Mencoba meresapi sembari mengamati bunga mawar merah yang
dihinggapi banyak kupu-kupu di sebuah taman.
“Wah..
banyak ya yang berusaha mendekatimu dan menghisap madu mu!” sambil ku memetik
dan mencium aromanya yang wangi
Saat ku akan menciumnya tiba-tiba ku dagetkan dengan bunyi yang
keluar dari inti kandung lembaga bunga tersebut,”Vy.... vy....”
“Astagfirullah...” terkaget ku dibuatnya...
“Jangan takut, kau tadi berkata apa pada ku?” tanyanya
“Kam... kam... Kammmuuu..... bisa bicara?” aku ketakutan
“Sudahlah.. apa kau baru tau? Hay apa yang kau katakan tadi?”
“Banyak ya yang berusaha mendekatimu dan menghisap madu mu!” masih
agak ketakutan
“Ya jelas, dibanding mawar-mawar lain warna ku paling mencolok. Jadi
maklum kalau banyak kupu yang singgah dan berusaha menghisap madu ku.”
“Kok kamu bangga sekali?”
“Pastilah wahai manusia, menjadi bunga yang dihinggapi banyak
kupu-kupu adalah suatu kebanggaan dan penghargaan bahwa jenis ku (mawar merah)
dikagumi karena keindahan..”
“Ya sudahlah...” kata-katanya yang sombong itu membuat ku ill feel dan
mencoba ku pindah kursi, dan wifian di tempat lain yang disana ada bunga-bunga
mawar namun jenis ini adalah mawar putih. Karena masih ill feel dengan bunga
mawar ku coba cuek, dan asyik dengan browsing menikmati gratisan.
“Devy..” suara lembut itu muncul dari bunga mawar disisi kanan ku.
Cuek-cuek dan cuek, aku berusaha mengasyikan diri dan pura-pura tidak dengar..
“Devy... hiks.. hiks..” panggilan diiring tangis. Ku coba menoleh
ternyata suara itu datang dari bunga mawar putih yang tepat berada di samping
ku.
“Kenapa kamu menangis?” tanya ku dengan heran dengan agak cuek juga
“Vy, aku merasa sedih penuh kebimbangan”
“Ada apa gerangan? Bukankah kamu sedang asyik di hinggapi banyak
kupu-kupu yang berusaha menghisap madu mu?” aku bertanya agak jutek
“Andai kau tahu Vy, hati ku sejujurnya sedih.”
“Kenapa sedih, seharusnya kamu senang seperti mawar merah yang
selalu bangga karena keindahan yang Allah berikan hingga tak ada yang tak
menyukai mu” sambil menunjuk kumpulan mawar di sebelah utara
“Tidak Devy, aku menggemban amanah yang berat. Warna ku yang putih
merupakan lambang dari kesucian ku. Meski banyak sekali kupu-kupu yang
menghampiri, aku berusaha senang dan tetap menyenangkan mereka dengan
menyediakan madu yang aku miliki karena ini adalah tugas yang Allah turunkan
pada ku di bumi. Namun disisi lain aku merasa sedih karena kehidupan ku di alam
bebas membuat ku harus tetap memberikan madu ku untuk mereka namun disisi lain
aku minder dan merasa bersalah karena merasa menodai warna dari jenis ku (putih).”
Seketika persepsi buruk ku pada bunga mawar hilang menjadi ikut
sedih bersamanya
“Meski kau di alam bebas dengan banyak kupu-kupu yang siap
menghinggapi mu, namun satu hal mawar putih yang harus kamu pertahankan dan
jaga baik-baik kantong lembaga mu, juga kesucian warna mu. Menyediakan madu itu
kewajiban yang tidak boleh kamu nego, karena itu ketetapan Allah. Ingat satu
hal bahwa kantong lembaga (kesucian hati) adalah cermin dirimu, jangan sampai
terusak karena banyaknya kupu-kupu yang singgah. Bila kantong lembagamu rusak
maka akan diiringi rusaknya warna dari jenismu (putih)”
“Hiks.. hiks... Iya Devy, aku berusaha menjaganya. Biar aku tak
seperti mawar merah yang selalu senang dan bangga karena predikatnya, aku ingin
tetap tenang melaksanakan kewajiban dan tetap waspada. Disenangi tanpa dirusak”
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb