Pada saat Anamnesia dibutuhkan kepiawaian dokter dan juga kejujuran pasien karena apabila dasar ini kurang dipahami maka hubungan professional Dokter Pasien bisa tidak baik dan berakibat fakta medis yang mau digali tidak optimal berujung ke kesalahan diagnosis dan penatalaksaan (Frans, 2011)
Kegagalan yang diakibatkan dari pihak dokter
1. Alokasi waktu yang disediakan dokter per pasien terbatas mungkin disebabkan dokter nya banyak pasien, atau ditunggu pasien di tempat lain atau ada tindakan yang harus segera dilakukan sehingga tampak dokter ingin cepat dan terkesan buru-buru (Frans, 2011)
2. Pemikiran dokter tentang penyakit yang paling sering di masyarakat sehingga melakukan wawancara terpimpin dan pasien hanya menjawab Ya atau Tidak sehingga terkesan anamnesis seperti Interogasi di kantor polisi (Frans, 2011)
3. Dokter memang tidak memiliki ilmu komunikasi yang baik dan tidak mau belajar mendengarkan dengan sabar sehingga akhirnya terkesan pendiam dan menjawab pertanyaan dengan kalimat sederhana bahkan terkesan tidak tahu (Frans, 2011)
4. Kondisi fisik tidak optimal misal Dokter sedang lapar atau kelelahan ditambah persoalan internal dokter di tempat sebelum praktek yang terbawa karena mood dokter yang sudah rusak sejak awal. Terkesan dokter marah dan tidak simpatik kepada pasien. Atau memang fungsi pendengaran dokter karena factor usia mempengaruhi ketajaman komunikasi (Frans, 2011)
5. Dokter yang telah puluhan tahun praktek sering semakin tak sabar menghadapi pasien karena mental paternalistic yang terkesan dokter selalu benar dan pasien harus nurut. Ini sering disebabkan sang dokter yang sudah jenuh berpraktek (Frans, 2011)
Kegagalan yang diakibatkan dari pihak pasien
1. Kemauan sembuh yang kuat sehingga menganggap omongan dan tindakan yang dilakukan dokter pasti benar dan akurat padahal belum tentu sehingga pasien lebih banyak memilih diam (Frans, 2011)
2. Pengetahuan minim bidang kesehatan dan kedokteran membuat pasien merasa takut bertanya atau salah bertanya apalagi menghadapi dokter yang senior jadi hanya pasif menunggu. Daripada pertanyaannya ditertawakan (Frans, 2011)
3. Resistensi pasien begitu melihat bahasa tubuh dokter yang tergesa gesa. Intonasi yang kurang bersahabat dan sifat menggurui membuat buyar keinginan pasien untuk memperpanjang waktu pertemuan dengan dokter (Frans, 2011)
4. Pasien sendiri yang merasa tak enak menjadi cerewet di depan dokter atau kasihan melihat antrean panjang sehingga lebih memilih diam saja. Bahkan ada yang berpikir akan membayar lebih mahal bila berlama lama dengan dokter (Frans, 2011)
5. Pasien memang sedang terburu buru dengan kepentingan lain sesudah konsultasi (Frans, 2011)
Faktor lingkungan
Suasana tak nyaman, ruang praktek yang sempit dan kumuh membuat suasana tidak santai dan cenderung malas berlama lama berkomunikasi dengan dokter. Suasana berisik juga mempengaruhi konsentrasi dan mungkin pasien kurang mendengarkan pertenyaan dokter. Hal di atas berpotensi komunikasi yang baik tidak terwujud dan dokter bisa mengambil kesimpulan yang salah dan akhirnya salah mengobati. Misal pasien memiliki riwayat alergi obat namun karena komunikasi yang tidak baik maka fakta ini tidak muncul dan dokter memberikan obat yang membuat alergi itu dan akhirnya pasien akan mengalama reaksi alergi yang ditimbulkan (Frans, 2011)
0 comments:
Post a Comment
Assalamu'alaikum wr.wb