Setelah mengaji ku rebahkan tubuh ku di atas kasur sembari bertafaqur
sebelum tidur. Ntah apa yang mengundang mereka menyerang
tiba-tiba,"weng... Uweng.... Uweng......" menyerbu ku dengan mengajak
beberapa puluh anggota dan pastinya dengan alat medis yang lengkap
mulai dari pisau operasi, sejenis pisau pengiris untuk membuka lapisan
epidermis atas, jarum injeksi untuk menyedot darah, alat mirip gunting
untuk membuka lapisan kulit yang kasar, dan beberapa alat medis lain
kecuali betadine dan kassa (haha... :D) tak lupa sensore untuk
mendeteksi letak pembulu darah pun siap siaga.
"Masha Allah..." ucap ku.
Langsunglah ku ambil selimut dan menjulurkannya keseluruh tubuh. Saat di dalam selimut, ku dengar suara mereka begitu indah seperti suara yang keluar dari harmonika meski agak tidak beraturan sih.
"Sepertinya mereka mengitari selimutku, SIAGA 1!!"
"Eh.. Eh,, Jeng, itu lo jempolnya keluar" kata salah satu ibu nyamuk
"Gak ah.. Jeng, darah di jempol kaki kurang segar. Lebih enak dan banyak nutrisi yang ada di lengan atau betis."
"Susah lo Jeng, apa lagi selimutnya tebal dan di pakai treneng panjang."
"Kita cari selanya aja Jeng, kalau gak ada betis atau lengan terpaksa jempol kaki gak apa-apa."
Dalam hati ku,"Ternyata dimana-mana yang namanya wanita itu penuh perhitungan ya. Sampai-sampai ibu-ibu nyamuk pun demikian!!"
Hmm... Ternyata perjuangan ibu-ibu ini tidak pantang menyerah. Dengan sensor yang dimiliki berusaha mencari pembulu darah yang mudah dijangkau dari bagian tubuh ku yang tidak tertutup selimut.
Mungkin ada yang tanya "dimana bapak-bapak nyamuk" jawabnya adalah "bapak-bapak nyamuk hanya dapat hidup 2-3 hari saja. Setelah membuahi ibu nyamuk, bapak nyamuk langsung mati. Namun ibu nyamuk dapat bertahan hidup berminggu-minggu.
Dan ku buka selimut ku berkata pada mereka,"Maaf ya ibu-ibu, bukannya saya tidak mau menyodaqohkan darah saya tapi kebetulan saya baru datang bulan jadi agak ngirit darah. Kalau butuh darah untuk tumbuh kembang janin silahkan pergi ke kamar adik-adik saya.haha:D!"
"Masha Allah..." ucap ku.
Langsunglah ku ambil selimut dan menjulurkannya keseluruh tubuh. Saat di dalam selimut, ku dengar suara mereka begitu indah seperti suara yang keluar dari harmonika meski agak tidak beraturan sih.
"Sepertinya mereka mengitari selimutku, SIAGA 1!!"
"Eh.. Eh,, Jeng, itu lo jempolnya keluar" kata salah satu ibu nyamuk
"Gak ah.. Jeng, darah di jempol kaki kurang segar. Lebih enak dan banyak nutrisi yang ada di lengan atau betis."
"Susah lo Jeng, apa lagi selimutnya tebal dan di pakai treneng panjang."
"Kita cari selanya aja Jeng, kalau gak ada betis atau lengan terpaksa jempol kaki gak apa-apa."
Dalam hati ku,"Ternyata dimana-mana yang namanya wanita itu penuh perhitungan ya. Sampai-sampai ibu-ibu nyamuk pun demikian!!"
Hmm... Ternyata perjuangan ibu-ibu ini tidak pantang menyerah. Dengan sensor yang dimiliki berusaha mencari pembulu darah yang mudah dijangkau dari bagian tubuh ku yang tidak tertutup selimut.
Mungkin ada yang tanya "dimana bapak-bapak nyamuk" jawabnya adalah "bapak-bapak nyamuk hanya dapat hidup 2-3 hari saja. Setelah membuahi ibu nyamuk, bapak nyamuk langsung mati. Namun ibu nyamuk dapat bertahan hidup berminggu-minggu.
Dan ku buka selimut ku berkata pada mereka,"Maaf ya ibu-ibu, bukannya saya tidak mau menyodaqohkan darah saya tapi kebetulan saya baru datang bulan jadi agak ngirit darah. Kalau butuh darah untuk tumbuh kembang janin silahkan pergi ke kamar adik-adik saya.haha:D!"
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb