Malam ini biasa saja, tak ubahnya
seperti malam-malam yang lalu. Dan ku pun juga melakukan aktivitas yang tak
jauh beda bahkan memang sama sekali tak berbeda dengan biasanya, yaitu bergelut
dengan tumpukan buku-buku tebal seperti KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL, BANK SOAL
SNMPTN, dan beberapa buku tebal milik tempat les. Hmm.. ini lah hari-hari yang
menegangkan bahkan makan atau tidur pun tak tenang tak jarang rumus-rumus
kimia, fisika, dan matematika berterbangan masuk mimpi yang membuat ku
bercucuran keringat saat terbangun karena merasa semalaman mengerjakan soal di
alam mimpi. Ya Allah.. tak terasa inilah detik terakhir di kelas XII SMA. Dan
rasanya belum siap jika harus menjadi mahasiswa. Tidak siap bukan karena tak
mampu dengan pelajaran namun aku merasa masih kecil jika harus bertittle
mahasiswa eh mahasiswi maksutnya.
“A’yun....” suara ibuk memanggil ku dari lantai bawah..
Aku pun terkaget karena tak terasa 2 jam aku melamun di
jendela kamar menatap bintang yang begitu banyak malam ini,”Iya Buk.. ada apa?”
“Belajar lo ya, jangan tidur terus” teriak ibuk
“Teplok..teplok..teplok...” suara tapak kaki ibuk menaiki
tangga
Seketika aku langsung melompat mengambil kumpulan soal,
kertas buram dan pensil pura-pura mengerjakan soal..
“Oh.. ya udah. Ibuk kira tidur. Belajar lo ya kelas XII ndak
boleh main-main kayak dulu”
“Huft...” hela nafas ku mengiringi langkah ibuk menuruni
tangga meninggalkan kamar ku
Lagi-lagi karena benar-benar lelah
tak sanggup jika malam itu harus berduaan dengan buku-buku tebal, kembali ku teruskan
lamunan di jendela kamar. Dan untuk kali ini yang terbayang dalam benak ku
adalah sosok laki-laki luar biasa yang ku kenal beberapa bulan ini. Yah.. dia
adalah Muhammad Fikar Mustofa, sosok laki-laki cerdas alumnus Pondok Modern di
Jawa Timur yang sekarang kuliah di salah satu Universitas Favorit. Yang setiap
minggu sore mudik dan menjadi guru ngaji ku di masjid besar milik kecamatan.
“Tit..tit..tit..tit” Bunyi sms dari
hand phone ku
Mas Fikar:
Assalamu’alaikum wr.wb.
A’yun sehat kan? Semoga A’yun selalu dalam lindungan
Allah swt. Ini no hp Mas Fikar Guru ngaji A’yun, disimpen ya. Oh iya Sebelumnya
mas minta maaf, mas ingin ngobrol sama A’yun lewat telepon. Kira-kira A’yun
kapan ada waktu longgar?
Sempat
terheran sejanak, dan agak girang sih hehe.. karena laki-laki yang aku suka
mengirim pesan singkat dengan no yang tak ada si phone book ku.
Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb
Alhamdulillah Sukron Mas Fikar. Iya bisa insha Allah
sabtu ini A’yun ndak ada jadwal les. Jika mas ingin telepon mohon sebelumnya
sms dahulu.
Mas Fikar:
Alhamdulillah. Iya, Insha Allah.. Terimakasih Dek,
Wassalamu’alaikum wr.wb”
Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb
Lelah sekali rasanya hari ini, walau
sabtu masih saja digempur oleh pasukan-pasukan tangguh yang mengepung dari
berbagai sudut, bahkan hari ini begitu lengkap yang hampir saja membuat ku
kuwalahan. Biologi, Fisika, Kimia, Matematika hadir semua dan tak satupun absen
oleh tugas yang berlembar-lembar. Gurunya pun dahsyat-dahsyat, betapa tidak
satu mata pelajaran ditunggu 2 guru padahal siswanya hanya 25. Mencekam bukan
main apalagi kelas ku terkenal dengan kelas anak-anak terbaik dalam olimpiade
kabupaten atau profinsi yang diadakan universitas favorit. Meski aku salah
satunya namun aku merasa pas-pasan dengan pelajaran eksakta dan harus belajar
mati-matian agar dapat berlari bersama mereka.
“Tit..tit..tit..tit” Bunyi sms dari
hand phone ku, hmm... no hp yang sama seperti rabu malam yaitu no hp Mas
Fikar..
Mas Fikar:
Assalamu’alaikum wr.wb
Dek A’yun hari ini longgar jam berapa?
Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb
Insha Allah habis isya’ saya longgar mas
Mas Fikar:
Oh.. iya, kebetulan insha Allah jam 19.30 mas telepon
Aku:
Iya mas, silahkan.. A’yun tunggu.
Mas Fikar:
Terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb
Aku:
Wa’alaikumsalam wr.wb
Tak bisa dipungkiri sosok ini
benar-benar luar biasa, betapa tidak pola pemikirannya yang begitu kritis dan
juga apa bila dia sedang menceritakan sesuatu selalu runtut dari A-Z bahkan
seolah tak ada yang tertinggal. Setiap kali aku bertanya masalah agama
penjelasan yang dia sampaikan selalu panjang, jelas, dan tak lupa selalu
didasarkan pada Al Quran dan Assunah bahkan mungin kalau ditulis bisa
berlembar-lembar jawaban dia. Sube’hanallah.. dia laki-laki sempurna pertama
yang aku temui. Banyak dari temen-temen ku yang menyukainya dan mungkin aku
salah satunya. Namun, kembali pada prinsip awal ku yaitu “profesionalitas” aku
belajar, aku butuh ilmu untuk akhirat, dia ustadz dan aku santri tak lebih dan
tak boleh lebih.
“tut...tut..tut..”
“Telepon berdering.. Allah.. aku grogi, apakah aku harus
menganggkatnya? Aku belum siap jika harus berbicara privat seperti ini dengan
Mas Fikar” gerutu hati ku yang saat itu benar-benar adem panas, binggung,
gugup.. dan akhirnya ku putuskan untuk mengangkat teleponnya
“Bismillahirrohmanirrohim” dalam hati
“Ha’a’a’allo Assalamu’alaikum..” sapa ku padanya dengan
gemetar
“Wa’alaikumsalam wr.wb. Dek A’yun”
“Oh.. iya mas, ada apa gerangan?
“Hehe.. ndak apa-apa kok, maaf ya jika mas ganggu” terdengar
tawa kecil darinya
“Ndak apa-apa kok mas,
A’yun gak sedang sibuk. Maaf ada perlu apa?”
“Dek, A’yun ujian nya kurang berapa bulan?” tanya mas Fikar
“Insha Allah 2 bulan lagi, mas. Mohon do’anya”
“Wah.. deket ya, rajin belajar, dan yang pasti tetap berdo’a.
Dan mas pesan Dek A'yun hati-hati ya!"
“Maaf.. Hati-hati? Hati-hati buat apa?” tanya ku dengan nada
heran
“Hati-hati sama laki-laki, karena godaan terberat untuk
laki-laki adalah wanita, begitu halnya wanita. Mas takut konsentrasi belajar
A’yun terganggu gara-gara hal tersebut. Dek A’yun harus selalu ingat kata-kata
mas, bahwa laki-laki baik hanya untuk wanita baik, begitu pula sebaliknya
wanita baik hanya untuk laki-laki baik. Dek A’yun jaga diri baik-baik ya insha
Allah, Allah akan selalu menjaga adek”
Deng.. dong... hati ku seketika
rontok tak berdaya, sebenarnya maksut Mas Fikar apa? Kok tiba-tiba memberi
pesan seperti itu? Padahal selama ini aku dan dia biasa-biasa saja bahkan
cenderung diam dan jaga jarak jika tidak ada kepentingan, karena kata Mas Fikar
antara laki-laki dan perempuan mempunyai batasan-batasan dalam bergaul. Tapi
mengapa tiba-tiba Mas Fikar jadi agak gimana gitu ya?
“Insha Allah..” jawab ku singkat, karena aku tidak ingin
membuat aib diantara kami
“hehe.. ya sudah itu saja yang mas ingin sampaikan. Maaf jika
mengganggu belajar A’yun. Wassalamu’alaikum wr.wb”
“Wa’alaikumsalam wr.wb”
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb