Sunday, January 8, 2012

Ibnu Sina dan Kedokteran

Posted by Devy Ratriana Amiati at 5:23 PM



Ibnu Sina merupakan dokter yang begitu melegendaris dalam Islam dan dunia. Sumbangannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tidak dapat dianggap remeh, dan hal tersebut diakui oleh seluruh ilmuan di dunia termasuk orang-orang barat. Beliau lahir pada tahun 370 Hijrah bersamaan dengan 980 Masehi di Afsyahnah dekat Bukhara yang sekarang terkenal dengan Uzbekistan, dan di barat beliau terkenal dengan panggilan Avicenna.

Beliau mempelajari ilmu kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode-metode baru dari perawatan. Hingga memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa "Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit sehingga beliau mulai merawat para pasien, menggunakan obat-obat yang sesuai dan merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran. Pada usia 17 tahun, beliau berhasil menyembuhkan seorang raja di Bukhara, yaitu Nooh Ibnu Mansoor, setelah semua tabib terkenal yang diundang gagal menyembuhkan sang raja tersebut.

 Karena kejeniusannya dalam bidang medis itulah beliau dikenal sebagai maha guru Ilmu Kedokteran pertama (al-Syeikh al-Rais). Beliau juga turut andil dalam ilmu geometri, logika, matematik, sains, fiqh, perobatan, astronomi, apoteker, paleontologist, fisika, penyair, psikolog, ilmuwan, tentara, negarawan, dan guru.

Beliau menulis hampir 450 karya dengan berbagai disiplin ilmu, namun hanya sekitar 240 yang masih bertahan hingga kini. Secara khusus, dari 150 karyanya yang masih ada berkonsentrasi pada falsafah, dan 40 diantaranya berkonsentrasi pada kedokteran. Al Qanun fil Tabib adalah judul buku pertama karya beliau yang telah diterbitkan di Roma pada tahun 1593 yang sebelumnya terlebih dahulu dialih bahasakan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Precepts of Medicine. Dan hebatnya lagi tidak sampai 100 tahun buku tersebut telah di translate ke dalam 15 bahasa. Pada abad ke-17 hingga abad ke-19, buku tersebut dijadikan sebagai bahan rujukan medis di universitas-universitas di Itali dan Perancis.

          Selain Precepts of Medicine  beliau juga mengarang buku berjudul Remedies for The Heart dimana dalam buku tersebut beliau menceritakan dan menguraikan 760 jenis penyakit bersama dengan cara pengobatannya.Kepiawaian dan kecerdasan beliau tersebut dengan ratusan karya yang mengandung risalah yang kreatif menjadikan beliau menduduki rangking ke-3 dalam bidang logika setelah mencapai tahap Zenith dalam kedokteran.

Pandangan peobatan beliau sering kali dipengaruhi oleh asas dan teori perubatan Yunani dokter Galen,  metafisika Aristoteles serta berbagai sistem pengobatan kuno dari Persia, Mesopotamian, India khususnya Hippocrates yang berasaskan teori empat unsur, yang dinamakan humours yaitu darah, lendir (phlegm), hempedu kuning (yellow bile), dan hempedu hitam (black bile). Dimana teori tersebut menjelaskan bahwa kesehatan manusia dipengaruhi oleh ke-4 unsur tersebut. Apabila ke-4 unsur tersebut tidak balance maka akan muncul gejala penyakit. Ibnu Sina juga mempercayai bahwa tubuh manusia terdiri dariempat unsur yaitu tanah, air, api, dan angin. Keempat-empat unsur ini memberikan sifat lembab, sejuk, panas.
Selain itu beliau mengembangkan ilmu diagnosis melalui denyutan jantung (pulse diagnosis) untuk mengenal pasti dalam masa beberapa detik sahaja ketidak seimbangan humor yang berkenaan. Diagnosis melalui denyutan jantung ini masih dipratikkan oleh para dokter muslim di Pakistan, Afghanistan dan Parsi. Dari ukuran-ukuran denyutan jantung, seseorang dokter mungkin mengetahui dengan tepat penyakit yang dihinggapi di dalam tubuh. Ibnu Sina adalah doktor perubatan yang pertama mencatatkan bahawa penyakit paru-paru (plumonary tuberculosis), dan dia menceritakan dengan tepat tanda-tanda penyakit kencing manis dan masalah yang timbul darinya.
Dalam ilmu kedokteran beliau selalu mengkombinasikan antara pengalaamn pribadi dalam pengobatan islam dan menemukan logika Avicennia. Namun sayang, dibalik kecemerlangan karyanya ternyata beliau mengidap penyakit maag kronis yang pada akhirnya meninggal 1037 M di Hamedan (kini wilayah Iran) ketika sedang mengajar di sebuah sekolah. 

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Sunday, January 8, 2012

Ibnu Sina dan Kedokteran




Ibnu Sina merupakan dokter yang begitu melegendaris dalam Islam dan dunia. Sumbangannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tidak dapat dianggap remeh, dan hal tersebut diakui oleh seluruh ilmuan di dunia termasuk orang-orang barat. Beliau lahir pada tahun 370 Hijrah bersamaan dengan 980 Masehi di Afsyahnah dekat Bukhara yang sekarang terkenal dengan Uzbekistan, dan di barat beliau terkenal dengan panggilan Avicenna.

Beliau mempelajari ilmu kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode-metode baru dari perawatan. Hingga memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa "Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit sehingga beliau mulai merawat para pasien, menggunakan obat-obat yang sesuai dan merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran. Pada usia 17 tahun, beliau berhasil menyembuhkan seorang raja di Bukhara, yaitu Nooh Ibnu Mansoor, setelah semua tabib terkenal yang diundang gagal menyembuhkan sang raja tersebut.

 Karena kejeniusannya dalam bidang medis itulah beliau dikenal sebagai maha guru Ilmu Kedokteran pertama (al-Syeikh al-Rais). Beliau juga turut andil dalam ilmu geometri, logika, matematik, sains, fiqh, perobatan, astronomi, apoteker, paleontologist, fisika, penyair, psikolog, ilmuwan, tentara, negarawan, dan guru.

Beliau menulis hampir 450 karya dengan berbagai disiplin ilmu, namun hanya sekitar 240 yang masih bertahan hingga kini. Secara khusus, dari 150 karyanya yang masih ada berkonsentrasi pada falsafah, dan 40 diantaranya berkonsentrasi pada kedokteran. Al Qanun fil Tabib adalah judul buku pertama karya beliau yang telah diterbitkan di Roma pada tahun 1593 yang sebelumnya terlebih dahulu dialih bahasakan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Precepts of Medicine. Dan hebatnya lagi tidak sampai 100 tahun buku tersebut telah di translate ke dalam 15 bahasa. Pada abad ke-17 hingga abad ke-19, buku tersebut dijadikan sebagai bahan rujukan medis di universitas-universitas di Itali dan Perancis.

          Selain Precepts of Medicine  beliau juga mengarang buku berjudul Remedies for The Heart dimana dalam buku tersebut beliau menceritakan dan menguraikan 760 jenis penyakit bersama dengan cara pengobatannya.Kepiawaian dan kecerdasan beliau tersebut dengan ratusan karya yang mengandung risalah yang kreatif menjadikan beliau menduduki rangking ke-3 dalam bidang logika setelah mencapai tahap Zenith dalam kedokteran.

Pandangan peobatan beliau sering kali dipengaruhi oleh asas dan teori perubatan Yunani dokter Galen,  metafisika Aristoteles serta berbagai sistem pengobatan kuno dari Persia, Mesopotamian, India khususnya Hippocrates yang berasaskan teori empat unsur, yang dinamakan humours yaitu darah, lendir (phlegm), hempedu kuning (yellow bile), dan hempedu hitam (black bile). Dimana teori tersebut menjelaskan bahwa kesehatan manusia dipengaruhi oleh ke-4 unsur tersebut. Apabila ke-4 unsur tersebut tidak balance maka akan muncul gejala penyakit. Ibnu Sina juga mempercayai bahwa tubuh manusia terdiri dariempat unsur yaitu tanah, air, api, dan angin. Keempat-empat unsur ini memberikan sifat lembab, sejuk, panas.
Selain itu beliau mengembangkan ilmu diagnosis melalui denyutan jantung (pulse diagnosis) untuk mengenal pasti dalam masa beberapa detik sahaja ketidak seimbangan humor yang berkenaan. Diagnosis melalui denyutan jantung ini masih dipratikkan oleh para dokter muslim di Pakistan, Afghanistan dan Parsi. Dari ukuran-ukuran denyutan jantung, seseorang dokter mungkin mengetahui dengan tepat penyakit yang dihinggapi di dalam tubuh. Ibnu Sina adalah doktor perubatan yang pertama mencatatkan bahawa penyakit paru-paru (plumonary tuberculosis), dan dia menceritakan dengan tepat tanda-tanda penyakit kencing manis dan masalah yang timbul darinya.
Dalam ilmu kedokteran beliau selalu mengkombinasikan antara pengalaamn pribadi dalam pengobatan islam dan menemukan logika Avicennia. Namun sayang, dibalik kecemerlangan karyanya ternyata beliau mengidap penyakit maag kronis yang pada akhirnya meninggal 1037 M di Hamedan (kini wilayah Iran) ketika sedang mengajar di sebuah sekolah. 

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea