Sunday, January 8, 2012

DHE (Dental Health Education)

Posted by Devy Ratriana Amiati at 5:31 PM



Pendidikan adalah proses transformasi ilmu atau perubahan kemampuan potensial menjadi kemampuan nyata untuk meningkatkan taraf hidup lahir dan batin. Pendidikan kesehatan gigi sangat penting karena merupakan pendidikan untuk masyarakat secara luas terutama kesehatan gigi dan mulut dan merupakan proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan akan kesehatan gigi dan mulut.
Definisi Pendidikan kesehatan gigi (DHE) sendiri  adalah suatu proses belajar yang ditunjukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi tingginya. Soemantri berpendapat bahwa pendidikan kesehatan gigi adalah suatu usaha atau aktifitas yang mempengaruhi orang sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi ataupun masyarakat. Kesehatan gigi (DHE) sangat dianjurkan terutama untuk kalangan anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan gigi.

B.   Tujuan Pendidikan Kesehatan Gigi
Pada dasarnya manusia mempunyai perilaku yang tidak sama, keseluruhan perilaku tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan, lingkungan, serta pola asuh yang dibawa sejak kecil. Mengubah perilaku individu merupakan pekerjaan yang mudah, namun juga sulit karena dalam hal ini dibutuhkan keterampilan khusus, sebab perubahan tingkah laku individu selalu melibatkan perubahan mental yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Perubahan itu sendiri dapat terjadi secara alamiah yaitu karena lingkungan atau masyarakat sekitarnya. Namun, ada pula perubahan yang terjadi secara terencana dan dilaksanakan secara sistematis, yaitu yang dikenal sebagai perubahan melalui pendidikan.
Menurut Noor (1972), tujuan pendidikan kesehatan gigi:
1.      meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharan kesehatan gigi dan mulut.
2.     Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan gangguan lainnya pada gigi dan mulut.

Maka dapat disimpulkan tujuan kesehatan gigi adalah memperkenalkan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta dapat menjadi acuan untuk menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi pada anak yang masih dalam usia dini. Proses pendidikan sendiri harus bertahap, dan harus dilakukan sepanjang hayat. Begitu juga dengan pendidikan kesehatan gigi harus dilakukan secara berkesinambungan, dan terus menerus. Yang menjadi sasaran utama pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini adalah anak usia dini, karena masih dalam tahap perkembangan baik secara fisik, maupun psikis. Orang tua, masyarakat, serta sekolah diharapkan mampu menjadi motivator dalam kebiasaan ini karena merupakan tempat sosialisasi terdekat pada anak.
Dokter gigi harus pandai menggambil hati pasien terutama bila pasien yang ditangani adalah anak kecil. Vase anak yang masih menyukai permainan, gambar, nyanyian layaknya dimanfaatkan untuk melakukan pendekatan. Pendidikan cara menyikat gigi dengan menggunakan model dan dengan teknik biasanya dilakukan oleh Drg. Ratu Mirah Affifah GCClinDent., MDSc yang sering muncul sebagai bintang iklan disalah satu produk pasta gigi nasional serta kebiasan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya perasaan terpaksa. Pengajaran dapat dilakukan sesederhana mungkin dengan cara menarik dan atraktif tanpa mengurangi isi, misalnya demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi masal yang terkontrol.

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

  • KONGNITIF: tentang pengetahuan, membicarakan proses, intelektual, yang diharapkan anak dapat mengingat, mengerti dan memecahkan permasalahan
  • AFEKTIF: Tentang sikap, membicarakan proses perasaan dan sikap seseorang untuk menerima hal yang baru
  • PSIKOMOTOR: Tentang keterampilan, membicarakan pengendalia    dan pergerakan otot-otot tubuh yang tepat.

3.     POLA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI ANAK
Pola penyuluhan sangatlah penting karena dengan adanya pola penyuluhan, cara-cara yang dipakaipun akan lebih mengena karena disesuaikan dengan usia dan perkembangan pada anak. Berikut ini beberapa pola penyuluhan sesuai usia:

·        Usia ≤ 1,5 tahun>>>tergantung sepenuhnya pada orang tua
·        Usia 1,5 – 3 tahun>>>mulai dapat diajak kerja sama
·        Usia 3 - 6 tahun>>>berpedoman pada proses belajar dan bermain
·        Usia 8 – 10 tahun>>>dengan pendampingan
·        Usia 10 – 12 tahun>>>pengamatan anak cepat, pengertian, realitis dan kritis
·        Usia 12 – 14 tahun>>>anak memiliki emosi yang tinggi dan sering bersikap melawan.

4.     METODE PENYULUHAN
Proses perubahan tingkah laku menekankan pada pendidikan dengan mengguna pendekatan persuasif dan sugestif. Pendekatan persuasif dan sugestif dalam proses penyuluhan kesehatan  gigi merupakan salah satu alternatif untuk mencapai hasil yang memuaskan.

ü PENDEKATAN SUGESTIF
Pemberian penjelasan tidak secara logis, cenderung memberi penekanan dan arahan melalui perasaan dan emosi dengan cara membujuk orang lain secara langsung/tidak langsung dengan suatu ide atau kepercayaan yang meyakinkan. Penyuluhan secara sugestif relatif cepat, sangat berhasil pada masyarakat yang pendidikan dan ekonominya kurang baik

ü PENDEKATAN PERSUASIF
Gondhoyoewono (1991)
Dasar pendekatan persuasif adalah menunjukkan suatu fakta, menguraikan sebab akibat, menunjukkan konsekwensi suatu masalah, menjelaskan mengapa harus melakukan perubahan perilaku yang berkaitan dengan topik masalah dengan peninjauan dari berbagai segi pandang.

Selain melakukan pendekatan secara tatap muka (face to face), dengan ilustrasi, atau dengan miniatur, pendidikan kesehatan gigi juga dapat dilakukan dengan dimanfaatkan media seperti tv, komputer, radio, dll.

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Sunday, January 8, 2012

DHE (Dental Health Education)




Pendidikan adalah proses transformasi ilmu atau perubahan kemampuan potensial menjadi kemampuan nyata untuk meningkatkan taraf hidup lahir dan batin. Pendidikan kesehatan gigi sangat penting karena merupakan pendidikan untuk masyarakat secara luas terutama kesehatan gigi dan mulut dan merupakan proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan akan kesehatan gigi dan mulut.
Definisi Pendidikan kesehatan gigi (DHE) sendiri  adalah suatu proses belajar yang ditunjukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi tingginya. Soemantri berpendapat bahwa pendidikan kesehatan gigi adalah suatu usaha atau aktifitas yang mempengaruhi orang sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi ataupun masyarakat. Kesehatan gigi (DHE) sangat dianjurkan terutama untuk kalangan anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan gigi.

B.   Tujuan Pendidikan Kesehatan Gigi
Pada dasarnya manusia mempunyai perilaku yang tidak sama, keseluruhan perilaku tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan, lingkungan, serta pola asuh yang dibawa sejak kecil. Mengubah perilaku individu merupakan pekerjaan yang mudah, namun juga sulit karena dalam hal ini dibutuhkan keterampilan khusus, sebab perubahan tingkah laku individu selalu melibatkan perubahan mental yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Perubahan itu sendiri dapat terjadi secara alamiah yaitu karena lingkungan atau masyarakat sekitarnya. Namun, ada pula perubahan yang terjadi secara terencana dan dilaksanakan secara sistematis, yaitu yang dikenal sebagai perubahan melalui pendidikan.
Menurut Noor (1972), tujuan pendidikan kesehatan gigi:
1.      meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharan kesehatan gigi dan mulut.
2.     Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan gangguan lainnya pada gigi dan mulut.

Maka dapat disimpulkan tujuan kesehatan gigi adalah memperkenalkan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta dapat menjadi acuan untuk menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi pada anak yang masih dalam usia dini. Proses pendidikan sendiri harus bertahap, dan harus dilakukan sepanjang hayat. Begitu juga dengan pendidikan kesehatan gigi harus dilakukan secara berkesinambungan, dan terus menerus. Yang menjadi sasaran utama pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini adalah anak usia dini, karena masih dalam tahap perkembangan baik secara fisik, maupun psikis. Orang tua, masyarakat, serta sekolah diharapkan mampu menjadi motivator dalam kebiasaan ini karena merupakan tempat sosialisasi terdekat pada anak.
Dokter gigi harus pandai menggambil hati pasien terutama bila pasien yang ditangani adalah anak kecil. Vase anak yang masih menyukai permainan, gambar, nyanyian layaknya dimanfaatkan untuk melakukan pendekatan. Pendidikan cara menyikat gigi dengan menggunakan model dan dengan teknik biasanya dilakukan oleh Drg. Ratu Mirah Affifah GCClinDent., MDSc yang sering muncul sebagai bintang iklan disalah satu produk pasta gigi nasional serta kebiasan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya perasaan terpaksa. Pengajaran dapat dilakukan sesederhana mungkin dengan cara menarik dan atraktif tanpa mengurangi isi, misalnya demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi masal yang terkontrol.

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

  • KONGNITIF: tentang pengetahuan, membicarakan proses, intelektual, yang diharapkan anak dapat mengingat, mengerti dan memecahkan permasalahan
  • AFEKTIF: Tentang sikap, membicarakan proses perasaan dan sikap seseorang untuk menerima hal yang baru
  • PSIKOMOTOR: Tentang keterampilan, membicarakan pengendalia    dan pergerakan otot-otot tubuh yang tepat.

3.     POLA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI ANAK
Pola penyuluhan sangatlah penting karena dengan adanya pola penyuluhan, cara-cara yang dipakaipun akan lebih mengena karena disesuaikan dengan usia dan perkembangan pada anak. Berikut ini beberapa pola penyuluhan sesuai usia:

·        Usia ≤ 1,5 tahun>>>tergantung sepenuhnya pada orang tua
·        Usia 1,5 – 3 tahun>>>mulai dapat diajak kerja sama
·        Usia 3 - 6 tahun>>>berpedoman pada proses belajar dan bermain
·        Usia 8 – 10 tahun>>>dengan pendampingan
·        Usia 10 – 12 tahun>>>pengamatan anak cepat, pengertian, realitis dan kritis
·        Usia 12 – 14 tahun>>>anak memiliki emosi yang tinggi dan sering bersikap melawan.

4.     METODE PENYULUHAN
Proses perubahan tingkah laku menekankan pada pendidikan dengan mengguna pendekatan persuasif dan sugestif. Pendekatan persuasif dan sugestif dalam proses penyuluhan kesehatan  gigi merupakan salah satu alternatif untuk mencapai hasil yang memuaskan.

ü PENDEKATAN SUGESTIF
Pemberian penjelasan tidak secara logis, cenderung memberi penekanan dan arahan melalui perasaan dan emosi dengan cara membujuk orang lain secara langsung/tidak langsung dengan suatu ide atau kepercayaan yang meyakinkan. Penyuluhan secara sugestif relatif cepat, sangat berhasil pada masyarakat yang pendidikan dan ekonominya kurang baik

ü PENDEKATAN PERSUASIF
Gondhoyoewono (1991)
Dasar pendekatan persuasif adalah menunjukkan suatu fakta, menguraikan sebab akibat, menunjukkan konsekwensi suatu masalah, menjelaskan mengapa harus melakukan perubahan perilaku yang berkaitan dengan topik masalah dengan peninjauan dari berbagai segi pandang.

Selain melakukan pendekatan secara tatap muka (face to face), dengan ilustrasi, atau dengan miniatur, pendidikan kesehatan gigi juga dapat dilakukan dengan dimanfaatkan media seperti tv, komputer, radio, dll.

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea