Judul:
Akan kah Al
Quran Semakin Tidak Diminati?
Tema:
Kedudukan Musik
yang melejit hampir menggeser kedudukan Al Quran di masyarakat
Latar belakang:
Tulisan ini saya buat didasarkan pada kegeraman serta ketidak
nyamanan saya selama hampir 1 semester menjadi mahasiswa yang hampir 90%
menghabiskan waktu di lingkungan kos dan kampus yang tak pernah luput dari
musik, baik pagi, siang, sore, bahkan malam hari. Keadaan ini membuat saya
berfikir dan mencoba mengamati. Alhasil sayapun menemukan situasi yang sama, yaitu full of
music. Saya menyebut ini budaya penggeseran kedudukan Al Quran secara tidak
langsung oleh beberapa penikmat musik yang notabene anak muda. Mencoba saya
menguraikan dan menuliskan beberapa realita di lingkungan anak muda dan
masyarakat tentang kegemaran mendengarkan musik dan dampak yang ditimbulkan.
Semoga dapat menjadi bahan refleksi bersama.
Uraian:
Musik dapat
diartikan sebagai perpaduan suara yang keluar dari beberapa instrumen alat
musik membentuk sebuah harmoni indah. Musik hadir sejak ribuan tahun lalu, yang
dahulunya manusia prasejarah hanya menggunakan alat-alat sederhana dari alam
hingga tercipta suara yang kemudian dikolaborasikan membentuk irama seperti
batu, bambu, kayu, dll. Orang menyebut music tanpa biduan (penyanyi) kurang
indah oleh karena itu dizaman ini hadirnya musik sering kali diiringi suara
merdu meliuk-liuk dari biduan. Sehingga efek yang dihasilkan dari
pengkolaborasian tersebut memberikan efek yang indah bagi pendengarnya.
Di era
moderenisasi ini pengkulturan serta inovasi-inovasi baru mewarnai dunia
permusikan mulai dari munculnya alat-alat modern seperti gitar, drum, piano,
biola, dll serta jenis musik pun juga mengalami kemajuan cukup pesat, seperti
halnya musik pop, rock, jazz, kroncong, dangdut, underground, dll. Musik-musik
yang dihasilkan dari perpaduan alat-alat tersebut begitu indah, bahkan jarang sekali
orang yang tidak menyukai musik. Karena ternyata musik mempunyai kelebihan
dapat memberikan pengaruh halusinogen serta kenyamanan bagi pendengarnya.
Saya adalah salah
satu penggemar musik, dan terbukti dari tes kecerdasan yang saya ikuti di
bimbingan belajar saya 1 tahun yang lalu menunjukkan bahwa model belajar saya
banyak dipengaruhi oleh alunan musik. Sering ketika tidak mood saya
mendengarkan lagu-lagu penggugah semangat seperti lagu-lagu nasyid, atau
lagu-lagu perjuangan. Nah, itu kebiasaan saya beda halnya dengan kebiasaan beberapa
orang di luar sana. Beberapa akan saya uraikan kebiasaan.
1.
Pembakar Rasa
Cinta
Saya sering
melihat teman saya patah hati karena cinta. Ada salah satu contoh kekuatan
musik memberikan halusinogen pada
pendengarnya. Teman saya sedang patah hati, mencoba saya amati dari hari kehari
tetap saja terlihat tidak bersemangat dan terus-terusan memasang handset di
telinganya. Mencoba saya dekati.
“Kamu, sedih??”
“Iya Vy, sakit
rasanya!” jawabnya
Lalu saya amati,
kembali handsetnya dipasang dan bibirnya berkomat-kamit sepertinya mengikuti
nyanyian dengan mata yang terus berkaca-kaca, sesekali air matanya menetes dan
segera dihapus. Saya tanya lagi.
“Kamu dengerin
apa?”
“Ini lagunya Viera, Perih.”
Perih? Mencoba ku tanya,”Perih itu judul lagu?”
”iya” Jawabnya singkat sembari memasang handsetnya kembali
Selain itu musik terutama musik cinta dapat lebih membakar rasa, dan dampaknya lebih memabukkan dari pada khamar karena effect halusinogen yang ditimbulkan jangka panjang.
2. Penjaga di kala
ketakutan
Ini lagi dampak
perkembangan musik yang merajalela di lingkungan saya. Mereka-mereka yang
menyukai film horor menjadikan musik sebagai penjagaan dikala sepi sendiri.
Betapa tidak, sering sekali saya mendengar cerita teman bahkan dilingkungan kos
saya sendiri pun beberapa teman penggemar film horor sering kali ketakutan mau ke
dapur atau ke kamar mandi sendiri. Kebiasaan mereka untuk menghilangkan
ketakutan itu dengan memutar musik dengan keras sambil bernyanyi hingga tak
lagi ada kesunyian.
3.
Santai bersama
musik
Santai adalah
merefresh otak dari kepenatan, yang kadang dalam prosesnya diperlukan musik
untuk mempercepat pendinginan otak. Musik dan santai adalah hal yang kadang
sulit dipisahkan, hal tersebut menjadi rutinitas beberapa orang. Bahkan masih
di dunia kos, tidak jarang anak kos yang telah payah dengan aktifitas kuliah
seharian saat telah sampai kos, yang pertama kali mereka lakukan adalah memutar
musik.
Alunan musik
yang keras pun sering kali beriringan dengan suara adzan, kadang pula malah
saat adzan berkumandang pintu kamar ditutup dan memutar musik dengan keras sambil
bercanda tawa di dalam kamar. Atau yang lebih ekstrim saat mengerjakan tugas
kelompok, kadang adzan malah tidak terdengar karena musik yang memenuhi telinga
setiap orang di kelompok. Yah.. sebelum tidur musik, bangun tidur yang pertama
kali dilakukan yaitu memutar musik.
4.
Menambah selera
makan
Musik memang
telah menjadi-jadi, saya mengamati dari sudut lain dibeberapa tempat kos tak
luput dari apa yang dinamankan musik. Kalau musiknya cinta-cintaan atau yang
lagi up to date seolah menjadi penambah selera makan, namun sebaliknya selera
makan tak sedikitpun tergugah kalau musik yang diputar melo-melo.
5.
Sahabat Tidur
Suatu hari saya
keluar dari kamar untuk gosok gigi, dan wudhu terlihat di beberapa kamar kos,
penghuninya masih belum tidur terdengar dari musik yang masih diputar. Akhirnya
ya sudah saya beranjak tidur. Jam 03.00 saya bangun dan berangkat wudhu, suara
musik masih saja tidak berhenti kelihatannya sudah sejak kemarin. Akhirnya
mencoba saya dekati kamar salah satu teman. Di dalam kamar tak ada suara,
sontak saya ambil kesimpulan bahwa penghuninya telah tidur. Benar ternyata
setelah sekitar jam 06.00 pagi penghuninya baru bangun, dan semalaman ditemani
musiknya.
Astagfirullahal’adzim
dan masih banyak lagi keterlibatan musik dalam kehidupan. Bahkan saat masuk
mall dengan full musik, suara adzan saja tidak terdengar. Ini cerita ironi di
masyarakat. Lalu yang perlu kita pertanyakan,”Kalau hati selalu dihiasi dengan
musik, lalu disisi mana tempat untuk Al Quran??” Sungguh saya merasa malu, juga
kawatir. Terlebih musik dan lagu yang beredar di masyarakat kebanyakan saat ini
mengarah pada tema CINTA MATI, dan FULL GUAR.
Coba lihat
lagunya ayu ting-ting yang judulnya “Hamil 3 bulan”, astagfirullah.. lagu
semacam ini digemari banyak kawula muda, padahal kalau dilihat dari syairnya
saja tidak beretika. Belum lagi lagu cucak rowo, cinta satu malam, kiss me, dan
ntahlah saya tidak hafal, yang pasti lagu-lagu semacam itu adalah lagu
pembobrok iman dan mental. Kalau ditanya yang suka mendengarkan lagu semacam
ini pasti jawab,”Saya Islam kok”.
“Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang
meghalalkan zina, sutera, khamar, dan alat-alat musik” (HR. Bukhari
Muslim)
Astagfirullahal’adzim...
sahabat muslim semua, sadarkah kita bahwa kita telah menodai agama kita
sendiri, terlebih melupakan Al Quran yang pada dasarnya sebagai acuan hidup
utama dan pertama kita dunia. Juga kitapun enggan bahkan sering bantah-bantahan
dan main nego dengan Asunnah. Padahal Al Quran dan Asunnah adalah penunjuk
jalan kita mencapai kehidupan kekal di akhirat.
“Kelak akan
terjadi pada umat ini (tiga hal): (mereka) di tenggelamkan (ke dalam bumi),
dihujani dengan batu, dan dirubah bentuk mereka. Yaitu jika mereka minum arak,
mengundang biduanita-biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh (memainkan) musik” (HR. At
Tirmidzi)
Teman ayolah
teman sadar!!!! Ayo kita berbenah, kita refleksi diri masing-masing. Ucapan itu
do’a, coba kalau pas nyanyi lagunya ayu ting-ting itu terus malaikat lewat dan
mengabulkan apa yang kamu ucapkan, siapa yang akan menerima dampak buruknya????
Ayo sama-sama
remove lagu-lagu semacam itu, kita buka kembali Al Quran kita. Meski bentuknya
lembaran-lembaran-lembaran tapi isinya kunci hidup. Kalau udah berpegang sama
Al Quran hidup kita gak akan nyleweng seperti saat ini. Musik tidak akan
menolong kita di akhirat.
Wallahu'alam...
Wallahu'alam...
Menjadi sebuah PR besar bagi mereka yang mengaku islam. Apakah dengan kedudukan Al Qur'an yang kian hari dirasa tergeser, kalah populer dengan lagu lagu yang beredar, masih memiliki peminat yang ikhlas bersamanya? Ighfirlii Rabbi :'(
ReplyDelete