Pada
suatu pagi nenek vivi merasa giginya begitu sakit. Vivi yang saat itu adalah
mahasiswa semester 7 pendidikan dokter gigi menyarankan neneknya untuk pergi ke
dokter gigi karena sakit karena lubang yang dalam di gigi nenek vivi sudah tidak dapat ditolong lagi bila hanya menggunakan pasta
gigi anti plak ataupun pasta gigi anti karies. Pagi itu juga vivi mengantar
neneknya ke klinik dokter gigi Syaiful, kebetulan kliniknya masih buka karena
belum sampai pukul 07.00.
Dokter
syaiful: Selamat pagi Ibu (sambil menyapa dengan ramah, dan menutup kedua
tangannya tanpa berjabat tangan). Ada yang dapat saya bantu?
Vivi : Begini dokter nenek saya ini sudah
beberapa hari ini giginya terasa linu dan sakit, ketika saya lihat ternyata
lubang di gigi nenek sudah sampai dentin giginya. Saya takut kalau lubangnya
semakin dalam giginya patah dan tinggal akar.
Dokter
syaiful: Oh.... (mengangguk-angguk). Kalau begitu mari bu saya periksa dahulu.
1,2,3,4,5,6
menit
Vivi:
bagaimana dok baiknya? (tanya vivi serius)
Dokter
syaiful: begini mbak vivi, ibu.. saya menawarkan dua pilihan. Pilihan pertama
adalah gigi nenek mbak vivi yang masih tersisa ditumpat (ditambal), pilihan
kedua membuat gigi tiruan. Tapi mohon maaf kalau tumpatan saya tidak berani
pakai amalgam, meski amalgam tidak mudah korosi dan terabrasi namun di klinik,
saya memakai resin komposit, semen ionomer kaca, porselen dan campuran logam
emas.
Vivi:
(mengangguk-angguk karena telah tau kelebihan dan kekurangan satu sama lain,
dan alasan dokter tidak menggunakan amalgam). Nek (vivi menoleh pada neneknya)
Nenek:
nenek ikut kamu saja, Vi. Kamu yang lebih tau. Yang penting gigi nenek ndak
sakit lagi dan enak makan.
Vivi:
Vivi sarankan nenek buat gigi tiruan saja, lebih kuat dan nantinya ndak bolak
balik ke dokter lagi.
Nenek:
dokter bisa buat gigi tiruan emas?
Vivi:
emas??? (kaget)
Dokter
syaiful: InshaAllah bisa ibu, ibu tertarik dengan gigi emas?
Nenek:
kebetulan saya orang kaya dokter, dan saya sangat suka dengan emas. Saya ingin
terlihat up to date di depan teman-teman arisan manula saya.
Dokter
syaiful: boleh ibu.
Vivi:
nenek serius mau pake gigi tiruan emas? Jelek nek warnanya.
Nenek:
ndak apa jelek yang penting nenek suka. Kapan dok saya bisa dibuatkan gigi
emasnya
Dokter
syaiful: inshaAllah satu minggu lagi ibu dapat kembali kemari kita lakukan
pengecekan pada gigi ibu. Kalau keadaannya memungkinkan untuk dibuatkan gigi
tiruan nanti kita atur kapan jadinya dan diaplikasikan.
2
bulan kemudian.......
Nenek
Vivi akhirnya dapat memakai gigi tiruannya. GTSL (Gigi Tiruan Sebagian Lepas) berjumlah
3 gigi yang akhirnya dipilih. Pemilihan tersebut beralasan bahwa gigi tersebut
dapat disimpan kalau tidak dipakai dan juga dimanfaatkan untuk perhiasan.
(***GUBRAK). Teman-teman arisan manula nenek vivi pun pada tertarik dan banyak
bertanya tentang kenyamanan, dan harga gigi tiruan tersebut. Mereka tertarik,
meski bila dilihat dari segi estetika kurang bagus karena warnanya yang berbeda
dengan gigi, tapi ternyata itu menurut nenek-nenek ini gigi emas dapat
menunjukkan stratanya di masyarakat.
Nenek
Vivi terbilang cukup gaul, bila akhir pekan tiba sering mengajak cucu-cucunya
pergi ke mall walau hanya sekedar belanja di supermarket atau mengantar
cucu-cucunya bermain di time zone. Pada saat pulang mengajak cucu-cucunya
jalan-jalan ke mall. Nenek vivi di hadang perampok yang membawa senjata tajam.
Perampok:
Serahkan dompet dan barang berharga kalian! (sambil menyodorkan pisau tajam)
Nenek:
saya sedang tidak bawa apa-apa pak perampok, ini hanya kebutuhan pokok
Perampok:
halah,,, bohong. Sudah tua sok polos! Ayo mana barang berharga kalian?
Nenek
memegang erat kedua cucunya yang membawa belanjaan. Meski perampok memaksa dan
mengancam macam-macam nenek tetap berkelit.
Perampok:
apa itu kuning-kuning di gigi mu?
Nenek:
ini gigi tiruan emas saya.
Perampok
menarik tangan nenek dan memaksa nenek melepaskan gigi tiruannya yang berjumlah
3. Dan akhirnya gigi tiruan itu terambil dan perampok pergi begitu saja tanpa
melukai nenek dan cucu-cucunya. Dan nenek sangat merasa kehilangan, karena
kehilangan perhiasan, kebanggan, dan juga menurunkan fungsi mastikasinya pada
makanan.
Hahaha...
hanya joke aja:D
Satu
hal yang dapat ditarik pelajaran dari joke dia tas bahwa dalam memakai apapun
barang yang kita miliki baik itu barang biasa atau kwalitas tinggi pun harus
tetap tawadu’. Gunakan apapun barang yang kita miliki dengan menomor satukan
fungsinya yang sesuai kebutuhan kita, bukan untuk wah.. wahan dan menghilangkan
ketawadu’an. Toh itu semua hanya pinjaman Allah kapan saja bisa rusak bahkan
hilang seperti gigi tiruan emas milik nenek.
Semoga
bermanfaat..
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb