1,5
tahun sudah masa-masa kejayaan itu harus terkenang dan merasa sangat kehilangan
tak ubahnya seperti kehilangan orang yang begitu dicintai. Separuh dari hidup
serasa mengilang, bersanding dengan hilangnya seluruh angan dan cita-cita.
Nafas yang kerap kali merasa sesak menangisi impian-impian yang kandas.
Impian-impian yang telah terancang sejak 6tahun silam.
Pagi
ini rasanya begitu dek-dek sar karena pagi ini adalah pagi terakhir merasakan
sensasinya hawa ujian disemester ke-3. Sesekali Ana mengulang hafalannya dan
membaca ringkasan yang dibuatnya. Di sela kejenuhan belajar ana mengambil air
wudhu dan sholat duha 2 rakaat. Dalam sujud terakhirnya Ana mendadak ingat
kembali belahan hatinya yang terlah hilang (*Belahan hati=mimpi-mimpinya)
karena buah keegoisan kedua orang tuanya yang memaksanya memilih kedokteran,
melepas semua organisasinya, dan melarangnya banyak kelur rumah atau kos.
“Ya
Allah... mimpi saya hilang.. kemana saya harus mencari? Bahkan saya tidak tahu
apa tujuan saya dari perjalanan yang saya jalani sekarang?”
Ana
bangun dari sujud dengan bertakbir dan melanjutkan hingga salam. Setelah itu
dia langsung beristighfar pelan-pelan dan tangisnya pun tak lagi dapat
terbendung.
“Ya
Allah... kenapa mimpi-mimpi saya Engkau ambil? Saya yang sekarang bukan saya
yang dulu. Saya bukan anak pingitan, saya bukan Ana yang hari-harinya
hanya diisi belajar dan membaca, saya
bukan Ana yang culun seperti ini (sambil menangis)”
Ana
rebahkan badannya lurus menatap atap kamar yang kurang lebih tingginya 3m.
“Ya
Allah... banyak kawan-kawan saya dibuat heran dengan saya yang sekarang. Bahkan
saya sendiri yang menjalaninya pun juga sangat heran. Engkau rubah hidup saya
150 derajat. Dimana-mana penelitian ke desa-desa berakses sulit, bertemu dengan
anak-anak di berbagai elemen masyarakat, berbaur dengan pejabat-pejabat
kabupaten, bertemu UNICEF, ikut perkemahan disana sini, lomba pidato, dll...
Dimana semua itu? Kenapa saya sekarang seperti ini?”
Sejak
SD anak adalah gadis berprestasi baik secara akademik maupun non akademik.
Sejak kelas 2 SD dia mulai menyukai dunia Qiro’at dan saat kelas 6SD dia mulai
ikut kepramukaan disela-sela bimbingan belajar yang dia ikuti. Ana bukanlah
gadis pasif, sejak SD dia sudah sering jadi ketua kelas, ikut lomba
kepemimpinan dan saat MTs dan SMA hobi berorganisasinya itu semakin berkembang
mulai jadi Ketua OSIS, Pradana Putri, Qiro’at, dan masih banyak lagi hingga ikut
perlombaan Pemilihan Duta Anak Jawa Timur dan Pemimpin Muda Indonesia” meski dalam
lomba Pemimpin Muda Indonesia dia belum dapat juara namun dalam Pemilihan Duta
Anak Jawa Timur dia masuk 6 Besar Sepropinsi. Itu merupakan puncak dari
prestasi organisasinya. Organisasi adalah setengah dari hidupnya. Dia
bercita-cita menjadi aktivis anak, punya panti asuhan, dan bergabung di UNICEF.
Menit
pun terus berjalan dan akhirnya menidurkan Ana yang sedang menangis, diselimuti
mukena dan hembusan angin kecil dari kipas angin maspionnya.
Dalam
mimpinya Ana yang sedang berjalan sendiri di padang pasir mendengar suara
begitu keras dan berulang-ulang hingga lebih dari 5x,”Ana Sayang, tidakkah
engkau tahu bahwa Allah mengajakmu berpetualang?”
Ana
pun terbangun dari tidurnya dan beristighfar, dia tengok jam kamarnya sudah menunjukkan
pukul 10.00 WIB itu tandanya dia harus bergegas berangkat mengikuti ujian
terakhir.
Diperjalanan
berangkat, di lorong-lorong kampus, hingga berahirnya ujian sampai sampai di tempat
kos Ana masih memikirkan apa yang dimaksut suara itu. Setelah sholat duhur Ana
kembali curhat pada Allah,”Ya Allah.. apa sebenarnya maksut ‘BERPETUALANGAN’?”
Berhari-hari
dia berfikir hingga memahami maksut dari “BERPETUALANGAN”.
Sehabis
ujian Ana memutuskan untuk keluar pergi ke toko buku mencatat buku baru yang
menarik lalu dicarinya diinternet. Ana menemukan satu buku motivasi yang
kemudia dibelinya. Sejak tidak lagi ikut organisasi apapun Ana memang semakin
hobi membaca, dan mencari informasi diinternet.
Habis
melakukan rutinitas di masjid dekat kos. Ana bercakap-cakap sebentar dengan
adik tingkatnya yang juga tetangga kos sambil masih mengenakan mukena makan
aneka snack.
Tepat
pukul 20.30 WIB Ana kembali mengurung diri di kamar kos seperti biasanya
membaca sampai ia ketiduran. Pukul 23.00 dia terbangun. Dia bereskan buku-buku
bacaannya yang berantakan di kasur kamar kosnya. Lalu dia mengambil air wudhu
dan mengaji meneruskan targetnya yang hampir selesai meyelesaikan jus terakhir
yang tepat hari itu dia mulai QS. An-naba’ sampai QS. Annas.
Setelah
selesai mengaji dia masih terjaga hingga pukul 00.30. Ana mematikan lampu
kamarnya dan kembali menatap langit-langit kosnya sambil berdzikir, mendadak
dia merasa malu dia harus mengakui kesalahannya di masa lalu dan menemukan hikmah
takdirnya kini,“Ya Rabb Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha
Penyantun pada dasarnya Engkau berusaha membuat saya merasakan seluruh sensasi
kehidupan mulai dari organisasi, belajar, dan kehidupan religi. Engkau mendidik
saya agar saya bertobat, dan kembali mengasah otakdalam akademik saya agar
tidak hanya pandai berpidato di depan banyak orang. Ini jalan hidup saya
sekarang dan pasti akan ada sesuatu yang membahagiakan di akhir kisah ini meski
sampai detik ini saya masih belum dapat mendeskripsikan kisah demi kisah ini
dan menemukan cita-cita di dunia baru yang saya jamahi ini. Kini saya berusaha
belajar untuk Belajar”
Allah
lebih tau keadaan kita, lebih mengenal kita, lebih tau keadaan apa yang pantas
untuk kita dari pada kita pada diri kita sendiri. Dan Allah memberikan kita
ujian adalah wujud kasih sayang Allah pada diri kita. Bila kita masih dalam
kesesatan Allah memberikan ujian untuk membersihkan kita dari dosa-dosa kita
dan menganggkat kita pada derajat surga, namun ujian itu bisa jadi memuliakan
bisa jadi menghinakan. Memuliakan mereka-mereka yang bersabar dan mendekatkan
diri pada Allah, serta menghinakan orang-orang yang mencela ujian tersebut dan
malah semakin menjauh dari Allah. Karena pada dasarnya ujian-ujian itu
diberikan Allah tidak melebihi kemampuan kita dan demi kebaikan kita.
Maha
Suci Allah atas segala karunianya...
Semoga
kita diberi kesabaran dan Allah membangunkan kita rumah yang indah di surga
sana.Amin...
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb