Pembahasana ini memang sering kali di bahas di berbagai tulisan
dalam blog dan artikel. Mencoba saya mengulas kembali. Sebelum saya bahas tahu kah kita dengan gambar ini???
Saya mengilustrasikan hati wanita seperti epidermis atas yang
begitu peka terhadap rangsangan sentuhan baik panas, dingin, halus, kasar, dan
lain sebagainya yang apabila sedikit saja terluka terasa nyeris, sakit, juga
perih. Kodrat manusia selalu salah dan lupa merupakan pembawaan namun tidak
dibenarkan bila dijadikan suatu alasan terhadap perkara-perkara salah yang
terjadi berulang kali. Wanita adalah individu yang penuh kemudzorotan, baik
dilihat dari sisi umum maupun khusus. Pembawaan yang lembut, penuh kasih
sayang, dan selalu dipenuhi keindahan sering kali dimanfaatkan setan untuk mencari
celah hingga akhirnya mengemas tipu daya yang bergejolak dosa dalam berbagai
sikap, tindakan, bahkan ucapan.
Hubungan Luka dan Perasaan?
Saya mengilustrasikan
luka sebagai dosa/kesalahan, yang harus disembuhkan secara bertahap dengan betadine (Ilmu
dan Iman) agar cepat mengering dan kembali seperti semula. Penetesan yang
dilakukan pada luka pun tidak boleh sembarangan, perlu ada perlakuan khusus
agar tidak terlalu sakit. Karena kandungan antiseptik akan dengan cepat
membunuh kuman sehingga apabila seseorang merasakan sakit, dapat dipastikan ia
tidak merasakan kenyamanan dalam pengobatan tahap awal ini dan pasti akan
melakukan penolakan seperti mengibaskan luka menjauhkan dari betadine, atau
mengusap betadine.
Kemudian setelah diberi
betadine, luka tersebut ditambal dengan hansaplas (perlakuan khusus) agar cepat
mengering. Hansaplas adalah sejenis kasa mini praktis untuk menambal luka. Hansaplas
mempunyai fungsi ganda selain menutup luka hingga menggering juga mengandung
antiseptik untuk membunuh bakteri-bakteri yang terselip saat terjadinya luka.
Cara pemakaiaannya pun tidak sembarangan, asala tempel, namun tetap dengan
kesabaran dan pelan-pelan. Begitu halnya den dalam pentransferan ilmu dan iman pada
wanita jangan sampai langsung menggurui, dan langsung menyalahkan dengan
kata-kata kasar. Meski ketegasan itu perlu namun yang perlu difahami adalah
rasa empaty, senyuman, serta kelembutan sangat diperlukan agar efect dari pentransferan
ilmu tersebut dapat diterima secara legowo meski terasa sakit.
Dan tahap terakhir adalah pemisahan antara kulit dengan epidermis
yang saya sebut nasehat, dan disinilah letak paling rawan dan mendebarkan dari
hasil akhir pengobatan suatu luka dengan hansaplas. Apabila pemisahan tersebut
dilakukan dengan kasar, bisa dipastikan dan jelas/pasti epidermis yang telah
pulih membentuk jaringan baru akan terangkat bersama hansaplas yang dilepas. Dan
apabila pemisahan tersebut dilakukan dengan pelan dan lembut, tidak akan
merusak epidermis baru. Begitu juga wanita. Meski betadine (ilmu+iman) dan
hansaplas (perlakuan khusus) telah berupaya menyembuhkan luka (dosa/kesalahan), pasti
luka (dosa/kesalahan) belum dapat sembuh secara maksimal. Maka dari itu mengapa perlu
adanya ketlatenan, kesabaran, diiringi do’a agar saat pelepasan tidak merusak
epidermis baru. Karena Menyalahkan dengan kasar karena belum dapat berubah
total dapat menggagalkan tahap-tahap sebelumnya yang akhirnya menimbulkan luka
baru yang dapat sembuh namun bekasnya tidak dapat hilang.
REHAT:
Maka dari itu
mengapa, berhati-hatilah meluruskan pemahaman salah yang dilakukan wanita. Jika
memang sebagian wanita memang memainkan logika dan mempunyai daya toleransi
serta pemaaf tinggi namun sebagian besar wanita lebih condong pada pemakaian
perasaan dan cepat menyimpulkan sesuatu sebelum benar-benar menimbang dan
memikirkannya.
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut" (QS. Thaahaa:44)
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb