Sunday, January 15, 2012

Catatan Kecil

Posted by Devy Ratriana Amiati at 9:03 PM
                Sore ini langit serasa tak bersahabat, begitu pucat dan hitam. Mungkin beberapa saat lagi hujan akan turun seperti sore-sore kemarin. Ku sandarkan punggung ku di dipan depan rumah seraya memandang burung-burung yang masih saja bergurau bersama teman-temannya.

                “Aisyah...” panggil umi

                “Iya, Umi” sambil ku tengok umi yang telah berada di belakang ku

                Umi pun duduk menemani ku dan ikut menikmati indahnya sore ini sambil ikut memandang langit.

                “Nduk kamu ingat Rahmat teman masa kecilmu dulu?”

                “Iya Umi, Ais ingat”

                 “Dia sekarang sekolah di STAN lo!”

               “Iya, Umi”

                “Loh kok iya, iya tok? Dia anaknya pinter, baik, sopan, ayahnya pun sahabat Umi di kantor”

                “Iya Umi, maaf Ais masih ingin belajar. Belum ingin memikirkan hal itu”

                “Yo dipikirkan to Nduk. Sekolah jalan tapi masalah itu juga jangan dilipakan. Umi ndak ingin kamu nikah tua seperti dokter Ida.”

                Aku sadar selama ini banyak sekali yang mencari-cari tau siapa kekasih hati ku, namun aku selalu katakan bahwa aku masih ingin sendiri dan terus belajar. Yah.. terlebih usia ku yang beberapa bulan lagi menginjak 23 tahun, terlebih aku sering cuek dan tidak menanggapi apa-apa pada laki-laki yang selama ini disebutkan kedua orang tua ku atau beberapa laki-laki yang masih terus mendekati ku.

                “Hayo 1,5 tahun lagi kita udah jadi dokter muda, kira-kira siapa ya yang bakal nikah duluan??” celoteh Ana disela makan bakso di warung Pak Mad

                “Ais.. Ais..” sebut Finda

                Dan celoteh itu membuat 3 teman ku yang lain tertawa,”Hahaha... ayo nih kapan traktiran Ais? Kok diem-dieman aja? Tuh Dika deketi masak gak direspon!”

                “Wallahu’alam teman-teman” sambil tersenyum karena aku teringat seseorang

                Celoteh itu seperti nasi dan bubur, ya maklum juga karena dari satu angkatan di kedokteran ini aku salah satu dari 5 anak yang belum punya gandengan. Namun, aku masih enjoy saja menikmati semua kondisi ini tanpa ada rasa minder sedikitpun karena aku tak pernah merasa sendiri, ada Allah yang selalu disamping ku”

                Sore semakin larut dalam kehiningan malam, suara adzan pun berkumandang di berbagai sudut desa. Malam sejujurnya telah ada yang memikat hati ku namun aku hanya diam saja. Dia adalah Mas Yusuf, laki-laki yang ku kenal 3 tahun yang lalu dari facebook. Dia laki-laki cerdas, berintelektual, dan dia aktifis dakwah. Memang terbilang ini cinta yang aneh namun inilah yang tengah terjadi, karena boleh dikata jujur aku tak menemukan laki-laki seperti dia di dunia nyata. Hmm.. mungkin karena aku hidup dilingkungan umum, sedangkan yang aku dambakan adalah seseorang yang sejak kecil hidup di lingkungan pondok pesantren agar kelak bisa mengajari aku ngaji tiap malam, dan aku menemukannya di facebook.

                Meski kami dekat, dan telah lama ku menyimpan rasa padanya namun aku bersikap sewajarnya. Tak pernah kami berbicara masalah perasaan, bahkan aku sering kali tak mengindahkan perasaan ini karena niat utama ku bersahabat dengan dia adalah belajar padanya. Aku suka, dia selalu menasehati ku. Meski kadang agak berat setelah dia menulis atau membacakan dalil dari Al Quran atau Hadits tentang beberapa larangan yang ternyata aku lakukan. Namun tak apa meski berat bagi ku itu jalan yang Allah tunjukkan agar aku mudah bertemu denganNya di akhirat kelak.

                Kini semua kisah ini masih tersimpan rapi, di notes tahajut ku. Bukan ku tak ingin cinta namun aku tak ingin hati ku dikuasai nafsu dunia yang membawa ku melupakanNya. Aku kapok, aku benar-benar kapok dengan beberapa masa lalu ku yang cenderung melalaikanNya. Aku sadar suatu saat nanti kedua orang tua yang telah mendidik dan menjaga ku pasti bernajak tua dengan ingatan yang berkurang, aku sadar pula bahwa ustadz yang mengajari aku ngaji dari kecil juga demikian maka ku ingin jodoh ku lah yang menggantikan peran itu. Apa yang aku pilih belum tentu baik di sisi Allah.. maka ku hanya diam, dan berharap Allah memberi ku laki-laki sholihin dan sahabat dunia akhirat.

                Allah aku sangat mencintaiMu...
                Kata-kata ku mungkin sering sulit difahami
                Namun Ya Allah ini isi hati ku
                Ku hanya ingin bertemu denganMu suatu saat nanti
                Dengan senyuman dan sujud syukur
                Aku tidaklah sempurna
                Aku hanya mempunyai sedikit ilmu
                Dengan banyak masa lalu kelam
                Aku masih berusaha terus belajar
                Belajar memperdalam agama
                Namun aku sadar bahwa Engkaulah Dzat yang Maha Kekal
                Yang selalu mengerti perasaan ku
                Selalu menemani ditiap langkah ku
                Semata-mata semua ku lakukan untuk Mu
                Aku tak ingin diperdaya dunia
                Semua ingin ku karena petunjuk mu
                Bukan atas hawa nafsu ku

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Sunday, January 15, 2012

Catatan Kecil

                Sore ini langit serasa tak bersahabat, begitu pucat dan hitam. Mungkin beberapa saat lagi hujan akan turun seperti sore-sore kemarin. Ku sandarkan punggung ku di dipan depan rumah seraya memandang burung-burung yang masih saja bergurau bersama teman-temannya.

                “Aisyah...” panggil umi

                “Iya, Umi” sambil ku tengok umi yang telah berada di belakang ku

                Umi pun duduk menemani ku dan ikut menikmati indahnya sore ini sambil ikut memandang langit.

                “Nduk kamu ingat Rahmat teman masa kecilmu dulu?”

                “Iya Umi, Ais ingat”

                 “Dia sekarang sekolah di STAN lo!”

               “Iya, Umi”

                “Loh kok iya, iya tok? Dia anaknya pinter, baik, sopan, ayahnya pun sahabat Umi di kantor”

                “Iya Umi, maaf Ais masih ingin belajar. Belum ingin memikirkan hal itu”

                “Yo dipikirkan to Nduk. Sekolah jalan tapi masalah itu juga jangan dilipakan. Umi ndak ingin kamu nikah tua seperti dokter Ida.”

                Aku sadar selama ini banyak sekali yang mencari-cari tau siapa kekasih hati ku, namun aku selalu katakan bahwa aku masih ingin sendiri dan terus belajar. Yah.. terlebih usia ku yang beberapa bulan lagi menginjak 23 tahun, terlebih aku sering cuek dan tidak menanggapi apa-apa pada laki-laki yang selama ini disebutkan kedua orang tua ku atau beberapa laki-laki yang masih terus mendekati ku.

                “Hayo 1,5 tahun lagi kita udah jadi dokter muda, kira-kira siapa ya yang bakal nikah duluan??” celoteh Ana disela makan bakso di warung Pak Mad

                “Ais.. Ais..” sebut Finda

                Dan celoteh itu membuat 3 teman ku yang lain tertawa,”Hahaha... ayo nih kapan traktiran Ais? Kok diem-dieman aja? Tuh Dika deketi masak gak direspon!”

                “Wallahu’alam teman-teman” sambil tersenyum karena aku teringat seseorang

                Celoteh itu seperti nasi dan bubur, ya maklum juga karena dari satu angkatan di kedokteran ini aku salah satu dari 5 anak yang belum punya gandengan. Namun, aku masih enjoy saja menikmati semua kondisi ini tanpa ada rasa minder sedikitpun karena aku tak pernah merasa sendiri, ada Allah yang selalu disamping ku”

                Sore semakin larut dalam kehiningan malam, suara adzan pun berkumandang di berbagai sudut desa. Malam sejujurnya telah ada yang memikat hati ku namun aku hanya diam saja. Dia adalah Mas Yusuf, laki-laki yang ku kenal 3 tahun yang lalu dari facebook. Dia laki-laki cerdas, berintelektual, dan dia aktifis dakwah. Memang terbilang ini cinta yang aneh namun inilah yang tengah terjadi, karena boleh dikata jujur aku tak menemukan laki-laki seperti dia di dunia nyata. Hmm.. mungkin karena aku hidup dilingkungan umum, sedangkan yang aku dambakan adalah seseorang yang sejak kecil hidup di lingkungan pondok pesantren agar kelak bisa mengajari aku ngaji tiap malam, dan aku menemukannya di facebook.

                Meski kami dekat, dan telah lama ku menyimpan rasa padanya namun aku bersikap sewajarnya. Tak pernah kami berbicara masalah perasaan, bahkan aku sering kali tak mengindahkan perasaan ini karena niat utama ku bersahabat dengan dia adalah belajar padanya. Aku suka, dia selalu menasehati ku. Meski kadang agak berat setelah dia menulis atau membacakan dalil dari Al Quran atau Hadits tentang beberapa larangan yang ternyata aku lakukan. Namun tak apa meski berat bagi ku itu jalan yang Allah tunjukkan agar aku mudah bertemu denganNya di akhirat kelak.

                Kini semua kisah ini masih tersimpan rapi, di notes tahajut ku. Bukan ku tak ingin cinta namun aku tak ingin hati ku dikuasai nafsu dunia yang membawa ku melupakanNya. Aku kapok, aku benar-benar kapok dengan beberapa masa lalu ku yang cenderung melalaikanNya. Aku sadar suatu saat nanti kedua orang tua yang telah mendidik dan menjaga ku pasti bernajak tua dengan ingatan yang berkurang, aku sadar pula bahwa ustadz yang mengajari aku ngaji dari kecil juga demikian maka ku ingin jodoh ku lah yang menggantikan peran itu. Apa yang aku pilih belum tentu baik di sisi Allah.. maka ku hanya diam, dan berharap Allah memberi ku laki-laki sholihin dan sahabat dunia akhirat.

                Allah aku sangat mencintaiMu...
                Kata-kata ku mungkin sering sulit difahami
                Namun Ya Allah ini isi hati ku
                Ku hanya ingin bertemu denganMu suatu saat nanti
                Dengan senyuman dan sujud syukur
                Aku tidaklah sempurna
                Aku hanya mempunyai sedikit ilmu
                Dengan banyak masa lalu kelam
                Aku masih berusaha terus belajar
                Belajar memperdalam agama
                Namun aku sadar bahwa Engkaulah Dzat yang Maha Kekal
                Yang selalu mengerti perasaan ku
                Selalu menemani ditiap langkah ku
                Semata-mata semua ku lakukan untuk Mu
                Aku tak ingin diperdaya dunia
                Semua ingin ku karena petunjuk mu
                Bukan atas hawa nafsu ku

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea