KOMPAS.com - Barangkali lebih baik sakit hati daripada sakit gigi. Bagaimana tidak, selain rasa nyeri yang menyengat, penyakit pada gigi juga bisa menjalar ke bagian tubuh lain.
Becky Tumewu (39), presenter, suatu kali bercerita tentang keponakannya yang masih duduk di kelas dua SD yang tiba-tiba pingsan di sekolah dan dilarikan ke rumah sakit. Ternyata diketahui kalau jantungnya dipenuhi cairan. "Setelah diselidiki, ternyata menurut dokter penyebabnya adalah lubang di gigi," katanya prihatin.
Hubungan bakteri dalam mulut dengan penyakit jantung akhir-akhir ini memang banyak diteliti, terutama berkaitan dengan bakteri enokarditis dan penyakit jantung koroner. Menurut sebuah penelitian, dari sejumlah kasus penyakit jantung , 54 persen pasien memiliki riwayat penyakit periodontal (gusi).
Mulut merupakan tempat ideal untuk perkembangan bakteri. Bila tak dibersihkan dengan sempurna maka racun dan bakteri bisa masuk ke peredaran darah. Selain penyakit jantung, infeksi pada gigi juga bisa membuat seseorang mengalami pegal-pegal di sekitar leher, radang otot, nyeri mata, bahkan gangguan ginjal.
Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain ini menurut dokter gigi Aditya Pribadi, Sp.Ort, terjadi lantaran fokal infeksi, yakni infeksi kronis di suatu tempat dan memicu penyakit di tempat lain. "Racun, sisa-sisa kotoran, atau mikroba penginfeksi pada gigi dan mulut bisa menyebar ke tempat lain," ujar dokter dari klinik Dharmawangsa Dental Care, Jakarta, ini.
Dampak penyebaran infeksi pada jantung dapat berupa penyakit jantung koroner, peradangan otot, serta katup jantung. Pada kulit, manifestasinya bisa berupa rasa gatal-gatal.
"Saya pernah punya pasien yang direfer dari dokter kulit. Pasien ini mengalami gatal-gatal di tangan dan kaki yang tak sembuh-sembuh. Setelah saya periksa ternyata dalam giginya ada lubang dan sisa-sisa akar yang masih tertinggal. Gusinya jadi infeksi," papar Aditya.
Sementara itu pada mata, bakteri pada gigi akan membuat mata cepat lelah dan nyeri pada bagian atas mata. Nyeri ini ditimbulkan oleh infeksi pada gigi karena ternyata kedua organ ini punya induk saraf yang sama.
Menurut Aditya, penyebaran infeksi ke gigi ke bagian tubuh lain memang membutuhkan proses yang panjang. "Memang agak sulit menentukan berapa lama proses penyebarannya," katanya. Penyebaran penyakit ini, lanjut Aditya, baru terjadi bila penyakitnya sudah mengenai saraf gigi dan infeksi.
Untuk mencegah kerusakan gigi dan komplikasi penyakit lain, perawatan gigi mutlak dilakukan. Selain membersihkan gigi minimal dua kali sehari, sesudah makan dan sebelum tidur, periksakan gigi ke dokter minimal enam bulan sekali.
"Sisa-sisa makanan yang menempel di gigi bisa menjadi plak. Bila tidak dibersihkan akan menjadi karang gigi. Nah, karang gigi ini merupakan tempat menumpuknya bakteri. Karena itu wajib dibersihkan enam bulan sekali," ujar Aditya.
Penyakit gigi dan gusi yang diakibatkan oleh plak dapat berupa gigi berlubang (karies) dan pembusukan jaringan sekitar gigi sehingga berakibat gigi mudah goyah dan tanggal. Karena itu, gosoklah gigi secara teratur untuk menghambat pembentukan plak.
Hubungan bakteri dalam mulut dengan penyakit jantung akhir-akhir ini memang banyak diteliti, terutama berkaitan dengan bakteri enokarditis dan penyakit jantung koroner. Menurut sebuah penelitian, dari sejumlah kasus penyakit jantung , 54 persen pasien memiliki riwayat penyakit periodontal (gusi).
Mulut merupakan tempat ideal untuk perkembangan bakteri. Bila tak dibersihkan dengan sempurna maka racun dan bakteri bisa masuk ke peredaran darah. Selain penyakit jantung, infeksi pada gigi juga bisa membuat seseorang mengalami pegal-pegal di sekitar leher, radang otot, nyeri mata, bahkan gangguan ginjal.
Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain ini menurut dokter gigi Aditya Pribadi, Sp.Ort, terjadi lantaran fokal infeksi, yakni infeksi kronis di suatu tempat dan memicu penyakit di tempat lain. "Racun, sisa-sisa kotoran, atau mikroba penginfeksi pada gigi dan mulut bisa menyebar ke tempat lain," ujar dokter dari klinik Dharmawangsa Dental Care, Jakarta, ini.
Dampak penyebaran infeksi pada jantung dapat berupa penyakit jantung koroner, peradangan otot, serta katup jantung. Pada kulit, manifestasinya bisa berupa rasa gatal-gatal.
"Saya pernah punya pasien yang direfer dari dokter kulit. Pasien ini mengalami gatal-gatal di tangan dan kaki yang tak sembuh-sembuh. Setelah saya periksa ternyata dalam giginya ada lubang dan sisa-sisa akar yang masih tertinggal. Gusinya jadi infeksi," papar Aditya.
Sementara itu pada mata, bakteri pada gigi akan membuat mata cepat lelah dan nyeri pada bagian atas mata. Nyeri ini ditimbulkan oleh infeksi pada gigi karena ternyata kedua organ ini punya induk saraf yang sama.
Menurut Aditya, penyebaran infeksi ke gigi ke bagian tubuh lain memang membutuhkan proses yang panjang. "Memang agak sulit menentukan berapa lama proses penyebarannya," katanya. Penyebaran penyakit ini, lanjut Aditya, baru terjadi bila penyakitnya sudah mengenai saraf gigi dan infeksi.
Untuk mencegah kerusakan gigi dan komplikasi penyakit lain, perawatan gigi mutlak dilakukan. Selain membersihkan gigi minimal dua kali sehari, sesudah makan dan sebelum tidur, periksakan gigi ke dokter minimal enam bulan sekali.
"Sisa-sisa makanan yang menempel di gigi bisa menjadi plak. Bila tidak dibersihkan akan menjadi karang gigi. Nah, karang gigi ini merupakan tempat menumpuknya bakteri. Karena itu wajib dibersihkan enam bulan sekali," ujar Aditya.
Penyakit gigi dan gusi yang diakibatkan oleh plak dapat berupa gigi berlubang (karies) dan pembusukan jaringan sekitar gigi sehingga berakibat gigi mudah goyah dan tanggal. Karena itu, gosoklah gigi secara teratur untuk menghambat pembentukan plak.
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb