Makan Permen
Demi kesehatan gigi anak dianjurkan untuk menghindari gigi berkontak secara langsung terus menerus dengan makanan tinggi gula.makin sering anak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula,makin meningkat resiko terkena karies setiap mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat,plak yang ada dalam rongga mulut akan bergabung dengan gula untuk menghasilkan asam. Asam yang di hasilkan akan menyerang gigi dan dalam waktu tertentu dapat mengakibatkan hancurnya stuktur email gigi. Tetapi karbohidrat dalam buah- buahan tidak menyebabkan karies (Jamil,melani 2011).
|
Kandungan yang terdapat pada permen secara umum. Diantaranya :
* Sukrosa dan glukosa.
Komponen utama permen adalah gula yang dalam bahasa ilmiahnya disebut sukrosa. Sebagian besar permen rasanya manis lantaran mengandung sukrosa atau gula pasir. Itulah mengapa permen juga disebut gula-gula. Sementara glukosa umumnya juga terkandung di dalam permen untuk memperbaiki tekstur permen agar terasa lembut saat dinikmati.
* Sakarin atau siklamat
Merupakan gula buatan yang menghasilkan rasa manis yang amat sangat. Gula buatan ini biasanya menimbulkan rasa pahit/getir di lidah konsumen. Bahan ini sekarang jarang digunakan lagi.
* Asam malat atau asam sitrat
Merupakan asam organik yang ditambahkan pada permen hingga memberi rasa asam atau segar seperti jeruk, stroberi atau rasa buah lainnya. Ketika makan permen seolah-olah kita mengonsumsi buah-buah tersebut.
* Zat pewarna
|
* Zat tambahan lainnya
Kadang permen juga mengandung zat tambahan seperti susu. Namun presentase kandungannya tentu kecil sekali karena biasanya memang hanya dimaksudkan sebagai pencita rasa. Ada juga yang menggunakan ekstrak kopi, vanili, lemak nabati ataupun lemak sayuran, lecitin (zat yang banyak terdapat dalam kacang kedelai). Ada juga permen yang mendapat tambahan zat serat, terutama serat larut air seperti gel. Tambahan ini dimaksudkan agar permen mendatangkan rasa nikmat saat digigit. Gel juga berasal dari sari buah dan agar-agar atau gelatin yang membuatnya terasa kenyal. Meski ada zat tambahan ini, komponen permen yang dominan tetaplah gula.Permen terbagi dua berdasarkan kandungannya, yaitu permen yang mengandung gula tinggi dan permen yang mengandung gula rendah.
# Permen yang mengandung gula tinggi.
Permen yang bisa menyebabkan karies biasanya mengandung gula, karbohidrat, dan asam.Karbohidrat yang bentuknya lengket/ melekat pada gigi maka kemungkinan terjadi karies sangat tinggi.Jenis karbohidrat yang biasa dijumpai pada permen yaitu tepung polisakarida, glukosa, dan sukrosa. Sukrosa yang paling mudah menyebabkan karies .Kebanyakan orang berpikir bahwa permen asam lebih aman karena memiliki kandungan gula yang lebih sedikit.Namun ternyata, kandungan asamnya yang hamper mendekati batas ekstrim dari spectrum asam juga berbahaya bagi gigi.
Permen asam dapat menyebabkan erosi gigi (mengikis gigi).Semakin sering gigi terpapar oleh asam dari permen ini dapatmeningkatkan terbentuknya lubang gigi, terjadinya gigi sensitif (linu), pewarnaan gigi, sensitivitas jaringan lunak, dan hilang nya kilapan gigi.
# Permen yang mengandung gula rendah.
Terdapat isu kesehatan bahwa permen yang mengandung gula rendah memiliki nilai kesehatan. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari mengunyah permen gula rendah. Dalam permen ini, unsur pemanis digantikan oleh bahan lain yang disebut xylitol. Xylitol merupakan bahan pemanis alami. Secara alami xytol ditemukan di dalam tanaman, hewan dan manusia. Xylitol murni berupa kristal putih, dengan wujud dan rasa seperti gula. Para produk makanan, xylitol sering dimasukkan sebagai karbohidrat. Xylitol diabsorbsi secara lambat dan hanya sebagian yang dimetabolisme, maka nilai kalorinya 40% lebih kecil dari pada kelompok karbohidrat lainnya atau 2,4 kalori.
Xylitol merupakan bahan permen alternatif yang memiliki sifat sangat baik bagi pengembangan produk makanan dimiliki adalah memberikan sensasi dingin (cooling sensation) seperti mentol, memiliki tingkat kemanisan yang sama dengan sukrosa (gula tebu), menghasilkan energi hanya 2,4 K kalori/gr (cocok bagi penderita obesitas/kegemukan), tidak memerlukan insulin untuk metabolismenya (cocok bagi penderita diabetes), serta bersifat anticariogenic (melindungi dari kerusakan gigi).
Pola Minum Susu
Setiap anak mempunyai kebiasaan yang bermacam-macam, pola minum susu salah satunya. Pola minum susu masuk pada kebiasaan yang dibawanya sejak kecil bahkan bayi. Pola minum susu yang berbeda inilah menjadi salah satu penyebab timbulnya karies pada gigi anak. Disiplin kebiasaan ini sangat besar dampaknya, terutama gigi yang masih dalam tahap pertumbuhan. Ada 2 pola yang biasanya menjadi kebiasaan anak.
# Dot
Dengan alasan untuk mendidikan anak secara mandiri, atau karena kesibukan sering kali orang tua menerapkan kebiaaan yang salah pada anak. Salah satu kebiasaan buruknya adalah minum ASI (Air susu ibu) , ASS (Air Susu Sapi), atau susu formula dengan menggunakan botol (dot).
Kebiasaan yang dianggap lebih praktis ini menurut kesepakatan para ahli dapat menybabkan karies, karena di dalam bahan tersebut terdapat laktosa dan sukrosa dalam susu formula. Berkaitan dengan faktor waktu, jelas terlihat pada anak yang diberi minum susu atau cairan manis lainnya melalui botol. Ketika anak tidur dengan dot karet di botol masih berada di mulutnya, cairan dari botol akan tergenang di dalam mulut dalam waktu lama.
# Gelas
Penggunaan gelas sebagai media pengganti dot dirasa lebih efektif mencegah karies pada gigi karena pada saat anak minum susu, susu yang diminum langsung melewati rongga mulut sehingga laktosa dan sukrosa yang terkandung dalam susu tidak perlu transit lama seperti halnya saat menggunakan dot dan akan segera tertelan.
Susu Formula
Susu formula adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak.Semuanya itu berfungsi sebagai pengganti ASI.Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali bertindak sebagai sumber gizi bagi bayi.Karenanya, komposisi susu formula yang diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati dan FDA (Food and Drugs Association/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika) mensyaratkan produk ini harus memenuhi standard tertentu.
Sumber karbohidrat utama yang ditemukan dalam susu formula adalah laktosa. Laktosa merupakan disakarida yang dikonversi menjadi sederhana, gula galaktosa dan glukosa oleh enzim laktase. Disakarida memerlukan konversi menjadi gula sederhana untuk mengaktifkan penyerapan melalui usus melalui system transportasi monosakarida.
# Kandungan gula rendah dalam susu formula
Kandungan gula rendah dalam susu formula yaitu terdapat dalam susu rendah laktosa contohnya susu sapi yang bebas dari kandungan laktosa (low lactose atau free lactose). Sebagai penggantinya, susu formula jenis ini akan menambahkan kandungan gula jagung. Susu ini cocok untuk bayi yang tidak mampu mencerna laktosa (intoleransi laktosa) karena gula darahnya tidak memiliki enzim untuk mengolah laktosa. Intoleransi laktosa biasanya ditandai dengan buang air terus-menerus atau diare.
# Kandungan gula tinggi dalam susu formula
Kadar gula yang tinggidalamsusu formula bisa memicu pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang, terutama pada bayi dan anak-anak. Sesudah anak selesai minum susu, biasakan untuk 'membilas' mulutnya dengan minum segelas air putih.
Susu mengandung karbohidrat dan laktosa (bentuk lain dari gula), yang bisa melekat di gigi lalu merusak lapisan email. Di dalam mulut, gula menciptakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan bakteri jahat yang bisa merusak email atau lapisan terluar gigi. Akibatnya gigi menjadi berlubang, membusuk atau caries dan bahkan bisa menyebabkan gusi bengkak karena infeksi.
Kebanyakan kandungan dalam susu formula turut berkontribusi menyebabkan karies karena dalam susu formula mengandung kadar gula yang lebih banyak memicu pertumbuhan bakteri dan plak penyebab gigi berlubang, terutama pada bayi dan anak-anak .Apalagi jika anak masih terbiasa minum susu sesaat sebelum tidur.
Frekuensi Sikat Gigi
Frekuensi menyikat gigi menunjukkan hitungan atau tingakat keseringan yang dilakukan seseorang dalam melakukan sesuatu. Frekuensi menyikat gigi disini dijabarkan menjadi 2 hal yakni :
# Teratur
Pola menyikat yang rutin, dan berkesinambungan dapat dikatakan teratur dan disiplin dalam mencegah timbulnya karies pada gigi. Minimal 2 kali sehari saat pagi dan sebelum tidur.
# Jarang
Jarang dilakukannya penyikatan pada gigi berarti membuka peluang besar dalam karies pada gigi.
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb