Puji syukur sebanyak-banyaknya
disampaikan kepada Allah swt yang sampai detik ini masih senantiasa mendapingi
kita, menemani dan tidak jenuh-jenuhnya mendengar isak tangis dan keluh kesah
kita.
Shallawat serta salam kita
haturkan pada junjungan kita Nabi Akhirul Zaman Rasulullah shalallahi'alaihi
wassalam.
Berbicara soal takdir sungguh
banyak sekali limpahan karunia Allah yang diberikan pada kita, sungguh betapa
besar rasa cinta Allah pada kita. Apa-apa yan dirasa tidak mungkin menjadi
mungkin, yang tidak dapat terjadi akhirnya terjadi, yang dilihat, dirasa di
logika tidak mungkin ada dan terjadi akhirnya ada dan terjadi. Disaat orang
kehausan disediakan buah-buahan di alam, disaat orang kelaparan disediakanlah
padi, singkong, dan tanaman yang mengandung karbohidrat, disaat kita merasa
jenuh dan bosan Allah menawarkan 1000 pilihan hiburan tapi akankah kita selalu
mensyukuri dan mentadhaburi setiap detik rahmat yang diberikan Allah pada kita?
Kadang saya pun juga
bertanya-tanya pada diri saya mengapa saya begitu banyak menyia-nyiakan waktu
saya, kadang ada rasa malu bila teringat betapa kerasnya perjuangan Rasulullah
saw dan sohabi dulu, betapa beliau dulu saat sebelum wafat masih memikirkan
kita yang belum beliau kenal dan berkata,"Umat ku.. Umat ku.. Umat
ku".
Di suasana akhir zaman ini memang
tidak mudah menapaki kehidupan fitnah kehidupan dimana-mana Orang tidak malu
lagi melakukan maksiat, bahkan cenderung diumbar di publik dengan penuh
kebanggaan, 3 komponen vital (hati, lisan, mata) sudah melesat tanpa arah,
kadang sampai binggung juga harus bersikap bagaimana karena setan kiranya makin
canggih sedang hati manusia semakin berkarat dan sulit menerima kebaikan Allah.
Kembali ke tema, perlunya
mentadhaburi takdir Allah adalah hal yang harus dilakukan. Maka tidak heran
kenapa Allah menurunkan Adam as. dan Hawa ke bumi dan harus menjalani kehidupan
dunia yang serba gado-gado yaitu agar dapat benar-benar merasakan kenikmatan
saat kembali ke surga.
Dan anak keturunan adam yang detik ini masih berada dibumi sedang diuji sekuat apa mereka berpuasa menahan gonjang ganjing kehidupan dunia karena untuk mendapatkan kenikmatan yang kekal memang butuh perjuangan yang sangat keras.
Dan anak keturunan adam yang detik ini masih berada dibumi sedang diuji sekuat apa mereka berpuasa menahan gonjang ganjing kehidupan dunia karena untuk mendapatkan kenikmatan yang kekal memang butuh perjuangan yang sangat keras.
Abu Bakar As-sidiq berkata pada
burung,"Andai aku menjadi burung sepertimu dan tidak diciptakan sebagai
manusia".
Ali Bin Abi Thalib
berkata,"Alangkah baiknya seandainya aku adalah pohon yang di tebang, aku
lebih suka seandainya aku tidak diciptakan"
Bagaimana dengan saya, kamu,
mereka, kita yang hidup di akhir zaman ini sering lupa pada Allah setelah
diberi nikmat, dan lupa mentadhaburinya.
astaghfirullahal'adzim...
Padahal Allah itu selalu mengurus
keperluan kita selama perjalanan ini. Dan kesalahan besar bilamana kita
menyalahkan Allah, tidak terima, dan mengeluh atas semua takdir yang
direncanakan Allah. Kadang saya pun berkata-kata sendiri disaat
jenuh,"Andai dulu saya tidak pernah diciptakan" tapi mau bagaimana lagi
nyatanya sudah 20 tahun lebih saya tinggal di bumi jadi ya mau gimana lagi
meski rasanya begitu capek dengan gado-gado ini harus tetap berjalan sampai
finish seperti kata guru ngaji saya,"Istirahatnya orang mukmin itu di
akhirat". Mencoba saya cerna sedikit demi sedikit masa lalu dan masa depan
sebenarnya kehidupan ini unik. Kehausan dan kelaparan di dunia ini akan
terobati di akhirat sana. Dan dari sekian juta wajah yang kita temui, sekian
ribu lika-liku kehidupan yang kita tempuh itu semua membuktikan bahwa ilmu
Allah itu begitu tinggi, hingga saking tingginya manusia kesulitan memahami
inti pokok dari ilmu itu secara langsung walau ilmu itu perihal apa yang ada di
dalam dirinya sendiri. Butuh dicerna dan pahami sedikit demi sedikit hingga
mampu memahami ilmu yang telah dipaketkan pada diri setiap manusia sejak
sebelum dia dilahirkan.
Maka dari itu disinilah
pentingnya mencari referensi lebih banyak serta menempatkan Al Quran dan
Asunnah dibarisan terdepan dalam referensi agar setiap hal yang dilihat, dan
dirasakan dapat terdefinisikan dengan baik dan tepat. Kegagalan seseorang dalam
mendefinisikan suatu perkara pada dirinya bukan terletak pada ketidak adilan
Allah tapi karena kekurang jelian dalam mendefinisikan Ilmu Allah tentang
dirinya.
Always possitive thinking...
Semoga kelak kita dapat kembali
ke Jannah dengan selamat dan dapat berkumpul dengan sanak family kita. Amin
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb