Kakek: Nek, kalau kakek dipanggil Allah duluan Nenek ikhlas Ndak?
Nenek:
Demi Allah jika itu ketetapan Allah Nenek ikhlas, Kek. (sambil meneteskan air
mata).
Namun....
Kakek: Namun apa Nek?
Nenek: Namun, jika
ternyata Nenek yang dipanggil duluan bagaimana?
Sang kakek menunduk
terlihat sedih..
Kakek: Jika Allah memutuskan demikian Kakek ikhlas,
Nek. Kakek yakin keputusan Allah yang terbaik.
Sang nenek tersenyum
sembari dengan air mata yang diusap tangan sang kakek
Nenek: Kek, ajal
itu akan datang tiba-tiba.
Kakek: Iya Nenek benar, meski raga ini tak
lagi gagah namun Al Quran dan pitutur Kanjeng Nabi harus tetap digenggam.
Nenek: Iya Kek, Nenek senang sekali 65 tahun kita lewati dengan penuh
kesyukuran dan selalu mengharap ridho-Nya disetiap langkah.
Kakek
tersenyum...
Kakek: kakek senang anak cucu kita semuanya cerdas dan
tidak lelah menjadi pejuang-pejuang fisabilillah.
Nenek tersenyum...
Nenek: Bukankah itu do'a kita sejak masih muda yang kemudian dikabulkan
oleh Gusti Allah? (nenek tersenyum)
Kakek yang terbaring sakit di
ranjang ikut tersenyum bangga dan meneteskan air mata.
Kakek: Hehe.. Iya
benar, Maha Suci Allah ya Nek..
Nenek: Iya Kek :)
Kakek: Nek...
Nenek: Iya Kek..
Kakek menggenggam tangan nenek begitu erat
diiringi tangannya yang mendingin. Dan tersenyum melihat si nenek yang
menurutnya tetap cantik seperti saat pertama kali keduanya dipertemukan dalam
ikatan suci oleh penghulu
Kakek: Nenek (sambil tersenyum)
Nenek:
Iya kek, kenapa?
Kakek: Nenek yakin kan bahwa kita nanti akan bersama
kembali?
Nenek sepertinya mulai merasa ada sesuatu yang aneh dari
pertanyaan sang kakek, namun nenek berusaha tegar
Nenek: sangat percaya
kek (air mata sang nenek menetes)
kakek tersenyum sembari mengusap air
mata sang nenek.
Kakek: kita akan bertemu kembali di Jannah-Nya.
Tetap dipegang ya kata-kata kakek. Sudah dekat......... Maafkan kakek, maaf
kakek pamit.
Sang kakek menutup matanya dengan syahadat yang beliau
ucapkan begitu lirih seraya menyedakepkan tangannya.
Dan sang kakek
telah dijemput malaikat pencabut nyawa, menghadap Allah swt.
Sang nenek
berusaha menahan tangis, dan mencium kening sang kakek dan berkata dengan suara
sumbang menahan tangis,"Tunggu nenek ya Kek, nenek pasti segera menyusul"
Nangis sendiri ngarang cerita ini :'(
Setiap yang ada pasti kembali
tiada, sebelum dipanggil hayoo semangat berjuang di jalan-Nya :'):')
Cinta Kakek dan Nenek
Kakek: Nek, kalau kakek dipanggil Allah duluan Nenek ikhlas Ndak?
Nenek:
Demi Allah jika itu ketetapan Allah Nenek ikhlas, Kek. (sambil meneteskan air
mata).
Namun....
Kakek: Namun apa Nek?
Nenek: Namun, jika
ternyata Nenek yang dipanggil duluan bagaimana?
Sang kakek menunduk
terlihat sedih..
Kakek: Jika Allah memutuskan demikian Kakek ikhlas,
Nek. Kakek yakin keputusan Allah yang terbaik.
Sang nenek tersenyum
sembari dengan air mata yang diusap tangan sang kakek
Nenek: Kek, ajal
itu akan datang tiba-tiba.
Kakek: Iya Nenek benar, meski raga ini tak
lagi gagah namun Al Quran dan pitutur Kanjeng Nabi harus tetap digenggam.
Nenek: Iya Kek, Nenek senang sekali 65 tahun kita lewati dengan penuh
kesyukuran dan selalu mengharap ridho-Nya disetiap langkah.
Kakek
tersenyum...
Kakek: kakek senang anak cucu kita semuanya cerdas dan
tidak lelah menjadi pejuang-pejuang fisabilillah.
Nenek tersenyum...
Nenek: Bukankah itu do'a kita sejak masih muda yang kemudian dikabulkan
oleh Gusti Allah? (nenek tersenyum)
Kakek yang terbaring sakit di
ranjang ikut tersenyum bangga dan meneteskan air mata.
Kakek: Hehe.. Iya
benar, Maha Suci Allah ya Nek..
Nenek: Iya Kek :)
Kakek: Nek...
Nenek: Iya Kek..
Kakek menggenggam tangan nenek begitu erat
diiringi tangannya yang mendingin. Dan tersenyum melihat si nenek yang
menurutnya tetap cantik seperti saat pertama kali keduanya dipertemukan dalam
ikatan suci oleh penghulu
Kakek: Nenek (sambil tersenyum)
Nenek:
Iya kek, kenapa?
Kakek: Nenek yakin kan bahwa kita nanti akan bersama
kembali?
Nenek sepertinya mulai merasa ada sesuatu yang aneh dari
pertanyaan sang kakek, namun nenek berusaha tegar
Nenek: sangat percaya
kek (air mata sang nenek menetes)
kakek tersenyum sembari mengusap air
mata sang nenek.
Kakek: kita akan bertemu kembali di Jannah-Nya.
Tetap dipegang ya kata-kata kakek. Sudah dekat......... Maafkan kakek, maaf
kakek pamit.
Sang kakek menutup matanya dengan syahadat yang beliau
ucapkan begitu lirih seraya menyedakepkan tangannya.
Dan sang kakek
telah dijemput malaikat pencabut nyawa, menghadap Allah swt.
Sang nenek
berusaha menahan tangis, dan mencium kening sang kakek dan berkata dengan suara
sumbang menahan tangis,"Tunggu nenek ya Kek, nenek pasti segera menyusul"
Nangis sendiri ngarang cerita ini :'(
Setiap yang ada pasti kembali
tiada, sebelum dipanggil hayoo semangat berjuang di jalan-Nya :'):')
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb