Saturday, January 21, 2012

Akan kah Al Quran Semakin Tidak Diminati?

Posted by Devy Ratriana Amiati at 4:48 PM


Judul:
Akan kah Al Quran Semakin Tidak Diminati?

Tema:
Kedudukan Musik yang melejit hampir menggeser kedudukan Al Quran di masyarakat

Latar belakang:
Tulisan ini saya buat didasarkan pada kegeraman serta ketidak nyamanan saya selama hampir 1 semester menjadi mahasiswa yang hampir 90% menghabiskan waktu di lingkungan kos dan kampus yang tak pernah luput dari musik, baik pagi, siang, sore, bahkan malam hari. Keadaan ini membuat saya berfikir dan mencoba mengamati. Alhasil sayapun menemukan situasi yang sama, yaitu full of music. Saya menyebut ini budaya penggeseran kedudukan Al Quran secara tidak langsung oleh beberapa penikmat musik yang notabene anak muda. Mencoba saya menguraikan dan menuliskan beberapa realita di lingkungan anak muda dan masyarakat tentang kegemaran mendengarkan musik dan dampak yang ditimbulkan. Semoga dapat menjadi bahan refleksi bersama.















Uraian:
            Musik dapat diartikan sebagai perpaduan suara yang keluar dari beberapa instrumen alat musik membentuk sebuah harmoni indah. Musik hadir sejak ribuan tahun lalu, yang dahulunya manusia prasejarah hanya menggunakan alat-alat sederhana dari alam hingga tercipta suara yang kemudian dikolaborasikan membentuk irama seperti batu, bambu, kayu, dll. Orang menyebut music tanpa biduan (penyanyi) kurang indah oleh karena itu dizaman ini hadirnya musik sering kali diiringi suara merdu meliuk-liuk dari biduan. Sehingga efek yang dihasilkan dari pengkolaborasian tersebut memberikan efek yang indah bagi pendengarnya.

            Di era moderenisasi ini pengkulturan serta inovasi-inovasi baru mewarnai dunia permusikan mulai dari munculnya alat-alat modern seperti gitar, drum, piano, biola, dll serta jenis musik pun juga mengalami kemajuan cukup pesat, seperti halnya musik pop, rock, jazz, kroncong, dangdut, underground, dll. Musik-musik yang dihasilkan dari perpaduan alat-alat tersebut begitu indah, bahkan jarang sekali orang yang tidak menyukai musik. Karena ternyata musik mempunyai kelebihan dapat memberikan pengaruh halusinogen serta kenyamanan bagi pendengarnya.

            Saya adalah salah satu penggemar musik, dan terbukti dari tes kecerdasan yang saya ikuti di bimbingan belajar saya 1 tahun yang lalu menunjukkan bahwa model belajar saya banyak dipengaruhi oleh alunan musik. Sering ketika tidak mood saya mendengarkan lagu-lagu penggugah semangat seperti lagu-lagu nasyid, atau lagu-lagu perjuangan. Nah, itu kebiasaan saya beda halnya dengan kebiasaan beberapa orang di luar sana. Beberapa akan saya uraikan kebiasaan.

1.      Pembakar Rasa Cinta
Saya sering melihat teman saya patah hati karena cinta. Ada salah satu contoh kekuatan musik memberikan halusinogen  pada pendengarnya. Teman saya sedang patah hati, mencoba saya amati dari hari kehari tetap saja terlihat tidak bersemangat dan terus-terusan memasang handset di telinganya. Mencoba saya dekati.

            “Kamu, sedih??”

            “Iya Vy, sakit rasanya!” jawabnya

            Lalu saya amati, kembali handsetnya dipasang dan bibirnya berkomat-kamit sepertinya mengikuti nyanyian dengan mata yang terus berkaca-kaca, sesekali air matanya menetes dan segera dihapus. Saya tanya lagi.

            “Kamu dengerin apa?”


            “Ini lagunya Viera, Perih.”


            Perih? Mencoba ku tanya,”Perih itu judul lagu?”


            ”iya” Jawabnya singkat sembari memasang handsetnya kembali


            Selain itu musik terutama musik cinta dapat lebih membakar rasa, dan dampaknya lebih memabukkan dari pada khamar karena effect halusinogen yang ditimbulkan jangka panjang.

2.      Penjaga di kala ketakutan
Ini lagi dampak perkembangan musik yang merajalela di lingkungan saya. Mereka-mereka yang menyukai film horor menjadikan musik sebagai penjagaan dikala sepi sendiri. Betapa tidak, sering sekali saya mendengar cerita teman bahkan dilingkungan kos saya sendiri pun beberapa teman penggemar film horor sering kali ketakutan mau ke dapur atau ke kamar mandi sendiri. Kebiasaan mereka untuk menghilangkan ketakutan itu dengan memutar musik dengan keras sambil bernyanyi hingga tak lagi ada kesunyian.

3.      Santai bersama musik
Santai adalah merefresh otak dari kepenatan, yang kadang dalam prosesnya diperlukan musik untuk mempercepat pendinginan otak. Musik dan santai adalah hal yang kadang sulit dipisahkan, hal tersebut menjadi rutinitas beberapa orang. Bahkan masih di dunia kos, tidak jarang anak kos yang telah payah dengan aktifitas kuliah seharian saat telah sampai kos, yang pertama kali mereka lakukan adalah memutar musik.

Alunan musik yang keras pun sering kali beriringan dengan suara adzan, kadang pula malah saat adzan berkumandang pintu kamar ditutup dan memutar musik dengan keras sambil bercanda tawa di dalam kamar. Atau yang lebih ekstrim saat mengerjakan tugas kelompok, kadang adzan malah tidak terdengar karena musik yang memenuhi telinga setiap orang di kelompok. Yah.. sebelum tidur musik, bangun tidur yang pertama kali dilakukan yaitu memutar musik.

4.      Menambah selera makan
Musik memang telah menjadi-jadi, saya mengamati dari sudut lain dibeberapa tempat kos tak luput dari apa yang dinamankan musik. Kalau musiknya cinta-cintaan atau yang lagi up to date seolah menjadi penambah selera makan, namun sebaliknya selera makan tak sedikitpun tergugah kalau musik yang diputar melo-melo.

5.      Sahabat Tidur
Suatu hari saya keluar dari kamar untuk gosok gigi, dan wudhu terlihat di beberapa kamar kos, penghuninya masih belum tidur terdengar dari musik yang masih diputar. Akhirnya ya sudah saya beranjak tidur. Jam 03.00 saya bangun dan berangkat wudhu, suara musik masih saja tidak berhenti kelihatannya sudah sejak kemarin. Akhirnya mencoba saya dekati kamar salah satu teman. Di dalam kamar tak ada suara, sontak saya ambil kesimpulan bahwa penghuninya telah tidur. Benar ternyata setelah sekitar jam 06.00 pagi penghuninya baru bangun, dan semalaman ditemani musiknya.

Astagfirullahal’adzim dan masih banyak lagi keterlibatan musik dalam kehidupan. Bahkan saat masuk mall dengan full musik, suara adzan saja tidak terdengar. Ini cerita ironi di masyarakat. Lalu yang perlu kita pertanyakan,”Kalau hati selalu dihiasi dengan musik, lalu disisi mana tempat untuk Al Quran??” Sungguh saya merasa malu, juga kawatir. Terlebih musik dan lagu yang beredar di masyarakat kebanyakan saat ini mengarah pada tema CINTA MATI, dan FULL GUAR.

Coba lihat lagunya ayu ting-ting yang judulnya “Hamil 3 bulan”, astagfirullah.. lagu semacam ini digemari banyak kawula muda, padahal kalau dilihat dari syairnya saja tidak beretika. Belum lagi lagu cucak rowo, cinta satu malam, kiss me, dan ntahlah saya tidak hafal, yang pasti lagu-lagu semacam itu adalah lagu pembobrok iman dan mental. Kalau ditanya yang suka mendengarkan lagu semacam ini pasti jawab,”Saya Islam kok”.
 “Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang meghalalkan zina, sutera, khamar, dan alat-alat musik” (HR. Bukhari Muslim)

Astagfirullahal’adzim... sahabat muslim semua, sadarkah kita bahwa kita telah menodai agama kita sendiri, terlebih melupakan Al Quran yang pada dasarnya sebagai acuan hidup utama dan pertama kita dunia. Juga kitapun enggan bahkan sering bantah-bantahan dan main nego dengan Asunnah. Padahal Al Quran dan Asunnah adalah penunjuk jalan kita mencapai kehidupan kekal di akhirat.

“Kelak akan terjadi pada umat ini (tiga hal): (mereka) di tenggelamkan (ke dalam bumi), dihujani dengan batu, dan dirubah bentuk mereka. Yaitu jika mereka minum arak, mengundang biduanita-biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh (memainkan) musik” (HR. At Tirmidzi)

Teman ayolah teman sadar!!!! Ayo kita berbenah, kita refleksi diri masing-masing. Ucapan itu do’a, coba kalau pas nyanyi lagunya ayu ting-ting itu terus malaikat lewat dan mengabulkan apa yang kamu ucapkan, siapa yang akan menerima dampak buruknya????

Ayo sama-sama remove lagu-lagu semacam itu, kita buka kembali Al Quran kita. Meski bentuknya lembaran-lembaran-lembaran tapi isinya kunci hidup. Kalau udah berpegang sama Al Quran hidup kita gak akan nyleweng seperti saat ini. Musik tidak akan menolong kita di akhirat.
Wallahu'alam...

1 comments:

Unknown said...

Menjadi sebuah PR besar bagi mereka yang mengaku islam. Apakah dengan kedudukan Al Qur'an yang kian hari dirasa tergeser, kalah populer dengan lagu lagu yang beredar, masih memiliki peminat yang ikhlas bersamanya? Ighfirlii Rabbi :'(

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Saturday, January 21, 2012

Akan kah Al Quran Semakin Tidak Diminati?



Judul:
Akan kah Al Quran Semakin Tidak Diminati?

Tema:
Kedudukan Musik yang melejit hampir menggeser kedudukan Al Quran di masyarakat

Latar belakang:
Tulisan ini saya buat didasarkan pada kegeraman serta ketidak nyamanan saya selama hampir 1 semester menjadi mahasiswa yang hampir 90% menghabiskan waktu di lingkungan kos dan kampus yang tak pernah luput dari musik, baik pagi, siang, sore, bahkan malam hari. Keadaan ini membuat saya berfikir dan mencoba mengamati. Alhasil sayapun menemukan situasi yang sama, yaitu full of music. Saya menyebut ini budaya penggeseran kedudukan Al Quran secara tidak langsung oleh beberapa penikmat musik yang notabene anak muda. Mencoba saya menguraikan dan menuliskan beberapa realita di lingkungan anak muda dan masyarakat tentang kegemaran mendengarkan musik dan dampak yang ditimbulkan. Semoga dapat menjadi bahan refleksi bersama.















Uraian:
            Musik dapat diartikan sebagai perpaduan suara yang keluar dari beberapa instrumen alat musik membentuk sebuah harmoni indah. Musik hadir sejak ribuan tahun lalu, yang dahulunya manusia prasejarah hanya menggunakan alat-alat sederhana dari alam hingga tercipta suara yang kemudian dikolaborasikan membentuk irama seperti batu, bambu, kayu, dll. Orang menyebut music tanpa biduan (penyanyi) kurang indah oleh karena itu dizaman ini hadirnya musik sering kali diiringi suara merdu meliuk-liuk dari biduan. Sehingga efek yang dihasilkan dari pengkolaborasian tersebut memberikan efek yang indah bagi pendengarnya.

            Di era moderenisasi ini pengkulturan serta inovasi-inovasi baru mewarnai dunia permusikan mulai dari munculnya alat-alat modern seperti gitar, drum, piano, biola, dll serta jenis musik pun juga mengalami kemajuan cukup pesat, seperti halnya musik pop, rock, jazz, kroncong, dangdut, underground, dll. Musik-musik yang dihasilkan dari perpaduan alat-alat tersebut begitu indah, bahkan jarang sekali orang yang tidak menyukai musik. Karena ternyata musik mempunyai kelebihan dapat memberikan pengaruh halusinogen serta kenyamanan bagi pendengarnya.

            Saya adalah salah satu penggemar musik, dan terbukti dari tes kecerdasan yang saya ikuti di bimbingan belajar saya 1 tahun yang lalu menunjukkan bahwa model belajar saya banyak dipengaruhi oleh alunan musik. Sering ketika tidak mood saya mendengarkan lagu-lagu penggugah semangat seperti lagu-lagu nasyid, atau lagu-lagu perjuangan. Nah, itu kebiasaan saya beda halnya dengan kebiasaan beberapa orang di luar sana. Beberapa akan saya uraikan kebiasaan.

1.      Pembakar Rasa Cinta
Saya sering melihat teman saya patah hati karena cinta. Ada salah satu contoh kekuatan musik memberikan halusinogen  pada pendengarnya. Teman saya sedang patah hati, mencoba saya amati dari hari kehari tetap saja terlihat tidak bersemangat dan terus-terusan memasang handset di telinganya. Mencoba saya dekati.

            “Kamu, sedih??”

            “Iya Vy, sakit rasanya!” jawabnya

            Lalu saya amati, kembali handsetnya dipasang dan bibirnya berkomat-kamit sepertinya mengikuti nyanyian dengan mata yang terus berkaca-kaca, sesekali air matanya menetes dan segera dihapus. Saya tanya lagi.

            “Kamu dengerin apa?”


            “Ini lagunya Viera, Perih.”


            Perih? Mencoba ku tanya,”Perih itu judul lagu?”


            ”iya” Jawabnya singkat sembari memasang handsetnya kembali


            Selain itu musik terutama musik cinta dapat lebih membakar rasa, dan dampaknya lebih memabukkan dari pada khamar karena effect halusinogen yang ditimbulkan jangka panjang.

2.      Penjaga di kala ketakutan
Ini lagi dampak perkembangan musik yang merajalela di lingkungan saya. Mereka-mereka yang menyukai film horor menjadikan musik sebagai penjagaan dikala sepi sendiri. Betapa tidak, sering sekali saya mendengar cerita teman bahkan dilingkungan kos saya sendiri pun beberapa teman penggemar film horor sering kali ketakutan mau ke dapur atau ke kamar mandi sendiri. Kebiasaan mereka untuk menghilangkan ketakutan itu dengan memutar musik dengan keras sambil bernyanyi hingga tak lagi ada kesunyian.

3.      Santai bersama musik
Santai adalah merefresh otak dari kepenatan, yang kadang dalam prosesnya diperlukan musik untuk mempercepat pendinginan otak. Musik dan santai adalah hal yang kadang sulit dipisahkan, hal tersebut menjadi rutinitas beberapa orang. Bahkan masih di dunia kos, tidak jarang anak kos yang telah payah dengan aktifitas kuliah seharian saat telah sampai kos, yang pertama kali mereka lakukan adalah memutar musik.

Alunan musik yang keras pun sering kali beriringan dengan suara adzan, kadang pula malah saat adzan berkumandang pintu kamar ditutup dan memutar musik dengan keras sambil bercanda tawa di dalam kamar. Atau yang lebih ekstrim saat mengerjakan tugas kelompok, kadang adzan malah tidak terdengar karena musik yang memenuhi telinga setiap orang di kelompok. Yah.. sebelum tidur musik, bangun tidur yang pertama kali dilakukan yaitu memutar musik.

4.      Menambah selera makan
Musik memang telah menjadi-jadi, saya mengamati dari sudut lain dibeberapa tempat kos tak luput dari apa yang dinamankan musik. Kalau musiknya cinta-cintaan atau yang lagi up to date seolah menjadi penambah selera makan, namun sebaliknya selera makan tak sedikitpun tergugah kalau musik yang diputar melo-melo.

5.      Sahabat Tidur
Suatu hari saya keluar dari kamar untuk gosok gigi, dan wudhu terlihat di beberapa kamar kos, penghuninya masih belum tidur terdengar dari musik yang masih diputar. Akhirnya ya sudah saya beranjak tidur. Jam 03.00 saya bangun dan berangkat wudhu, suara musik masih saja tidak berhenti kelihatannya sudah sejak kemarin. Akhirnya mencoba saya dekati kamar salah satu teman. Di dalam kamar tak ada suara, sontak saya ambil kesimpulan bahwa penghuninya telah tidur. Benar ternyata setelah sekitar jam 06.00 pagi penghuninya baru bangun, dan semalaman ditemani musiknya.

Astagfirullahal’adzim dan masih banyak lagi keterlibatan musik dalam kehidupan. Bahkan saat masuk mall dengan full musik, suara adzan saja tidak terdengar. Ini cerita ironi di masyarakat. Lalu yang perlu kita pertanyakan,”Kalau hati selalu dihiasi dengan musik, lalu disisi mana tempat untuk Al Quran??” Sungguh saya merasa malu, juga kawatir. Terlebih musik dan lagu yang beredar di masyarakat kebanyakan saat ini mengarah pada tema CINTA MATI, dan FULL GUAR.

Coba lihat lagunya ayu ting-ting yang judulnya “Hamil 3 bulan”, astagfirullah.. lagu semacam ini digemari banyak kawula muda, padahal kalau dilihat dari syairnya saja tidak beretika. Belum lagi lagu cucak rowo, cinta satu malam, kiss me, dan ntahlah saya tidak hafal, yang pasti lagu-lagu semacam itu adalah lagu pembobrok iman dan mental. Kalau ditanya yang suka mendengarkan lagu semacam ini pasti jawab,”Saya Islam kok”.
 “Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang meghalalkan zina, sutera, khamar, dan alat-alat musik” (HR. Bukhari Muslim)

Astagfirullahal’adzim... sahabat muslim semua, sadarkah kita bahwa kita telah menodai agama kita sendiri, terlebih melupakan Al Quran yang pada dasarnya sebagai acuan hidup utama dan pertama kita dunia. Juga kitapun enggan bahkan sering bantah-bantahan dan main nego dengan Asunnah. Padahal Al Quran dan Asunnah adalah penunjuk jalan kita mencapai kehidupan kekal di akhirat.

“Kelak akan terjadi pada umat ini (tiga hal): (mereka) di tenggelamkan (ke dalam bumi), dihujani dengan batu, dan dirubah bentuk mereka. Yaitu jika mereka minum arak, mengundang biduanita-biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh (memainkan) musik” (HR. At Tirmidzi)

Teman ayolah teman sadar!!!! Ayo kita berbenah, kita refleksi diri masing-masing. Ucapan itu do’a, coba kalau pas nyanyi lagunya ayu ting-ting itu terus malaikat lewat dan mengabulkan apa yang kamu ucapkan, siapa yang akan menerima dampak buruknya????

Ayo sama-sama remove lagu-lagu semacam itu, kita buka kembali Al Quran kita. Meski bentuknya lembaran-lembaran-lembaran tapi isinya kunci hidup. Kalau udah berpegang sama Al Quran hidup kita gak akan nyleweng seperti saat ini. Musik tidak akan menolong kita di akhirat.
Wallahu'alam...

1 comment:

  1. Menjadi sebuah PR besar bagi mereka yang mengaku islam. Apakah dengan kedudukan Al Qur'an yang kian hari dirasa tergeser, kalah populer dengan lagu lagu yang beredar, masih memiliki peminat yang ikhlas bersamanya? Ighfirlii Rabbi :'(

    ReplyDelete

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea