yang berlembar-lembar. Gurunya pun dahsyat-dahsyat, betapa tidak satu mata pelajaran ditunggu 2 guru padahal siswanya hanya 25. Mencekam bukan main apalagi kelas ku terkenal dengan kelas anak-anak terbaik dalam olimpiade kabupaten atau profinsi yang diadakan universitas favorit. Meski aku salah satunya namun aku merasa pas-pasan dengan pelajaran eksakta dan harus belajar mati-matian agar dapat berlari bersama mereka.

“Tit..tit..tit..tit” Bunyi sms dari hand phone ku, hmm... no hp yang sama seperti rabu malam yaitu no hp Mas Fikar..

Mas Fikar:
Assalamu’alaikum wr.wb
Dek A’yun hari ini longgar jam berapa?

Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb
Insha Allah habis isya’ saya longgar mas

Mas Fikar:
Oh.. iya, kebetulan insha Allah jam 19.30 mas telepon

Aku:
Iya mas, silahkan.. A’yun tunggu.

Mas Fikar:
Terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb

Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb

Tak bisa dipungkiri sosok ini benar-benar luar biasa, betapa tidak pola pemikirannya yang begitu kritis dan juga apa bila dia sedang menceritakan sesuatu selalu runtut dari A-Z bahkan seolah tak ada yang tertinggal. Setiap kali aku bertanya masalah agama penjelasan yang dia sampaikan selalu panjang, jelas, dan tak lupa selalu didasarkan pada Al Quran dan Assunah bahkan mungin kalau ditulis bisa berlembar-lembar jawaban dia. Sube’hanallah.. dia laki-laki sempurna pertama yang aku temui. Banyak dari temen-temen ku yang menyukainya dan mungkin aku salah satunya. Namun, kembali pada prinsip awal ku yaitu “profesionalitas” aku belajar, aku butuh ilmu untuk akhirat, dia ustadz dan aku santri tak lebih dan tak boleh lebih.

“tut...tut..tut..”

“Telepon berdering.. Allah.. aku grogi, apakah aku harus menganggkatnya? Aku belum siap jika harus berbicara privat seperti ini dengan Mas Fikar” gerutu hati ku yang saat itu benar-benar adem panas, binggung, gugup.. dan akhirnya ku putuskan untuk mengangkat teleponnya

“Bismillahirrohmanirrohim” dalam hati

“Ha’a’a’allo Assalamu’alaikum..” sapa ku padanya dengan gemetar

“Wa’alaikumsalam wr.wb. Dek A’yun”

“Oh.. iya mas, ada apa gerangan?

“Hehe.. ndak apa-apa kok, maaf ya jika mas ganggu” terdengar tawa kecil darinya

 “Ndak apa-apa kok mas, A’yun gak sedang sibuk. Maaf ada perlu apa?”

“Dek, A’yun ujian nya kurang berapa bulan?” tanya mas Fikar

“Insha Allah 2 bulan lagi, mas. Mohon do’anya”

“Wah.. deket ya, rajin belajar, dan yang pasti tetap berdo’a. Dan mas pesan Dek A'yun hati-hati ya!"


“Maaf.. Hati-hati? Hati-hati buat apa?” tanya ku dengan nada heran

“Hati-hati sama laki-laki, karena godaan terberat untuk laki-laki adalah wanita, begitu halnya wanita. Mas takut konsentrasi belajar A’yun terganggu gara-gara hal tersebut. Dek A’yun harus selalu ingat kata-kata mas, bahwa laki-laki baik hanya untuk wanita baik, begitu pula sebaliknya wanita baik hanya untuk laki-laki baik. Dek A’yun jaga diri baik-baik ya insha Allah, Allah akan selalu menjaga adek”

Deng.. dong... hati ku seketika rontok tak berdaya, sebenarnya maksut Mas Fikar apa? Kok tiba-tiba memberi pesan seperti itu? Padahal selama ini aku dan dia biasa-biasa saja bahkan cenderung diam dan jaga jarak jika tidak ada kepentingan, karena kata Mas Fikar antara laki-laki dan perempuan mempunyai batasan-batasan dalam bergaul. Tapi mengapa tiba-tiba Mas Fikar jadi agak gimana gitu ya?

“Insha Allah..” jawab ku singkat, karena aku tidak ingin membuat aib diantara kami

“hehe.. ya sudah itu saja yang mas ingin sampaikan. Maaf jika mengganggu belajar A’yun. Wassalamu’alaikum wr.wb”

“Wa’alaikumsalam wr.wb”


0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Sunday, December 18, 2011

MEMBISIK RINDU Bagian 1






Malam ini biasa saja, tak ubahnya seperti malam-malam yang lalu. Dan ku pun juga melakukan aktivitas yang tak jauh beda bahkan memang sama sekali tak berbeda dengan biasanya, yaitu bergelut dengan tumpukan buku-buku tebal seperti KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL, BANK SOAL SNMPTN, dan beberapa buku tebal milik tempat les. Hmm.. ini lah hari-hari yang menegangkan bahkan makan atau tidur pun tak tenang tak jarang rumus-rumus kimia, fisika, dan matematika berterbangan masuk mimpi yang membuat ku bercucuran keringat saat terbangun karena merasa semalaman mengerjakan soal di alam mimpi. Ya Allah.. tak terasa inilah detik terakhir di kelas XII SMA. Dan rasanya belum siap jika harus menjadi mahasiswa. Tidak siap bukan karena tak mampu dengan pelajaran namun aku merasa masih kecil jika harus bertittle mahasiswa eh mahasiswi maksutnya.



“A’yun....” suara ibuk memanggil ku dari lantai bawah..
Aku pun terkaget karena tak terasa 2 jam aku melamun di jendela kamar menatap bintang yang begitu banyak malam ini,”Iya Buk.. ada apa?”

“Belajar lo ya, jangan tidur terus” teriak ibuk

“Teplok..teplok..teplok...” suara tapak kaki ibuk menaiki tangga
Seketika aku langsung melompat mengambil kumpulan soal, kertas buram dan pensil pura-pura mengerjakan soal..

“Oh.. ya udah. Ibuk kira tidur. Belajar lo ya kelas XII ndak boleh main-main kayak dulu”

“Huft...” hela nafas ku mengiringi langkah ibuk menuruni tangga meninggalkan kamar ku

Lagi-lagi karena benar-benar lelah tak sanggup jika malam itu harus berduaan dengan buku-buku tebal, kembali ku teruskan lamunan di jendela kamar. Dan untuk kali ini yang terbayang dalam benak ku adalah sosok laki-laki luar biasa yang ku kenal beberapa bulan ini. Yah.. dia adalah Muhammad Fikar Mustofa, sosok laki-laki cerdas alumnus Pondok Modern di Jawa Timur yang sekarang kuliah di salah satu Universitas Favorit. Yang setiap minggu sore mudik dan menjadi guru ngaji ku di masjid besar milik kecamatan.

“Tit..tit..tit..tit” Bunyi sms dari hand phone ku

Mas Fikar:
Assalamu’alaikum wr.wb.
A’yun sehat kan? Semoga A’yun selalu dalam lindungan Allah swt. Ini no hp Mas Fikar Guru ngaji A’yun, disimpen ya. Oh iya Sebelumnya mas minta maaf, mas ingin ngobrol sama A’yun lewat telepon. Kira-kira A’yun kapan ada waktu longgar?
            
Sempat terheran sejanak, dan agak girang sih hehe.. karena laki-laki yang aku suka mengirim pesan singkat dengan no yang tak ada si phone book ku.

Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb
Alhamdulillah Sukron Mas Fikar. Iya bisa insha Allah sabtu ini A’yun ndak ada jadwal les. Jika mas ingin telepon mohon sebelumnya sms dahulu.

Mas Fikar:
Alhamdulillah. Iya, Insha Allah.. Terimakasih Dek, Wassalamu’alaikum wr.wb”

Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb

Lelah sekali rasanya hari ini, walau sabtu masih saja digempur oleh pasukan-pasukan tangguh yang mengepung dari berbagai sudut, bahkan hari ini begitu lengkap yang hampir saja membuat ku kuwalahan. Biologi, Fisika, Kimia, Matematika hadir semua dan tak satupun absen oleh tugas yang berlembar-lembar. Gurunya pun dahsyat-dahsyat, betapa tidak satu mata pelajaran ditunggu 2 guru padahal siswanya hanya 25. Mencekam bukan main apalagi kelas ku terkenal dengan kelas anak-anak terbaik dalam olimpiade kabupaten atau profinsi yang diadakan universitas favorit. Meski aku salah satunya namun aku merasa pas-pasan dengan pelajaran eksakta dan harus belajar mati-matian agar dapat berlari bersama mereka.

“Tit..tit..tit..tit” Bunyi sms dari hand phone ku, hmm... no hp yang sama seperti rabu malam yaitu no hp Mas Fikar..

Mas Fikar:
Assalamu’alaikum wr.wb
Dek A’yun hari ini longgar jam berapa?

Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb
Insha Allah habis isya’ saya longgar mas

Mas Fikar:
Oh.. iya, kebetulan insha Allah jam 19.30 mas telepon

Aku:
Iya mas, silahkan.. A’yun tunggu.

Mas Fikar:
Terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb

Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb

Tak bisa dipungkiri sosok ini benar-benar luar biasa, betapa tidak pola pemikirannya yang begitu kritis dan juga apa bila dia sedang menceritakan sesuatu selalu runtut dari A-Z bahkan seolah tak ada yang tertinggal. Setiap kali aku bertanya masalah agama penjelasan yang dia sampaikan selalu panjang, jelas, dan tak lupa selalu didasarkan pada Al Quran dan Assunah bahkan mungin kalau ditulis bisa berlembar-lembar jawaban dia. Sube’hanallah.. dia laki-laki sempurna pertama yang aku temui. Banyak dari temen-temen ku yang menyukainya dan mungkin aku salah satunya. Namun, kembali pada prinsip awal ku yaitu “profesionalitas” aku belajar, aku butuh ilmu untuk akhirat, dia ustadz dan aku santri tak lebih dan tak boleh lebih.

“tut...tut..tut..”

“Telepon berdering.. Allah.. aku grogi, apakah aku harus menganggkatnya? Aku belum siap jika harus berbicara privat seperti ini dengan Mas Fikar” gerutu hati ku yang saat itu benar-benar adem panas, binggung, gugup.. dan akhirnya ku putuskan untuk mengangkat teleponnya

“Bismillahirrohmanirrohim” dalam hati

“Ha’a’a’allo Assalamu’alaikum..” sapa ku padanya dengan gemetar

“Wa’alaikumsalam wr.wb. Dek A’yun”

“Oh.. iya mas, ada apa gerangan?

“Hehe.. ndak apa-apa kok, maaf ya jika mas ganggu” terdengar tawa kecil darinya

 “Ndak apa-apa kok mas, A’yun gak sedang sibuk. Maaf ada perlu apa?”

“Dek, A’yun ujian nya kurang berapa bulan?” tanya mas Fikar

“Insha Allah 2 bulan lagi, mas. Mohon do’anya”

“Wah.. deket ya, rajin belajar, dan yang pasti tetap berdo’a. Dan mas pesan Dek A'yun hati-hati ya!"


“Maaf.. Hati-hati? Hati-hati buat apa?” tanya ku dengan nada heran

“Hati-hati sama laki-laki, karena godaan terberat untuk laki-laki adalah wanita, begitu halnya wanita. Mas takut konsentrasi belajar A’yun terganggu gara-gara hal tersebut. Dek A’yun harus selalu ingat kata-kata mas, bahwa laki-laki baik hanya untuk wanita baik, begitu pula sebaliknya wanita baik hanya untuk laki-laki baik. Dek A’yun jaga diri baik-baik ya insha Allah, Allah akan selalu menjaga adek”

Deng.. dong... hati ku seketika rontok tak berdaya, sebenarnya maksut Mas Fikar apa? Kok tiba-tiba memberi pesan seperti itu? Padahal selama ini aku dan dia biasa-biasa saja bahkan cenderung diam dan jaga jarak jika tidak ada kepentingan, karena kata Mas Fikar antara laki-laki dan perempuan mempunyai batasan-batasan dalam bergaul. Tapi mengapa tiba-tiba Mas Fikar jadi agak gimana gitu ya?

“Insha Allah..” jawab ku singkat, karena aku tidak ingin membuat aib diantara kami

“hehe.. ya sudah itu saja yang mas ingin sampaikan. Maaf jika mengganggu belajar A’yun. Wassalamu’alaikum wr.wb”

“Wa’alaikumsalam wr.wb”


No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea