Sore
ini langit serasa tak bersahabat, begitu pucat dan hitam. Mungkin beberapa saat
lagi hujan akan turun seperti sore-sore kemarin. Ku sandarkan punggung ku di
dipan depan rumah seraya memandang burung-burung yang masih saja bergurau bersama
teman-temannya.
“Aisyah...”
panggil umi
“Iya,
Umi” sambil ku tengok umi yang telah berada di belakang ku
Umi
pun duduk menemani ku dan ikut menikmati indahnya sore ini sambil ikut
memandang langit.
“Nduk
kamu ingat Rahmat teman masa kecilmu dulu?”
“Iya
Umi, Ais ingat”
“Dia
sekarang sekolah di STAN lo!”
“Iya,
Umi”
“Loh
kok iya, iya tok? Dia anaknya pinter, baik, sopan, ayahnya pun sahabat Umi di
kantor”
“Iya
Umi, maaf Ais masih ingin belajar. Belum ingin memikirkan hal itu”
“Yo
dipikirkan to Nduk. Sekolah jalan tapi masalah itu juga jangan dilipakan. Umi
ndak ingin kamu nikah tua seperti dokter Ida.”
Aku
sadar selama ini banyak sekali yang mencari-cari tau siapa kekasih hati ku,
namun aku selalu katakan bahwa aku masih ingin sendiri dan terus belajar. Yah..
terlebih usia ku yang beberapa bulan lagi menginjak 23 tahun, terlebih aku
sering cuek dan tidak menanggapi apa-apa pada laki-laki yang selama ini
disebutkan kedua orang tua ku atau beberapa laki-laki yang masih terus
mendekati ku.
“Hayo 1,5 tahun lagi kita udah jadi dokter muda, kira-kira siapa ya yang bakal nikah
duluan??” celoteh Ana disela makan bakso di warung Pak Mad
“Ais..
Ais..” sebut Finda
Dan
celoteh itu membuat 3 teman ku yang lain tertawa,”Hahaha... ayo nih kapan
traktiran Ais? Kok diem-dieman aja? Tuh Dika deketi masak gak direspon!”
“Wallahu’alam
teman-teman” sambil tersenyum karena aku teringat seseorang
Celoteh
itu seperti nasi dan bubur, ya maklum juga karena dari satu angkatan di
kedokteran ini aku salah satu dari 5 anak yang belum punya gandengan. Namun,
aku masih enjoy saja menikmati semua kondisi ini tanpa ada rasa minder
sedikitpun karena aku tak pernah merasa sendiri, ada Allah yang selalu
disamping ku”
Sore
semakin larut dalam kehiningan malam, suara adzan pun berkumandang di berbagai
sudut desa. Malam sejujurnya telah ada yang memikat hati ku namun aku hanya
diam saja. Dia adalah Mas Yusuf, laki-laki yang ku kenal 3 tahun yang lalu dari
facebook. Dia laki-laki cerdas, berintelektual, dan dia aktifis dakwah. Memang
terbilang ini cinta yang aneh namun inilah yang tengah terjadi, karena boleh
dikata jujur aku tak menemukan laki-laki seperti dia di dunia nyata. Hmm..
mungkin karena aku hidup dilingkungan umum, sedangkan yang aku dambakan adalah
seseorang yang sejak kecil hidup di lingkungan pondok pesantren agar kelak bisa
mengajari aku ngaji tiap malam, dan aku menemukannya di facebook.
Meski
kami dekat, dan telah lama ku menyimpan rasa padanya namun aku bersikap
sewajarnya. Tak pernah kami berbicara masalah perasaan, bahkan aku sering kali
tak mengindahkan perasaan ini karena niat utama ku bersahabat dengan dia adalah
belajar padanya. Aku suka, dia selalu menasehati ku. Meski kadang agak berat
setelah dia menulis atau membacakan dalil dari Al Quran atau Hadits tentang
beberapa larangan yang ternyata aku lakukan. Namun tak apa meski berat bagi ku
itu jalan yang Allah tunjukkan agar aku mudah bertemu denganNya di akhirat
kelak.
Kini
semua kisah ini masih tersimpan rapi, di notes tahajut ku. Bukan ku tak ingin
cinta namun aku tak ingin hati ku dikuasai nafsu dunia yang membawa ku
melupakanNya. Aku kapok, aku benar-benar kapok dengan beberapa masa lalu ku
yang cenderung melalaikanNya. Aku sadar suatu saat nanti kedua orang tua yang
telah mendidik dan menjaga ku pasti bernajak tua dengan ingatan yang berkurang,
aku sadar pula bahwa ustadz yang mengajari aku ngaji dari kecil juga demikian
maka ku ingin jodoh ku lah yang menggantikan peran itu. Apa yang aku pilih
belum tentu baik di sisi Allah.. maka ku hanya diam, dan berharap Allah memberi
ku laki-laki sholihin dan sahabat dunia akhirat.
Allah
aku sangat mencintaiMu...
Kata-kata
ku mungkin sering sulit difahami
Namun
Ya Allah ini isi hati ku
Ku
hanya ingin bertemu denganMu suatu saat nanti
Dengan
senyuman dan sujud syukur
Aku
tidaklah sempurna
Aku
hanya mempunyai sedikit ilmu
Dengan
banyak masa lalu kelam
Aku
masih berusaha terus belajar
Belajar memperdalam
agama
Namun
aku sadar bahwa Engkaulah Dzat yang Maha Kekal
Yang
selalu mengerti perasaan ku
Selalu
menemani ditiap langkah ku
Semata-mata
semua ku lakukan untuk Mu
Aku
tak ingin diperdaya dunia
Semua
ingin ku karena petunjuk mu
Bukan
atas hawa nafsu ku
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb