Rangsangan
(impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke
pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ
efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini
meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.
- Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan
impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls
yang terjadi yaitu:
Impuls –
dendrit – badan sel saraf – neurit – keluar melewati sinapsis
Perambatan
impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar
dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya
merupakan kutub positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya
rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial
(depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial.
Variasi
kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson dan ada atau
tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik. Pengembalian
posisi kepada posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000 detik.
Stimulus yang lemah (threshold) tidak dapat menghasilkan impuls yang
dapat merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus kuat maka
impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel saraf yang
lainnya.
- Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson
sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di
dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis)
yang berisineurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron,
maka vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat
di seluruh tubuh),noradrenalin (terdapat di sistem saraf
simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di
otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan
terjadinya impuls pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan
impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis.
Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak
dapat menggerakkan organ. Berdasarkan alur stimulus, gerak dibedakan menjadi
dua yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa disadari oleh tubuh
sedangkan gerak refleks terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan dilakukan
tubuh.
Gerak Biasa
Urutan
impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya
impuls pada gerak biasa yaitu:
Stimulus
pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak – sel saraf motorik – respon
pada organ efektor
Gerak
Refleks
Gerak
refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak
sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari
terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti
mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri,
berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.
Urutan
perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus
pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada
sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.
Jalan
pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat
disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks
sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung
(asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit
pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang
terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang
seperti refleks pada lutut.
Ciri gerak
refleks yaitu:
1. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor
tertentu
4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis
yang dilalui impuls
5. Spontan, tidak dipelajarai dulu
6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku
hewan
7. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
Macam
refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada
sumsum lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks
superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot
lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut
jantung).
Dapus:
Depdiknas.
2008. Mekanisme Gerak. Jakarta: Postekkom depdiknas
terima kasih, sangat membantu
ReplyDeleteIzin copas boleh ngga ?
ReplyDeleteIzin copas ya
DeleteTerimakasih
ReplyDelete