Sunday, January 1, 2012

Kembali Semangat

Posted by Devy Ratriana Amiati at 5:13 PM




Pagi yang indah..
Hmm... pastinya, terlebih saat matahari masuk gorden, menembus kaca jendela dan saat membuka jendela kamar yang muncul dalam fikiran adalah kekaguman akan indahnya pagi yang asri tanpa polusi jauh jika dibanding dengan lingkungan kos meski sama-sama dekat sawah. Saat menatap langit dan melihat burung-burung yang sedang terbang, sesekali pula melihat laron yang terbang setelah kemarin seharian penuh diguyur hujan deras, juga melihat ayam milik bapak dari atas yang begitu senang berlarian,hehe. Bila menengok ke arah selatan, terlihat gunung tanggul, gunung kowor, dan gunung-gunung lain yang berbaris, berjajar menjadi benteng air samudra hindia agar aku, keluarga ku, dan orang-orang yang aku sayangi tetap terjaga dan terus mencari perbekalan yang cukup sebelum semua cerita bumi ini berakhir. Sube’hanallah. Semakin meyakinkan ku bahwa Allah Maha Lembut..

“Devy... tidur lagi?” suara Ibuk dari bawah

“Gak Buk, lagi belajar”

“Oh ya sudah, kalau udah selesai cepet turun dan nyapu!”

“Iya Buk..!” jawab ku

Terlihat teriak-teriak karena ibuk, bapak, dan adik-adik ku tinggal di bawah sedangkan ruangan atas hanya ada 1 kamar yang dibuat 13 tahun yang lalu khusus untuk ku yang memang senang sekali dengan alam.

Mbak, Filenya udah aku kirim
Tolong emailnya di check, kalau belum nanti sms ya

Sms dari Alfin sahabat ku. Dan ku pun membuka laptop, memasang modem, dan membuka email.

“Ting..” suara Yahoo messenger yang memberi isyarat ada beberapa pesan masuk
Ku buka inbox, dan ku lihat ternyata ada 13 pesan. Campur-campur ada notification facebook, respons aplication, pesan dari teman-teman, dll banyak banget. Cepat-cepat deh ku download, dan setelah selesai mengambil tugas, semua aku exit, laptop aku shut down. Dan turun untuk menyapu dari ruang tamu sampai dapur, dan tiba-tiba ada sms masuk lagi. Ku ambil hp yang sengaja aku taruh dalam almari buku, karena agak malas ngrespon beberapa pesan yang sering masuk dari orang yang mayoritas laki-laki yang tidak aku kenal.

Mbak, aku ingin curhat

“Rahma.. hmm.. ada apa lagi dengan dia?” tanya ku dalam hati

Iya, ada apa Ma? (aku)

Mbak, aku telephone aja ya. Kelamaan kalau sms (rahma)

Yups, okey deh ^_^ (aku)

Telephone pun berbunyi, kebetulan lagunya “Joget Berhibur by Siti Nurhalizah” lalu aku angkat.

“Hallo, Assalamu’alaikum..” sapa Rahma

“Wa’alaikumsalam warrohmatullahi wabarrokatuh”

“Mbak, nanti ya aku curhatnya ini di suruh mama beli sesuatu”

“Okey deh, hehe.. ntar sms ya!” jawab ku

“Iya, insha Allah.. Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumsalam warrohmatullahi wabarrokatuh”

           Kadang ku memandang kehidupan ini begitu unique, ada hal-hal yang sepertinya sengaja diberitahukan pada ku sebelumnya sehingga rasanya tidak asing dengan sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi seperti halnya kisah pagi ini. Ntahlah aku sendiri juga tidak tahu, yang jelas yang masih aku syukuri sampai detik ini adalah kebahagiaan yang selalu menyelimuti hati ku.

Teringat saat kemarin, seharian penuh hujan deras namun tak menyurutkan semangat muda-mudi bahkan orang tua yang merayaakan Tahun Baru di pantai yang situasinya melebihi ramainya Hari Raya Idhul Fitri karena jalan amat macet, motor tak putusnya seperti tali mau nyebrang jalan aja sulitnya minta ampun. Aku yang seharian hanya tidur karena lelah yang menumpuk effect dari 2 malam begadang di acara Taruna Melati IPM dan subuh izin pulang duluan karena mau memantapkan materi buat ujian.

“Mas, izin pulang!”

“Kenapa pulang, hari ini masih ada penjelajahan!” kata Mas ketua PD IPM Tulungagung, Mas Candra

“Mau ujian, semua kwitansi udah aku kasihne mbak Fita!”

“Oh.. ya udah..”

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumsalam warrohmatullahi wabarrokatuh” jawab mas candra

5 jam sejak jam 7.30 pagi aku tidur, bangun-bangun sudah jam 12.30 dan suara motor di jalan semakin ramai padahal hujan begitu deras.

“Devy... Udah sholat?” tanya ibuk dari luar pintu kamar

“Astagfirullah.. aku baru ingat bahwa sejak pagi aku tidur, rasanya udah sore. Belum Buk”

“Sholat.. keburu waktunya habis”

“Iya..” jawab ku

Setelah itu tak terasa jam 14.30

“Mbak Ngaji?” tanya Amalia adik ku yang sekarang kelas 3 di SD

“Iya, udah adzan to?” tanya ku

“Belum”

“Cepet mandi sana! Mau nebeng lagi kan? Cepet mandi!”

“Masih hujan”

“Apa hubungannya sama hujan hayo? Cepet mandi! Aku apa kamu dulu?” tanya ku

“Ya udah aku dulu” jawab adik ku

Akhirnya aku sendiri yang akhirnya berangkat, karena hujan masih sangat deras dan ternyata Madrasah Diniyah di Masjid libur. Ku gayuh sepedah mini jadul ku, yang dihadiahkan ortu saat aku kelas 4SD yang masih di rawat oleh bapak ku. Ku gayuh dengan pelan, sambil memegang payung menuju masjid.

“Alhamdulillah.. Belum Iqomat”
Cepatlah aku parkir dan sholat Ashar berjamaah.

Setelah ku nikmati Dzikir panjang, ternyata di shof laki-laki guru ngaji ku telah menunggu. Beliau adalah Ustadz. Samangun, S.ag guru ngaji SD ku, yang sempat break 5 tahun dan aku minta ngajar ngaji lagi semenjak aku naik kelas XII SMA. Beberapa bulan lalu beberapa teman ku di Remaja Masjid juga mengaji tapi sekarang tinggal aku yang mengaji pada beliau karena mereka repot kuliah dan sebagian lagi jadi Ustadah di Madrasah Diniyah. Ustadz. Samangun, S.ag telah pensiunan guru agama di SD dekat rumah ku. Beliau adalah rujukan permasalahan-permasalahan agama teman-teman seprofesinya saat masih jadi guru agama, juga orang-orang di desa ku salah satunya aku karena pembawaan beliau yang tenang, sederhana, lembut, hati-hati, dan tlaten serta keilmuan beliau yang selalu merujuk pada Al Quran dan Assunah dan sedikitpun tidak mencampur adukkan Aqidah dengan adat kejawen yang mendarah daging dilingkungan masyarakat. Beliau menginspirasi ku bahwa point penting dari kehidupan ini adalah Sabar, Iman, dan Takwa.

            Yang selalu beliau kataakan adalah

“Yang harus selalu kita ingat bahwa dunia ini adalah perjalanan, kita diberi kesempatan di sini agar mencari perbekalan untuk kehidupan yang lebih kekal. Bukan malah terseret pada kesenangan yang pada dasarnya singkat dan sementara ini” ulas beliau

Beberapa minggu lalu saat mendengar rintihan ku yang tak sehebat banyak wanita di luar sana, yang belajar di Pondok sejak kecil, kulah di Al Azhar, atau wanita-wanita yang sudah sejak bayi dibesarkan dalam lingkup agama yang kental misal anak Kyai. Mungkin ini rintihan yang muncul imbas dari facebook. Karena teman ku di facebook kebanyakan anak Pondok, dan juga anak yang kuliah menekuni agama.

“Hidup itu harus selalu disyukuri apa pun itu, Allah memberi Mbak Devy jalan hidup seperti ini bukan tanpa alasan. Kalau ilmu agamnya dikit kan jadinya terus ngaji. Dapat sedikit segera praktikkan, dapat sedikit dipraktikkan, supaya ndak lupa. Allah itu Maha Mengerti”

Dari situlah membuat ku semangat kembali hingga pagi ini, Semoga Allah Tetap Mengingatkan ku yang masih mencari-cari ilmu ini lewat orang-orang yang Dia beri amanah. amien..

0 comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

Sunday, January 1, 2012

Kembali Semangat





Pagi yang indah..
Hmm... pastinya, terlebih saat matahari masuk gorden, menembus kaca jendela dan saat membuka jendela kamar yang muncul dalam fikiran adalah kekaguman akan indahnya pagi yang asri tanpa polusi jauh jika dibanding dengan lingkungan kos meski sama-sama dekat sawah. Saat menatap langit dan melihat burung-burung yang sedang terbang, sesekali pula melihat laron yang terbang setelah kemarin seharian penuh diguyur hujan deras, juga melihat ayam milik bapak dari atas yang begitu senang berlarian,hehe. Bila menengok ke arah selatan, terlihat gunung tanggul, gunung kowor, dan gunung-gunung lain yang berbaris, berjajar menjadi benteng air samudra hindia agar aku, keluarga ku, dan orang-orang yang aku sayangi tetap terjaga dan terus mencari perbekalan yang cukup sebelum semua cerita bumi ini berakhir. Sube’hanallah. Semakin meyakinkan ku bahwa Allah Maha Lembut..

“Devy... tidur lagi?” suara Ibuk dari bawah

“Gak Buk, lagi belajar”

“Oh ya sudah, kalau udah selesai cepet turun dan nyapu!”

“Iya Buk..!” jawab ku

Terlihat teriak-teriak karena ibuk, bapak, dan adik-adik ku tinggal di bawah sedangkan ruangan atas hanya ada 1 kamar yang dibuat 13 tahun yang lalu khusus untuk ku yang memang senang sekali dengan alam.

Mbak, Filenya udah aku kirim
Tolong emailnya di check, kalau belum nanti sms ya

Sms dari Alfin sahabat ku. Dan ku pun membuka laptop, memasang modem, dan membuka email.

“Ting..” suara Yahoo messenger yang memberi isyarat ada beberapa pesan masuk
Ku buka inbox, dan ku lihat ternyata ada 13 pesan. Campur-campur ada notification facebook, respons aplication, pesan dari teman-teman, dll banyak banget. Cepat-cepat deh ku download, dan setelah selesai mengambil tugas, semua aku exit, laptop aku shut down. Dan turun untuk menyapu dari ruang tamu sampai dapur, dan tiba-tiba ada sms masuk lagi. Ku ambil hp yang sengaja aku taruh dalam almari buku, karena agak malas ngrespon beberapa pesan yang sering masuk dari orang yang mayoritas laki-laki yang tidak aku kenal.

Mbak, aku ingin curhat

“Rahma.. hmm.. ada apa lagi dengan dia?” tanya ku dalam hati

Iya, ada apa Ma? (aku)

Mbak, aku telephone aja ya. Kelamaan kalau sms (rahma)

Yups, okey deh ^_^ (aku)

Telephone pun berbunyi, kebetulan lagunya “Joget Berhibur by Siti Nurhalizah” lalu aku angkat.

“Hallo, Assalamu’alaikum..” sapa Rahma

“Wa’alaikumsalam warrohmatullahi wabarrokatuh”

“Mbak, nanti ya aku curhatnya ini di suruh mama beli sesuatu”

“Okey deh, hehe.. ntar sms ya!” jawab ku

“Iya, insha Allah.. Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumsalam warrohmatullahi wabarrokatuh”

           Kadang ku memandang kehidupan ini begitu unique, ada hal-hal yang sepertinya sengaja diberitahukan pada ku sebelumnya sehingga rasanya tidak asing dengan sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi seperti halnya kisah pagi ini. Ntahlah aku sendiri juga tidak tahu, yang jelas yang masih aku syukuri sampai detik ini adalah kebahagiaan yang selalu menyelimuti hati ku.

Teringat saat kemarin, seharian penuh hujan deras namun tak menyurutkan semangat muda-mudi bahkan orang tua yang merayaakan Tahun Baru di pantai yang situasinya melebihi ramainya Hari Raya Idhul Fitri karena jalan amat macet, motor tak putusnya seperti tali mau nyebrang jalan aja sulitnya minta ampun. Aku yang seharian hanya tidur karena lelah yang menumpuk effect dari 2 malam begadang di acara Taruna Melati IPM dan subuh izin pulang duluan karena mau memantapkan materi buat ujian.

“Mas, izin pulang!”

“Kenapa pulang, hari ini masih ada penjelajahan!” kata Mas ketua PD IPM Tulungagung, Mas Candra

“Mau ujian, semua kwitansi udah aku kasihne mbak Fita!”

“Oh.. ya udah..”

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumsalam warrohmatullahi wabarrokatuh” jawab mas candra

5 jam sejak jam 7.30 pagi aku tidur, bangun-bangun sudah jam 12.30 dan suara motor di jalan semakin ramai padahal hujan begitu deras.

“Devy... Udah sholat?” tanya ibuk dari luar pintu kamar

“Astagfirullah.. aku baru ingat bahwa sejak pagi aku tidur, rasanya udah sore. Belum Buk”

“Sholat.. keburu waktunya habis”

“Iya..” jawab ku

Setelah itu tak terasa jam 14.30

“Mbak Ngaji?” tanya Amalia adik ku yang sekarang kelas 3 di SD

“Iya, udah adzan to?” tanya ku

“Belum”

“Cepet mandi sana! Mau nebeng lagi kan? Cepet mandi!”

“Masih hujan”

“Apa hubungannya sama hujan hayo? Cepet mandi! Aku apa kamu dulu?” tanya ku

“Ya udah aku dulu” jawab adik ku

Akhirnya aku sendiri yang akhirnya berangkat, karena hujan masih sangat deras dan ternyata Madrasah Diniyah di Masjid libur. Ku gayuh sepedah mini jadul ku, yang dihadiahkan ortu saat aku kelas 4SD yang masih di rawat oleh bapak ku. Ku gayuh dengan pelan, sambil memegang payung menuju masjid.

“Alhamdulillah.. Belum Iqomat”
Cepatlah aku parkir dan sholat Ashar berjamaah.

Setelah ku nikmati Dzikir panjang, ternyata di shof laki-laki guru ngaji ku telah menunggu. Beliau adalah Ustadz. Samangun, S.ag guru ngaji SD ku, yang sempat break 5 tahun dan aku minta ngajar ngaji lagi semenjak aku naik kelas XII SMA. Beberapa bulan lalu beberapa teman ku di Remaja Masjid juga mengaji tapi sekarang tinggal aku yang mengaji pada beliau karena mereka repot kuliah dan sebagian lagi jadi Ustadah di Madrasah Diniyah. Ustadz. Samangun, S.ag telah pensiunan guru agama di SD dekat rumah ku. Beliau adalah rujukan permasalahan-permasalahan agama teman-teman seprofesinya saat masih jadi guru agama, juga orang-orang di desa ku salah satunya aku karena pembawaan beliau yang tenang, sederhana, lembut, hati-hati, dan tlaten serta keilmuan beliau yang selalu merujuk pada Al Quran dan Assunah dan sedikitpun tidak mencampur adukkan Aqidah dengan adat kejawen yang mendarah daging dilingkungan masyarakat. Beliau menginspirasi ku bahwa point penting dari kehidupan ini adalah Sabar, Iman, dan Takwa.

            Yang selalu beliau kataakan adalah

“Yang harus selalu kita ingat bahwa dunia ini adalah perjalanan, kita diberi kesempatan di sini agar mencari perbekalan untuk kehidupan yang lebih kekal. Bukan malah terseret pada kesenangan yang pada dasarnya singkat dan sementara ini” ulas beliau

Beberapa minggu lalu saat mendengar rintihan ku yang tak sehebat banyak wanita di luar sana, yang belajar di Pondok sejak kecil, kulah di Al Azhar, atau wanita-wanita yang sudah sejak bayi dibesarkan dalam lingkup agama yang kental misal anak Kyai. Mungkin ini rintihan yang muncul imbas dari facebook. Karena teman ku di facebook kebanyakan anak Pondok, dan juga anak yang kuliah menekuni agama.

“Hidup itu harus selalu disyukuri apa pun itu, Allah memberi Mbak Devy jalan hidup seperti ini bukan tanpa alasan. Kalau ilmu agamnya dikit kan jadinya terus ngaji. Dapat sedikit segera praktikkan, dapat sedikit dipraktikkan, supaya ndak lupa. Allah itu Maha Mengerti”

Dari situlah membuat ku semangat kembali hingga pagi ini, Semoga Allah Tetap Mengingatkan ku yang masih mencari-cari ilmu ini lewat orang-orang yang Dia beri amanah. amien..

No comments:

Post a Comment

Assalamu'alaikum wr.wb

 

Rainbow Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea